IBTimes.ID – Ema Marhumah, Dosen Tafsir dan Hadis Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta mengatakan bahwa Islam adalah agama yang ramah terhadap penyandang disabilitas.
“Banyak sekali ayat Alquran maupun hadis yang berbicara tentang para penyandang disabilitas dan bagaimana kita harus memperlakukan mereka,” sebutnya.dalam acara Launching dan Bedah Buku “Menakar Hak Pendidikan Perempuan Penyandang Disabilitas Interseksi Agama, Gender, dan Kebijakan yang diselenggarakan oleh Majelis Pembinaan Kader dan Sumber Daya Insani (MPKSDI) PP Muhammadiyah bekerja sama dengan Universitas Aisyiyah Yogyakarta (UNISA) di Graha Suara Muhammadiyah pada (4/10).
Dulu, imbuh Ema, Nabi pernah dikritik oleh Allah karena perlakuannya yang tidak adil kepada penyandang disabilitas. Ini pelajaran bagi kita agar tidak melakukan diskriminasi terhadap para penyandang disabilitas.
“Tinggal masyarakat kita, tokoh agama, akademisi, aktivis, dan seterusnya bagaimana menganggap penyandang disabilitas ini sebagai orang biasa,” jelasnya.
Ema menyampaikan, selama ini para penyandang disabilitas sering kali mengalami tantangan dan hambatan secara struktural maupun kultural.
“Saya melihat banyak sekali hambatan kultural dari keluarga, saudara, tetangga maupun hambatan struktural yang bisa terjadi dari para pengambil kebijakan terhadap para penyandang disabilitas dalam memperoleh hak-hak mereka,” ungkapnya.
Hambatan-hambatan inilah, imbuh Ema, yang Muhammadiyah dan Aisyiyah beserta ormas-ormas kemasyarakatan lainnya harus terus berupaya mengatasinya.
“Peran organisasi sangat besar untuk memberikan pelayanan kepada penyandang disabilitas. Melakukan gender mainstreaming dan disabilitas. Kita juga harus melakukan jejaring, jika nanti sudah ada sekolah khusus atau sekolah inklusif yang menerima mereka penyandang disabilitas. Sehingga saya kira itu sangat bagus sekali,” tuturnya.
Ema mengatakan, di sinilah perlunya internalisasi dalam diri kita. Kita tidak hanya sekedar paham tentang konsep penyandang disabilitas ini, tetapi kita harus sadar bahwa hal ini harus dipraktikan. Kita harus menerapkan konsep Islam yang ramah akan penyandang disabilitas. Kita juga harus terus memperbarui tafsir keagamaan kita, dikontekstualisasikan dengan perkembangan zaman.
“Segala yang ada pada pikiran, hati, dan rasa, kita satukan menjadi sebuah solusi terhadap segala permasalahan yang dialami oleh penyandang disabilitas, khususnya perempuan penyandang disabilitas yang dibahas luas dalam buku ini,” imbuh Dosen Hadis dan Tafsir UIN Sunan Kalijaga itu.
Reporter: Soleh