Pendidikan

Farras Ulinnuha, Perempuan Inspiratif, 19 Tahun Lulus Kedokteran UGM

2 Mins read

IBTimes.ID – Farras Ulinnuha adalah perempuan inspiratif. Umumnya, gelar sarjana diraih pada awal usia 20an. Namun tidak dengan gadis yang berasal dari Lampung ini. Ia berhasil lulus dari Kedokteran di Universitas Gadjah Mada (UGM) di usianya yang masih sangat belia.

Di UGM, ia berada di Program Studi Kedokteran kelas International Undergraduate Program (IUP) angkatan 2021. Ia lulus di tahun 2025 dan diwisuda pada Kamis (27/11/2025). Dalam wisuda tersebut, ia menjadi wisudawan termuda yang lulus di usia 19 tahun 8 bulan 17 hari. Sementara rata-rata dari hampir 2000 lulusan sarjana UGM adalah 22 tahun 6 bulan 15 hari.

Sebagaimana dilansir Kompas, Farras menyebut bahwa ia telah menempuh pendidikan dengan waktu lebih cepat dari teman-temannya sejak Sekolah Dasar. Saat kelas 5 SD, ia sudah mengikuti ujian nasional untuk masuk SMP, sebuah kesempatan yang diperbolehkan kala itu.

“Saya masuk SD masuk umur 4,5 tahun, berlanjut ke SMP 3 tahun, dan kemudian saat SMA saya hanya menyelesaikan 2 tahun,” ujarnya.

Ketika berusia 16 tahun, ia sudah masuk UGM. Hal itu bukan sesuatu yang mudah baginya. Ia harus melakukan proses penyesuaian dengan lingkungan yang berbeda, budaya belajar yang baru, dan dinamika pertemanan mahasiswa yang berusia lebih tua dari dirinya.

Kendati demikian, ia merasa beruntung karena lingkungan UGM, terutama di Kedokteran cukup terbuka. Hal ini membuatnya cepat beradaptasi. “Di awal kuliah, penyesuaian berjalan tidak selalu mulus, tetapi perlahan saya menemukan ritme yang tepat,” imbuhnya.

Sejak kecil, Farras Ulinnuha sudah tertarik pada dunia medis. Farras kecil sering melihat ibunya yang bekerja di rumah sakit. Ia juga sesekali membantu di klinik milik keluarga. Hal ini membuatnya menjadi akrab dengan dunia kedokteran sejak dini.

Baca Juga  Deep Learning dan Kurikulum Cinta: Upaya Mengubah Paradigma Pendidikan Indonesia

Dengan masa kecil yang demikian, ia tumbuh menjadi perempuan yang bercita-cita menjadi dokter. Ia ingin membantu masyarakat Lampung dengan profesi tersebut.

“Jadi dari dulu saya sudah familiar dengan dunia kedokteran. Saat tahu UGM, saya pikir saya bisa belajar disana dan ingin jadi dokter agar tingkat layanan kesehatan di Indonesia bisa lebih merata,” ujar Farras.

Ia menyebut bahwa organisasi juga penting untuk menunjang perjalanan studinya. Di UGM, ia bergabung dengan Asian Medical Student Association (AMSA) dan Center for Indonesian Medical Students Activities (CIMSA). Dua organisasi tersebut memberikannya tempat untuk belajar hal yang baru di luar kelas.

Ia juga bercerita saat mengikuti preklinik dan belajar anatomi, ia dan temannya mendapat kesempatan masuk ke ruang operasi bersama seorang dokter ortopedi yang mengajar mereka. “Itu momen paling berharga. Saya kagum sekali, baru awal-awal kuliah, terus bisa lihat langsung bagaimana ruang Operasi Kecil bekerja,” kenangnya.

Farras Ulinnuha berharap perjalanan yang ia lalui dapat menjadi penyemangat bagi mahasiswa lain. Ia percaya bahwa keberhasilan tidak selalu datang dari kecepatan, melainkan dari konsistensi dan keyakinan pada proses diri sendiri.

Dalam usia yang masih sangat muda, ia berhasil menutup babak panjang pendidikan sarjananya dengan membawa harapan besar untuk masa depan dan rencana kembali mengabdi di tanah kelahirannya.

(FI)

Related posts
Pendidikan

Tunjangan Khusus Rp2 Juta untuk Tiap Guru Wilayah Terdampak Bencana dari Kemendikdasmen

1 Mins read
IBTimes.ID – Di tengah kepungan banjir dan longsor yang merusak sekolah serta memaksa ribuan warga mengungsi, para guru tetap berdiri di garis…
Pendidikan

Sejarah Baru: Untuk Pertama Kalinya Kongres Nasional Bahasa Indonesia 2025 Digelar di Australia

3 Mins read
IBTimes.ID – Tahun 2025 menjadi penanda penting ketika diplomasi, pendidikan, dan budaya bertemu dalam satu forum untuk merawat masa depan pembelajaran Bahasa…
Pendidikan

Ilmu Komunikasi UMM Gandeng UiTM Malaysia, Angkat Angkat Permainan Tradisional Jawa ke Ranah Global

1 Mins read
IBTimes.ID – Berbagai program internasional tersedia di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Salah satunya agenda bertajuk “Multimedia Cultural Chronicles: Unveiling the Joy of…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *