News

Festival HAM 2023: Merayakan HAM, Inklusivitas, dan Toleransi

3 Mins read

IBTimes.ID Kota Singkawang siap melaksanakan Festival Hak Asasi Manusia (HAM) 2023 pada 17-19 Oktober 2023. Lebih dari 500 peserta dan undangan direncanakan hadir dari berbagai penjuru Indonesia dan luar negeri. Festival HAM akan dihadiri oleh sejumlah pejabat pemerintah pusat hingga daerah lainnya, juga tamu perwakilan dari negara sahabat.

Festival HAM 2023 mengangkat tema “Bersatu Menjaga Martabat Manusia Indonesia yang Adil, Toleran, dan Inklusif”. Pemilihan tema besar ini karena relevan dengan kondisi Indonesia saat ini yang memerlukan peningkatan gema narasi-narasi keberagaman dan dapat merepresentasikan kearifan lokal tuan rumah, serta cita-cita untuk mendorong dan meyakinkan masyarakat yang adil, toleran, dan inklusif, baik di Indonesia maupun di dunia.

Selama 3 hari, gelaran Festival HAM akan menghadirkan 4 diskusi pleno dan 9 diskusi paralel, dialog orang muda, kunjungan ke sejumlah tempat yang memiliki makna penting terkait HAM, deklarasi Festival HAM, kampanye toleransi, sosialisasi anti-bullying, pertunjukan seni, hingga pameran produk dan kuliner lokal.

Hasil diskusi di semua sesi tersebut menjadi rumusan deklarasi yang berisi gambaran situasi kondisi HAM, temuan saat diskusi, dan sejumlah rekomendasi kepada pemerintah serta pemangku kepentingan lainnya. Harapannya, deklarasi rekomendasi yang disampaikan akan ditindaklanjuti secara konkret oleh pemerintah daerah dan pusat.

Menariknya, masyarakat luas juga akan diajak untuk merasakan dan mempelajari langsung makna toleransi dan inklusivitas yang menjadi tema besar festival ini. Hal ini dilakukan melalui kegiatan jalan-jalan ke tempat-tempat yang mencerminkan toleransi dan keberagaman yang kental di Kota Singkawang, yaitu area Masjid Raya dan Pekong Tua. Selain itu, ratusan anak sekolah dan publik lainnya akan mengikuti toleransi kampanye dan sosialisasi anti-bullying sebagai bentuk penanaman nilai HAM sejak dini pada anak bangsa.

Baca Juga  AMNI Mencatut Nama Buya Syafii Maarif

Festival HAM merupakan forum berbagi pengalaman praktik baik dalam penghormatan, perlindungan, pemajuan, penegakan, dan pemenuhan HAM yang diselenggarakan pada suatu daerah sebagai tuan rumah. Kegiatan ini diselenggarakan oleh International NGO Forum on Indonesian Development (INFID), Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM), dan Kantor Staf Presiden (KSP) RI, bersama Pemerintah Kota Singkawang dalam rangka mengekspresikan kebijakan dan praktik HAM di daerahnya.

Terpilihnya Kota Singkawang sebagai tuan rumah Festival HAM merupakan hasil perjuangan segenap pemangku kepentingan dan masyarakat di Kota Singkawang menjadikan Kota Singkawang sebagai kota yang menempati peringkat pertama Indeks Kota Toleran (IKT) hasil survei SETARA Institute pada 2022.

Festival ini juga menjadi kesempatan untuk mengenalkan Kota Singkawang lebih luas kepada masyarakat setanah air dan dunia internasional. Dalam Festival HAM 2023 ini, pemerintah Kota Singkawang menunjukkan nilai-nilai kolektif dan praktik-praktik toleransi yang telah mendarah daging di wilayahnya, serta cerita dan pembelajaran tentang penghormatan HAM kepada para peserta festival.

“Kami  berharap predikat Kota Toleran yang sudah dicapai oleh Kota Singkawang ini terus dapat dipertahankan sembari berupaya mewujudkan Singkawang sebagai human rights city atau Kota HAM di Indonesia,” ujar Sumastro, Pj. Wali Kota Singkawang, dalam konferensi pers Festival HAM 2023 pada (16/10/23).

Dalam kesempatan ini, Kota Singkawang juga akan berbagi pengalaman dan informasi kepada daerah lain mengenai cara merawat dan mengimplementasikan kehidupan yang bertoleransi.

“Penghargaan Kota Paling Toleran dimaksudkan untuk mempromosikan praktik toleransi terbaik kota-kota di Indonesia. Indeks Kota Toleran (IKT) ditujukan untuk memberikan informasi tentang status kinerja pemerintah kota dalam mengelola kerukunan, toleransi, wawasan kebangsaan, dan inklusi sosial,” imbuh Sumastro.

Festival HAM adalah pembuktian bagi Kota Singkawang dengan tingkat heterogenitas penduduk yang tinggi mampu menunjukkan tanggung jawab untuk memenuhi dan melindungi hak-hak asasi setiap warga negara dan mencegah terjadinya pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) di masyarakat. Untuk itu, Pemerintah Kota Singkawang dapat dikatakan terlibat aktif dalam menerapkan prinsip-prinsip HAM ke dalam setiap kebijakan daerah yang dibuat.

Baca Juga  Menag Yaqut: Pertahankan Keragaman Multikultural Indonesia

“Komnas HAM berharap agar Festival HAM menjadi forum untuk terus mendorong pemajuan, perlindungan, dan pemenuhan HAM melalui peran pemerintah daerah. Sehingga, HAM menjadi nilai dan prinsip yang digunakan dalam kebijakan dan pelayanan bagi masyarakat, baik oleh pemerintah pusat maupun daerah,” ujar Atnike Nova Sigiro, Ketua Komnas HAM. 

Festival HAM juga lahir sebagai bentuk pengawalan masyarakat sipil bagi pemerintah daerah dalam memastikan perwujudan kehidupan masyarakat di wilayahnya agar sesuai dengan prinsip kabupaten/kota HAM.

“Setiap tahun sejak 2014, INFID bersama Komnas HAM melakukan pelatihan kabupaten/kota HAM di berbagai wilayah di Indonesia. Setiap tahunnya, Festival HAM ini merupakan puncak perayaan penghormatan HAM bagi masyarakat luas setelah pemerintah daerahnya mendapatkan pelatihan. Sehingga, bisa dikatakan Festival ini bentuk pengawalan dari masyarakat sipil atas komitmen pemerintah daerah dalam melaksanakan prinsip-prinsip kabupaten/kota HAM. Sekaligus kami ingin publik juga bisa semakin memahami hak-haknya sebagai warga negara melalui festival ini,” terang Iwan Misthohizzaman, Direktur Eksekutif INFID.

Keikutsertaan Kantor Staf Presiden dalam kepanitian baru dimulai tahun 2017. Pada saat itu KSP melihat bahwa Festival HAM merupakan inisiatif yang baik untuk terus mendorong adanya kabupaten/kota yang ramah HAM.

“Partisipasi aktif dalam membersamai pembangunan sekaligus memberikan masukan dalam regulasi dan implementasi nilai HAM; dan Keberagaman Singkawang mencerminkan toleransi dalam kehidupan kesehariannya,” ujar Jaleswari Pramodhawardani, Deputi V Kepala Staf Kepresidenan.

Pada 13 Juli 2023, INFID, Komnas HAM, KSP, dan Pemerintah Kota Singkawang telah menandatangani Nota Kesepahaman tentang Penyelenggaraan Festival HAM 2023 di Kota Singkawang. Maksud Nota Kesepahaman ini adalah untuk menyebarluaskan nilai-nilai HAM ke seluruh masyarakat Indonesia. Harapannya, salah satu capaian Festival HAM adalah konsep dan praktik Kabupaten/Kota HAM yang tersebar luas ke seluruh Pemda dan masyarakat.

Baca Juga  Pengalaman Saya Mempraktikkan Moderasi Beragama

Festival HAM merupakan kolaborasi multipihak sebagai inisiatif kebangsaan. HAM merupakan tanggungjawab bersama pemerintah pusat dan daerah, lembaga nasional HAM,  dan kelompok masyarakat sipil yang gema dan praktiknya perlu diperluas ke daerah lainnya di Indonesia.

Agenda ini dapat terlaksana tidak hanya berkat kolaborasi dan kerja sama antara Komnas HAM, INFID, Kantor Staf Presiden, dan Pemerintah Kota Singkawang, tentunya juga dengan dukungan baik dari Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat, Kepolisian Daerah Kalimantan Barat dan instansi lainnya. Disamping itu pelaksanaan kegiatan festival HAM  ini didukung oleh KEMITRAAN melalui program Estungkara, Indonesia AiDS Coalition (IAC) dalam program Penanggulangan HIV berbasis HAM dan Komisi Nasional Disabilitas (KND).

(Soleh)

Avatar
1446 posts

About author
IBTimes.ID - Rujukan Muslim Modern. Media Islam yang membawa risalah pencerahan untuk masyarakat modern.
Articles
Related posts
News

Haul ke-15 Gus Dur: Refleksi Pemikiran dan Keteladan untuk Bangsa

2 Mins read
IBTimes.ID – Jaringan GUSDURian menggelar peringatan Haul ke-15 KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur di Laboratorium Agama Masjid Universitas Islam Negeri (UIN)…
News

Inilah 9 Rekomendasi Simposium Beda Setara 2024

2 Mins read
IBTimes.ID – Simposium Best atau Beda Setara telah selesai digelar. Acara ini berlangsung selama dua hari, yakni Kamis-Jumat (15-16/11/2024) di Convention Hall…
News

Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan di Indonesia Masih Jauh dari Semangat Bhinneka Tunggal Ika

1 Mins read
IBTimes.ID – Direktur Jaringan GUSDURian Alissa Qotrunnada Wahid atau Alissa Wahid mengkritisi realitas kebebasan beragama di Indonesia, yang menurutnya masih jauh dari…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This will close in 0 seconds