Perspektif

Flashcards: Metode Pengajaran Al-Qur’an untuk Tunarungu

3 Mins read

Al-Qur’an, tentu saja menjadi pegangan hakiki bagi seluruh umat Islam di manapun mereka berada. Huruf-huruf hijaiyah yang terangkai apik hingga menghasilkan makna dan hakikat sebagai guidance kehidupan umat. Sebagai manusia sempurna, tentu tak ada kesulitan bagi kita dalam mengakses, membaca, serta mempelajari Al-Qur’an.

Namun, pernahkah kita membayangkan bagaimana bila seseorang yang tuli membaca dan memahami Al-Qur’an. Tentu sangat berbeda dan tidak mudah. Kaum tuli memperoleh masukan bahasa tidak melalui indra pendengarannya namun melalui indra visualnya. Apabila mereka tidak menggunakan bantuan alat teknologi sebagai kompensasi pendengarannya misalnya yang popular di Indonesia adalah ABD (alat bantu dengar) atau Implantasi Koklea.

Inspirasi Gagasan dari Al-Qur’an

Sebuah gagasan luar biasa muncul dari kalangan tuli muslim untuk mempelajari Al-Qur’an dengan penggunaan Bahasa isyarat. Mulanya mereka menggunakan Bisindo (Bahasa Isyarat Indonesia) untuk mengisyaratkan huruf hijaiyah, misalnya:

diisyaratkan dengan “B” “A”

Keterangan gambar: Bahasa isyarat hijaiyah yang diambil dari Bahasa isyarat Arab

Namun, seiring dengan berkembangnya keterbukaan informasi bagi teman tuli, bahwa penggunaan Arabic Sign Language atau bahasa isyarat Arab sebagai isyarat mempelajari huruf hijaiyah, membuat mereka lebih mudah dan efisien dalam mempelajari bacaan Al-Qur’an.

Rumah Quran Sahabat Tuli: dari Mereka untuk Mereka

Siapapun berhak mengakses agama dan mengamalkannya. Hal tersebut yang kerap luput dari pemikiran kita sebagai umat beragama. Bahwa kita tidak sama, dan bahwa setiap kesempatan dan akses ibadah selalu terbuka akan keragaman.

Contoh sederhana adalah akses khutbah Jumat bagi teman tuli. Tentu akan banyak sekali pro dan kontra tentang penyediaan juru Bahasa isyarat (JBI) sebagai sarana aksesibilitas bagi jamaah tuli.

Namun faktanya itu sangat mereka butuhkan untuk dapat memahami Islam dan memperkuat akidah keislaman mereka. Melalui JBI, diharapkan jamaah tuli dapat mendapatkan pemahaman dan pengalaman yang sama seperti jamaah lainnya.

Baca Juga  "Mengemis Online" adalah Penyakit Sosial

Begitupun dalam belajar Al-Qur’an, komunitas muslim tuli secara berkelompok menginisiasi akses pembelajaran Al-Qur’an secara mandiri. Di Kediri misalnya, mewakili Gerkatin Jawa Timur, mereka dikomandani oleh Maskurun, penyandang tuli postnatal (tuli yang diakibatkan kecelakaan, sakit, setelah kelahiran) untuk membangun Rumah Quran bagi sahabat tuli.

Tujuan hidupnya sederhana, ingin mengajarkan Al-Qur’an bagi teman tuli. Maskurun menggunakan teras rumahnya sebagai tempat sahabat tuli belajar mengaji menggunakan isyarat.

Tentu ini sangat menginspirasi, perjuangan maskurun menghidupkan Al-Qur’an ditengah-tengah kesunyian yang dirasakan para sahabat tuli. Lalu pertanyaannya menjadi sederhana, Apa yang sudah kita lakukan?

Metode Pengajaran Isyarat Hijaiyah Menggunaan Flashcards

Mungkin kita pernah mendengar metode Glenn Doman Flashcard yang dapat mengajarkan anak usia dini memperoleh bahasanya dan bahkan mempelajari bahasa asing. Konsep ini sama dengan kondisi individu dengan hambatan pendengaran yang tidak memiliki akses teknologi alat bantu dengar. Kartu kata atau Flashcards menjadi pilihan yang efektif bagi sahabat tuli yang memiliki kecenderungan tipe pebelajar visual.

Ketika flashcards digunakan dengan benar, memungkinkan sahabat tuli untuk berinteraksi dengan informasi dengan cara yang membuatnya lebih mudah untuk mengingat. Flashcards dirancang secara strategis untuk meningkatkan dan mendorong ingatan aktif.

Formatnya, bisa beragam, dalam kasus pembelajaran huruf hijaiyah misalnya pada pengenalan awal Bahasa isyarat pada huruf hijaiyah dapat ditunjukkan Flashcards-nya lalu diisyaratkan dengan tetap diucapkan secara verbal.

Kemudian, apabila mereka sudah cukup mampu memahami, aktivitas Flashcards dapat dilakukan dengan  mencocokkan kartu huruf hijaiyah dengan kartu isyarat.

Keterangan gambar: Flascards huruf hijaiyah yang diambil dari bahasa isyarat Arab

Mempraktikkan ingatan aktif menciptakan koneksi saraf yang lebih kuat di otak — menjadikannya metode yang sangat efektif untuk meningkatkan memori. Jika anak Anda kesulitan dengan kartu flash tertentu, Anda dapat mengulangi pertanyaan itu lebih sering daripada kartu lainnya untuk membangun koneksi yang lebih baik.

Baca Juga  Edward Said, Orientalisme, dan Palestina

Proses ini disebut pengulangan berbasis kepercayaan, dan penelitian ilmiah menunjukkan bahwa ini adalah cara yang sangat efektif untuk meningkatkan daya ingat.

Keterangan gambar: Aktivitas mencocokkan kartu huruf hijaiyah dengan kartu isyarat

Pengulangan informasi setelah jangka waktu tertentu dapat membantu menciptakan ingatan permanen, sedangkan menjejalkan dan memaksakan informasi dalam waktu singkat tidak membantunya melekat pada ingatan.

Dengan penggunaan Flashcards, sangat mempermudah komunitas tuli dalam mempelajari, mengingat, dan memahami huruf hijaiyah dengan lebih efektif.

Khoirunnas Anfauhum Linnas” yang berarti sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi sesamanya, hadis Riwayat Imam Ahmad ini merefleksikan pada kisah perjuangan Maskurun dan segenap komunitas muslim tuli yang dengan perjuangannya mampu memberi manfaat dengan menghidupkan pelita Quran dalam kesunyian sahabat penyandang tuli.

Semoga dapat memberikan manfaat.

Khofidotur Rofiah
1 posts

About author
Penulis adalah dosen di Surabaya sekaligus mahasiswa di Polandia dengan minat topik di bidang Pendidikan Inklusi, Keberagaman, Disabilitas
Articles
Related posts
Perspektif

Fenomena Over Branding Institusi Pendidikan, Muhammadiyah Perlu Hati-hati!

4 Mins read
Seiring dengan perkembangan zaman, institusi pendidikan di Indonesia terus bertransformasi. Arus globalisasi tentu memainkan peran penting dalam menentukan kebutuhan pendidikan di era…
Perspektif

Hakim, Undang-Undang, dan Hukum Progresif

3 Mins read
Putusan hakim idealnya mengandung aspek kepastian, keadilan, dan kemanfaatan. Dalam implementasinya tidak mudah untuk mensinergikan ketiga aspek tersebut, terutama antara aspek kepastian…
Perspektif

11 Kategori Pengkritik Jurnal Terindeks Scopus, Kamu yang Mana?

2 Mins read
Dalam amatan penulis, ada beberapa kategori pengkritik jurnal terindeks scopus. Dalam tulisan ini, setidaknya ada 11 kategori yang saya temui. Berikut ulasan…

1 Comment

  • Avatar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *