IBTimes.ID, Sungai Penuh – SD Plus Muhammadiyah dan SMP Plus Muhammadiyah Sungai Penuh, Jambi, menggelar Seminar Pendidikan bertajuk “Sinergi Guru Meningkatkan Solidaritas Menuju Pendidikan Muhammadiyah Unggul” pada Sabtu, 13 September 2025, di SD Plus Muhammadiyah Sungai Penuh. Seminar ini menjadi wujud komitmen sekolah Muhammadiyah untuk terus menjadi garda terdepan dalam gerakan pencerahan umat melalui tajdid (pembaruan).
Hidayat, M.Pd., Kepala Sekolah SD dan SMP Plus Muhammadiyah Sungai Penuh, menegaskan bahwa seminar ini merupakan langkah strategis untuk memperkuat sinergi antar-guru dalam memajukan Amal Usaha Muhammadiyah (AUM).
“Tanpa Muhammadiyah, amal usaha tidak memiliki makna. Sebaliknya, tanpa amal usaha, Muhammadiyah kehilangan amal jariyahnya,” ujar Hidayat.
Ia juga berbagi kisah perjuangannya selama lima tahun memimpin AUM ini. Dari hanya dua siswa, kini SD Plus Muhammadiyah telah memiliki 409 siswa, dan SMP Plus Muhammadiyah yang baru didirikan telah menampung 14 siswa kelas 1.
Seminar ini menghadirkan tiga narasumber yang memberikan pandangan mendalam tentang peran AUM dalam pendidikan dan dakwah.
Pada sesi pertama, Benni Setiawan, anggota Majelis Pendidikan Kader dan Sumber Daya Insani (MPKSDI) PP Muhammadiyah sekaligus dosen Universitas Negeri Yogyakarta, menekankan pentingnya pemahaman agama dalam gerakan Muhammadiyah. Ia menyatakan bahwa AUM pendidikan harus terus berinovasi untuk menjawab tantangan abad kedua dan mewujudkan kualitas pendidikan yang unggul.
“Dengan tajdid kelembagaan, AUM akan menjadi pilihan utama masyarakat dan tetap terdepan,” papar Benni.
Sesi kedua diisi oleh M. Irfan Islami, Wakil Ketua MPKSDI PP Muhammadiyah, yang membahas AUM sebagai media dakwah. Ia menegaskan pentingnya Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah (PHIWM) sebagai landasan pengelolaan AUM.
“Karyawan AUM harus bahagia dengan bersyukur, sejahtera dengan menerapkan PHIWM, dan meraih surga melalui amal saleh,” ungkap Irfan.
Sesi terakhir oleh Buya Yudesman, Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Sungai Penuh, menyoroti pentingnya kreativitas guru dalam memberikan pelayanan dan inovasi program untuk menjaga kepercayaan masyarakat dan mewujudkan pendidikan yang unggul.
“Menjaga reputasi lembaga dengan nafas Muhammadiyah harus menjadi prioritas utama,” tegas Yudisman.
Sebagai wujud solidaritas, seminar ini menghasilkan kesepakatan untuk menggalang gerakan infaq sebesar Rp10.000 per bulan. Dana ini akan digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan guru TK Aisyiyah Bustanul Athfal (ABA) di Kota Sungai Penuh dan Kabupaten Kerinci. Inisiatif ini mencerminkan komitmen kuat antar-AUM untuk saling mendukung dan memperkuat kebersamaan.
Dengan semangat tajdid dan amal, SD dan SMP Plus Muhammadiyah Sungai Penuh terus berupaya menjadi lembaga pendidikan yang unggul, menginspirasi, dan memberikan manfaat nyata bagi masyarakat. Semoga langkah ini menjadi tonggak kemajuan AUM pendidikan di wilayah tersebut.
(Assalimi)

