IBTimes.ID – Hajriyanto Y Thohari, Dubes Luar Biasa Berkuasa Penuh RI untuk Lebanon berasal dari sebuah desa di Karanganyar, Jawa Tengah. Mayoritas warga di desanya adalah orang Muhammadiyah.
Di desa, jamak dijumpai profesi persewaan sound system untuk kegiatan-kegiatan hajatan, termasuk ketika ada orang yang meninggal. Jika sound system itu disewa untuk hajatan pernikahan, maka yang diputar adalah lagu-lagu campursari Jawa. Sementara jika sound system itu disewa untuk acara kematian, maka yang diputar adalah murotal.
Karena terbatasnya kaset yang dimiliki oleh pihak sound system, yang sering diputar hanya surat Ar-Rahman. Sebagaimana diketahui, di surat Ar-Rahman sering diulang kalimat “fabiayyi alaa i rabbikuma tukadzdzibaan”. Artinya kira-kira adalah “maka nikmat Tuhan mana lagi yang kamu dustakan?”
Karena seringnya diulang, masyarakat sekitar sampai hafal dengan surat tersebut. Minimal hafal dengan kalimat fabiayyi itu tadi. Saking lekatnya ayat fabiayyi itu digunakan di upacara kematian, suatu ketika seorang tetangga Hajri berkata,
“Itu siapa yang fabiayyi?”
“Tak tendang fabiayyi kamu!”
Rupanya, kata “fabiayyi” telah menggantikan kata “meninggal” dalam Bahasa Indonesia!
Hal tersebut ia sampaikan dalam komentar lucu terhadap buku Guyon Maton: Lucu Bermutu ala Muhammadiyin karya Abdul Mu’ti. Buku yang diterbitkan oleh IBTimes ini diluncurkan di Gedung Dakwah Muhammadiyah Jakarta, Jumat (9/9/2022). Peluncuran buku dihadiri oleh berbagai tokoh nasional dan dipandu oleh komika Muhammadiyah Yusril Fahriza.