Inspiring

Habib Husein Ja’far Al-Hadar, Dai Pemuda Tersesat

3 Mins read

Ia seorang habib, tapi penampilannya tidak seperti ‘habib’ biasanya. Ia tidak suka menggunakan gamis dan surban. Malah sering pakai kaos dan celana jeans. Ia juga ustadz. Lama nyantri. Magister Tafsir Alquran salah satu perguruan Islam terbaik di Indonesia. Namun, penampilannya tidak seperti ‘ustadz’.

Yang membuatnya tetap terlihat khas sebagai seorang dai adalah peci putih yang ia pakai agak ke belakang. Sehingga rambut depannya tetap terlihat. Seperti Abu Nawas yang digambarkan di film-film itu.

Ia pernah dituduh sebagai Syiah. Indikasinya memang lumayan kuat. Lulusan pesantren YAPI Bangil, Jawa Timur. Pesantren yang identik dengan Syiah. Ia juga sering memuliakan Ali RA. Dulu. Bahkan, menyebut Ali dengan ‘Imam Ali’. Suatu sebutan yang jarang digunakan oleh orang-orang Sunni.

Namun, kalau dia memang Syiah, apa masalahnya?

Kata Buya Syafii, kita harus keluar dari kotak-kotak Sunni-Syiah. Sebuah kotak identitas yang ditinggalkan oleh pendahulu kita murni karena konflik dan kepentingan politik.

Selain memiliki darah nabi, ia juga memiliki darah Madura. Daerah yang konon sangat NU. Bahkan, kalau ada ayam yang lahir di Madura, bisa dipastikan ayam itu akan jadi NU.

Jika ustadz-ustadz lain menggunakan kata-kata yang penuh kebaikan, ia membalik itu. Ia gunakan kata ‘Pemuda Tersesat’ menjadi nama kanal YouTube. Jika ustadz-ustadz lain membahas hal-hal serius dengan serius, ia membahas hal-hal receh dengan receh.

Namun, ia memegang prinsip ajaran agama. Ia tetap gunakan kata ‘maksiat’ untuk maksiat, kata ‘dosa’ untuk dosa, dan seterusnya. Yang haram tetap dikatakan haram. Yang tidak boleh tetap disebut tidak boleh.

Bedanya, ia jauh lebih humanis. Ia mengajarkan bahwa Islam adalah agama humanis. Agama yang memanusiakan manusia. Agama yang menghormati harkat martabat kemanusiaan. Tanpa memandang suku, ras, agama, hingga habib atau bukan habib. Ia sendiri tak pernah memuliakan dirinya sendiri dengan gelar ‘habib’ yang ia sandang.

Baca Juga  Syekh Abdul Latif Syakur, Ulama Produktif dari Minangkabau

Ia juga mengajarkan bahwa Islam adalah agama yang ramah. Bukan marah. Tidak seperti habib lain yang hobinya marah-marah. Habib yang satu ini sangat ramah. Murah senyum. Bahkan humoris. Bergaul dengan banyak pelawak. Bergabung dengan Majelis Lucu Indonesia. Duet dengan duo pelawak kondang: Tretan Muslim dan Coki Pardede. Walaupun Coki Pardede kadang melempar dark joke.

Kanal YouTube Pemuda Tersesat itu melambungkan namanya. Kini, ia dikenal sebagai ‘dai pemuda tersesat’. Apa yang ia lakukan cukup fenomenal. Hal baru di dunia dakwah Islam. Unik dan otentik.

Biografi Habib Husein

Habib Husein Ja’far Al Hadar lahir di Bondowoso, Jawa Timur pada 21 Juni 1988. Al Hadar adalah nama marga.

Ia belajar agama Islam di Pesantren YAPI Bangil, Pasuruan. Setelah lulus, ia melanjutkan pendidikan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Dengan jurusan Filsafat Islam. Tak puas dapat gelar sarjana, ia melanjutkan studi di kampus yang sama dengan jurusan Tafsir Hadis.

Habib Husein mengawali karir sebagai seorang penulis. Tulisannya tersebar di berbagai media nasional. Mulai dari Kompas, Tempo, dan Jawa Pos.

Tak hanya mengisi kolom di koran, ia juga menulis beberapa buku. Antara lain Menyegarkan Islam Kita, Anakku Dibunuh Israel, Islam ‘Mazhab’ Fadlullah, dan Tuhan Ada di Hatimu.

Buku pertama, Anakku Dibunuh Israel, terbit tahun 2008. Tiga tahun kemudian, terbit Islam Mazhab ‘Fadlullah’. Pada tahun 2015, terbit Menyegarkan Islam Kita. Terakhir, Tuhan Ada di Hatimu terbit tahun 2000. Ketika Habib telah dikenal sebagai ‘dai pemuda tersesat’.

Pada tahun 2021, ia membuat kanal YouTube Pemuda Tersesat. Kanal itu memiliki lebih dari 600 ribu subscriber. Menariknya, Habib tidak menerima iklan dari YouTube. Ia tidak mau ceruk pasar yang bernilai ekonomi cukup tinggi itu menimbulkan prasangka bahwa dakwah yang selama ini ia lakukan hanya demi cuan.

Baca Juga  Fatima Mernissi dan Pemikirannya tentang Perempuan

“Jadi dai itu, kalau tidak bisa memberi amplop, minimal tidak menerima amplop. Itu kata bapak saya dulu,” ujarnya memberi alasan.

Sebelumnya, sejak tahun 2018, ia telah membuat kanal YouTube Jeda Nulis. Artinya, ia membuat konten di sela-sela kesibukan menulis. Kanal YouTube itu masih aktif hingga sekarang.

Karena ketenaran dari YouTube, ia kerap diundang ke beberapa stasiun TV. Ia pun naik kelas. Dari artis YouTube ke artis TV. Dari ustadz YouTube ke ustadz TV.

Beberapa acara TV yang menjadikannya narasumber antara lain Hikmah Podcast (RTV, 2021), Kapsul Ramadan (SEA Today, 2021), Amanah Islam (NET, 2021), Sahur Lebih Segerr (Trans7, 2022), Kurma (Kuliah Ramadan) (Kompas TV, 2022), dan Tonight Show Ramadan (NET, 2022).

*Artikel ini diproduksi atas kerjasama antara IBTimes dan INFID dalam program Kampanye Narasi Islam Moderat kepada Generasi Milenial.

Avatar
114 posts

About author
Mahasiswa Dual Degree Universitas Islam Internasional Indonesia - University of Edinburgh
Articles
Related posts
Inspiring

Imam Al-Laits bin Saad, Ulama Besar Mesir Pencetus Mazhab Laitsy

3 Mins read
Di zaman sekarang, umat Islam Sunni mengenal bahwa ada 4 mazhab besar fiqh, yang dinisbahkan kepada 4 imam besar. Tetapi dalam sejarahnya,…
Inspiring

Ibnu Tumart, Sang Pendiri Al-Muwahhidun

4 Mins read
Wilayah Maghreb merupakan salah satu bagian Dar al-Islam (Dunia Islam) sejak era Kekhalifahan Umayyah. Kebanyakan orang mengenal nama-nama seperti Ibnu Rusyd, Ibnu…
Inspiring

Kenal Dekat dengan Abdul Mu'ti: Begawan Pendidikan Indonesia yang Jadi Menteri Dikdasmen Prabowo

3 Mins read
Abdul Mu’ti merupakan tokoh penting dalam dunia pendidikan dan organisasi Islam di Indonesia. Ia dikenal sebagai Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah periode…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This will close in 0 seconds