IBTimes.ID – Milisi Hamas melancarkan serangkaian tindakan keras terhadap orang-orang yang dituduh berkolaborasi dengan Israel setelah berlangsungnya KTT Perdamaian Gaza, menurut laporan yang diunggah kumparan.com dan dikutip dari AFP. Langkah itu dilakukan meski Presiden AS Donald Trump menyatakan komitmen untuk melucuti senjata milisi tersebut dalam rencana perdamaian regional.
Dalam materi video yang dipublikasikan oleh pihak Hamas di situs resminya. Tampak eksekusi jalanan terhadap mereka yang didakwa sebagai “pengkhianat” dan “penjahat” di Gaza.
Seorang saksi di lokasi, Yahya, menggambarkan suasana tegang di lapangan. “Bentrokan sengit sempat pecah, dan sekarang sepertinya masih berlangsung. Ini upaya mereka untuk menghabisi para kolaborator Israel,” kata Yahya kepada AFP, Selasa (14/10).
Saksi lain melaporkan aksi penangkapan dan ledakan di beberapa kawasan. “Sepertinya satu jam pada pagi ini, ada bentorkan antara pasukan keamanan Hamas dan anggota keluarga Hilles,” ujar Mohammed. “Kami dengar ada tembak-tembakan sengit, lalu ledakan. Tak lama, pasukan keamanan (Hamas) menangkap sejumlah orang. Kami mendukung langkah itu,” tambahnya.
Masih dalam kumparan.com menyebut bahwa di sisi utara Gaza, setelah mundurnya pasukan Israel dari sejumlah area, aparat keamanan Hamas bersama polisi berpakaian hitam mulai melakukan patroli rutin di jalan-jalan utama. Mereka terlihat mengatur arus massa yang merayakan pembebasan para sandera dan menjaga agar situasi tetap kondusif.
Laporan tersebut juga mengungkap pembentukan badan keamanan baru bernama Pasukan Deterrence, yang bertugas menjaga keamanan, menindak potensi kolaborasi dengan Israel, serta memastikan stabilitas lokal di wilayah yang baru ditinggalkan pasukan pendudukan.
Sementara itu, di forum internasional, Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, menyampaikan pidatonya usai KTT Perdamaian Gaza. Dalam pernyataannya, Trump menegaskan bahwa komunitas internasional akan mempertimbangkan langkah-langkah tegas, termasuk kemungkinan pelucutan senjata, apabila Hamas menolak menyerahkan seluruh persenjataannya. Ucapan tersebut memicu reaksi beragam dari berbagai negara peserta KTT yang menekankan pentingnya dialog dan solusi diplomatik untuk perdamaian jangka panjang di Gaza.
“Kalau mereka tidak menyerahkan senjata, kami yang akan melucutinya,” dan, “Ini akan terjadi dengan cepat, mungkin dengan kekerasan,” ungkapnya.

