Siang itu, kami sekelas terpukau dengan sebuah video animasi tentang sel. Gerakan sel-sel di dalam tubuh digambarkan dengan apik. Seperti melihat kartun saja. Kami sama sekali tidak menyadari bahwa itu adalah bagian dari pembelajaran yang -biasanya- membosankan.
Saat itu, saya masih kelas 3 SMP. Saat pelajaran IPA. Detail-detail pergerakan sel yang ada di animasi itu tentu saya sudah lupa. Sel di organ apa saya juga lupa. Tapi ada satu hal yang saya tidak lupa: video itu dibuat oleh Harun Yahya.
Selain menonton video Harun Yahya, kami juga membaca bukunya. Terutama yang mengkritik teori Darwin. Memang, sejak awal kami dididik untuk menolak teori Darwin. Dengan alasan teologi. Tapi, Harun Yahya lagi-lagi memberikan penjelasan yang memukau.
Penjelasan dan kritiknya terhadap teori Darwin -setidaknya menurut kami, siswa kelas 3 SMP- sangat ilmiah. Sekalipun saat itu kami belum tau apa itu ‘ilmiah’ dan apa itu ‘tidak ilmiah’.
Bagi kami saat itu, Harun Yahya adalah ilmuwan yang jenius. Ia memiliki komitmen yang kuat untuk membela ajaran-ajaran Islam. Ia gigih melawan teori Darwin yang sesat itu. Ia juga rela membayar mahal idealismenya: dipenjarakan dan dituduh gila. Itu jelas tuduhan tak berdasar dari Yahudi musuh Islam.
Pandangan di atas adalah pandangan yang lumrah. Terutama sejak nama Harun Yahya mulai dikenal di Indonesia sejak awal tahun 2000an. Kaset-kaset Harun Yahya dijual bersanding dengan kaset-kaset ceramah berbagai dai.
Pandangan itu kemudian mulai dipertanyakan pelan-pelan. Puncaknya, pada tahun 2018, ia divonis penjara 1.075 tahun. Lebih dari seabad. Tidak masuk akal memang. Tapi itulah faktanya.
Pengadilan mendakwanya dengan dakwaan mendirikan dan memimpin organisasi kriminal, menjadi mata-mata politik atau militer, melakukan pelecehan seksual terhadap perempuan dewasa dan anak di bawah umur, dan terlibat dalam penyiksaan. Ia juga dituduh bergabung dengan organisasi Fethullah Gulen, lawan politik Erdogan.
Selain Harun Yahya, ada dua rekannya yang juga dibui. Mereka adalah Tarkan Yavas dan Oktar Babuna. Tarkan Yavas dibui 211 tahun, sementara Oktar Babuna dibui selama 186 tahun. Kejahatan mereka taik jauh dari soal pelecehan seksual.
Harun Yahya memiliki nama asli Adnan Oktar. Ia lahir di Ankara pada 2 Februari 1956. Masa kecilnya ia habiskan di Ankara. Pada tahun 1979, setelah lulus SMA, Adnan Oktar pindah ke Istanbul. Waktu muda, ia sempat mempelajari karya-karya Badiuzzaman Said Nursi. Seorang ulama masyhur dari Turki. Kendati demikian, ia tidak pernah secara formal mempelajari studi Islam dan sains.
Ia mengawali pendidikan tinggi di Universitas Mimar Sinan, Istanbul. Kuliahnya tidak selesai. Toh, pada akhirnya ia jauh lebih terkenal daripada teman-temannya yang selesai sarjana.
Pada tahun 1990, Harun Yahya mendirikan Science Research Foundation. Ia menyebarkan pikiran-pikirannya melalui banyak cara. Baik buku, TV, radio, hingga video animasi.
Di kelompok itu, ia tidak hanya dianggap sebagai pemimpin, ia juga didapuk sebagai Imam Mahdi. Imam Mahdi adalah juru selamat dalam Islam yang diramalkan akan turun menjelang hari kiamat.
Ketika tampil di TV, ia tampil tidak seperti pada umumnya. Ia selalu dikelilingi oleh banyak perempuan dengan pakaian seksi dan dandanan menor. Tentu tidak berjilbab. Perempuan-perempuan itu ia sebut dengan kittens (anak kucing).
Menurut sebagian pengikutnya, ia menjadi seorang muslim yang baik hanya ketika di TV dan di buku. Di luar itu, bahkan lisannya tidak pernah menyebut nama Tuhan.
Ia menyebarkan buku-bukunya secara gratis ke berbagai lembaga penting di seluruh dunia. Termasuk PBB, Kongres Amerika, dan departemen biologi kampus-kampus terbaik dunia. Terutama buku The Atlas of Creation. Yang isinya menghabisi teori Darwin. Buku itu juga sampai ke sekolah saya dulu.
Selain melawan teori Darwin, ia juga banyak menyuarakan sentimen anti Yahudi dan Freemason. Ia menerbitkan satu buku yang membahas tentang Freemason di Turki.
Buku-buku Harun Yahya dicetak dengan kualitas yang sangat baik. Dilengkapi dengan gambar dan ilustrasi penuh warna. Dengan kertas bagus. Seolah memperlihatkan bahwa ia benar-benar ilmuwan yang memiliki banyak dukungan materi.
Di sisi lain, ia pernah mengaku memiliki seribu pacar. Toh, belakangan, ia didakwa melakukan pelecehan seksual.
Dalam hal sains, belakangan, banyak pihak yang menyebut bahwa apa yang disampaikan Harun Yahya hanya merupakan pseudo-sains. Artinya, teori-teori yang ia bangun sejatinya sama sekali tidak ilmiah. Toh ia juga bukan ilmuwan. Ia sekedar menyadur pengkritik teori Darwin sebelum-sebelumnya.
Ia banyak melakukan cocoklogi antara ayat-ayat Alquran dengan fakta sains. Dalam hal ini, sudah banyak tokoh yang membicarakan. Baik yang setuju maupun menolak. Sebagian mendukung, sebagian menolak.