Seni

Hindia Dedikasikan Piala AMI Awards 2025 untuk Sumarsih, Ibu yang Kehilangan Anaknya dalam Tragedi 1998

1 Mins read

IBTimes.ID – Di panggung AMI Awards 2025, Hindia atau Baskara Putra berdiri dengan senyum yang tak sepenuhnya bisa menyembunyikan rasa haru. Malam itu, ia membawa pulang lima piala—baik atas nama Hindia maupun .Feast. Namun ada satu nama di luar timnya yang ia sebut dengan penuh penghormatan: Sumarsih, ibu yang kehilangan putranya saat Tragedi Semanggi I, 1998.

Dedikasi Kemenangan Hindia untuk Sumarsih

Dalam sambutannya, Baskara mengucapkan terima kasih kepada tim dan orang-orang terdekat yang selama ini menemaninya berkarya. Namun ucapan paling kuat justru tertuju pada para pendengarnya.

“Banyak yang bilang bahwa musik Hindia menyelamatkan mereka, tapi itu tidak benar. Mereka yang menyelamatkan saya,” ungkapnya melalui tayangan YouTube AMI Awards, Rabu, 19 November 2025.

Menurutnya, para pendengar itulah yang membuatnya tahu karya seperti apa yang harus ia hasilkan, dan langkah apa yang mesti ia ambil ke depan. Karena itu pula, dalam album terbarunya Doves, ‘25 On Blank Canvas, ia menyorot kisah orang-orang yang berjuang pada 1998—termasuk seorang ibu yang hingga kini tak pernah berhenti menuntut keadilan.

Ibu itu adalah Maria Catarina Sumarsih, atau Bu Sumarsih, ibu dari Benardinus Realino Norma Irawan (Wawan), mahasiswa Universitas Atma Jaya yang gugur saat Tragedi Semanggi I. 

Sejak 2007, Sumarsih tak pernah absen berdiri dalam Aksi Kamisan, sebuah simbol perlawanan sunyi menuntut negara menuntaskan kasus pelanggaran HAM berat di Indonesia. Keteguhan itulah yang ingin dihormati Baskara melalui karyanya—dan malam itu, melalui pialanya.

Album Terbaik Terbaik di AMI Awards 

Dikutip dari Tempo (20/11) Album Doves, ‘25 On Blank Canvas menjadi sorotan utama malam itu. Album ini meraih kategori Album Terbaik Terbaik, mengungguli karya dari Salma Salsabil, NonaRia, Rony Parulian, serta album Membangun & Menghancurkan dari .Feast sendiri. Tak berhenti di situ, album tersebut juga menyabet penghargaan Album Alternatif Terbaik.

Baca Juga  Oona Chaplin, Cucu Charlie Chaplin Jadi Varang di “Avatar: Fire and Ash”

Total, Baskara pulang dengan lima piala:

  • Album Terbaik Terbaik
  • Album Alternatif Terbaik
  • Artis Solo Alternatif Terbaik melalui “Everything U Are”
  • Video Musik Terbaik untuk “Everything U Are”
  • Album Rock Terbaik lewat Membangun & Menghancurkan bersama .Feast

Di antara gemerlap lampu panggung dan euforia kemenangan, Baskara memilih untuk mengarahkan sorotan itu pada sesuatu yang lebih besar dari dirinya: ingatan tentang perjuangan, kehilangan, dan harapan yang belum padam. Malam itu, pialanya bukan hanya simbol prestasi musik, tetapi juga penghormatan bagi mereka yang terus menagih keadilan—salah satunya seorang ibu bernama Sumarsih.

(MS)

Related posts
Seni

Slank Gelar Konser Amal untuk Korban Banjir Sumatera di Bali

1 Mins read
IBTimes.ID – Di bawah langit sore Pantai Mertasari, Sanur, denting gitar dan semangat solidaritas berpadu dalam satu tujuan. Grup musik legendaris Slank…
Seni

Oona Chaplin, Cucu Charlie Chaplin Jadi Varang di “Avatar: Fire and Ash”

1 Mins read
IBTimes.ID – Nama besar Charlie Chaplin telah lama menjadi legenda dalam sejarah perfilman dunia. Namun, bagi Oona Chaplin, cucu sang maestro, nama…
Seni

Konser Amal 100 Musisi Himpun Dana Rp17 Miliar untuk Sumatera

1 Mins read
IBTimes.ID – Malam itu, suasana Jakarta Selatan dipenuhi nada dan empati. Di tengah panggung konser amal bertajuk 100 Musisi Heal Sumatera Charity…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *