IBTimes.ID – Himpunan Mahasiswa Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI) Fakultas Agama Islam Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta kembali menyelenggarakan Olimpiade Qur’ani yang ke-7 tingkat nasional dengan tema “Meningkatkan Kemampuan Intelektual dan Spiritual dalam Mewujudkan Generasi Qur’ani” pada Ahad (4/2/24).
Naufal Annafi’ Ketua Panitia Olimpiade Qur’ani ke-7 UAD menyampaikan, Olimpiade Qur’ani yang ke-7 adalah perlombaan qur’ani tingkat nasional yang diikuti oleh siswa SMA/SMK sederajat seluruh Indonesia. Ajang perlombaan ini diinisiasi oleh Himpunan Mahasiswa Program Studi Pendidikan Agama Islam Universitas Ahmad Dahlan.
“Perlombaan ini akan memperebutkan piala bergilir Juara Umum Rektor Universitas Ahmad Dahlan,” tambahnya.
Naufal Annafi’ menyebut, bahwa jumlah total peserta Olimpiade Qur’ani yang ke-7 sebanyak 344 peserta dari 71 sekolah se Indonesia. Mereka terbagi menjadi dua; ada yang online dan offline. Peserta online sebanyak 83 peserta dan peserta offline sebanyak 258 peserta.
Adapun kategori lomba Olimpiade Qur’ani yang ke-7 yaitu; Musabaqah Syarhil Qur’an (66), Musabaqah Hifzil Qur’an (44), Dai/Daiyah (44), Musabaqah Tilawatil Qur’an (39), Cerdas Cermat Agama (123), dan Kaligrafi (28).
Nur Kholis selaku Dekan Fakultas Agama Islam mengatakan, kami atas nama Universitas Ahmad Dahlan dan Fakultas Agama Islam mengucapkan dan menghaturkan apresiasi yang sebesar-besarnya kepada Program Studi Pendidikan Agama Islam yang sudah menyelenggarakan Olimpiade Qur’ani yang ke-7 dengan amat luar biasa.
“Kami tentu ucapkan penghargaan yang setinggi-tingginya. Tanpa kerja keras dari Prodi dan juga para mahasiswa-mahasiswi PAI, tentu penyelenggaraan Olimpiade Qur’ani UAD ini tidak bisa berjalan semeriah ini,” ujarnya.
Juga apreasi yang sebesa-besarnya kepada para peserta dan juga para pendamping, tambah Nur Kholis, yang pada hari ini akan berkompetisi dalam bidang masing-masing yang masih terkait dengan Al-Qur’an.
“Jadikan ini sebagai satu ajang silaturrahmi buat kita. Cari saudara sebanyak-banyaknya. Tadi pesertanya ada 300 an lebih dari 71 SLTA. Ini kesempatan bagi Anda semua untuk menjalin tali silaturrahim,” ujarnya.
Dirinya juga menjelaskan, bahwa Olimpiade Qur’ani tentu menjadi ajang untuk mengukur kemampuan kita. Sebab bagaimana pun, musabaqah (kompetisi) adalah untuk menampilkan yang terbaik, sehingga menjadi yang terdepan.
“Maka Fokus, konsentrasi penuh, keluarkan seluruh kemampuan yang kita miliki supaya kita bisa mengukur sampai batas mana pengetahuan kita, keterampilan kita, penguasaan kita, di tengah-tengah kawan-kawan yang se frekuensi,” tegasnya.
Ketika kita sudah berhadapan dengan yang lain, sebut Nur Kholis, maka kita akan tahu dimana letak kelemahan dan kelebihan kita.
“Tentu hal ini dalam rangka memacu semangat kita dalam mempelajari dan mengamalkan Al-Qur’an. Itu memang misi utama kita. Jadi, Olimpiade Qur’ani betul-betul ajang yang luar biasa tepat untuk mengukur sejauh mana kemampuan kita dalam penguasaan sesuai dengan cabang masing-masing,” pungkasnya.
Didampingi oleh Arif Rahman, Yazida Ihsan, Fadhlurrahman, dan Yusuf Hanafiah, Nur Kholis membuka secara resmi acara Olimpiade Qur’ani yang ke-7 di Amphitarium Universitas Ahmad Dahlan.
(Soleh)