Putra Palembang
Idris lahir di Palembang, pada 13 Oktober 1960, dari pasangan KH. M. Yoesoef Abdullah (alm.) dan Siti Zuhro (alm.). Pendidikan dasarnya ditempuh di Sekolah Dasar Negeri 97 Palembang (1973). Ia melanjutkan ke Sekolah Menengah Pertama Negeri 4 Palembang (1967), lalu meneruskan ke Sekolah Menangah Atas Yayasan IBA Palembang (1987). Minatnya terjun di dunia aktivis dimulai sejak ia duduk di bangku SMP. Ia terpilih sebagai Ketua OSIS. Di bangku SMA pun ia masih tetap menjadi aktivis. Ia terpilih sebagai Wakil Ketua OSIS di SMA Yayasan IBA periode 1977-1978.
Karir organisasi putra kelahiran Palembang ini terus meningkat sejak ia masuk perguruan tinggi. Di Universitas Muhammadiyah Palembang (UMP), ia masuk Fakultas Ekonomi. Pada tahun 1983, masuk dalam jajaran pengurus Dewan Pimpinan Daerah Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (DPD IMM) Sumatra Selatan.
Idris memang terlahir sebagai kader Muhammadiyah. Tidak hanya bergiat di DPD IMM Sumatra Selatan, ia juga aktif di perguruan beladiri Tapak Suci Putra Muhammadiyah.
Pada tahun 2002, ia tercatat sebagai Bendahara Pimpinan Wilayah Tapak Suci Sumatra Selatan. Pada tahun yang sama, ketika masih menjabat sebagai bendahara, Idris telah dipercaya sebagai Ketua Pelaksana Musyawarah Wilayah Tapak Suci Sumatra Selatan.
***
Rampung pendidikan S1 di UMP, Idris melanjutkan studi S2 di Fakultas Ekonomi Unsyiah Banda Aceh pada tahun 1998. Sekalipun telah merampungkan studi S2, bukan berarti Idris tidak memiliki loyalitas dan komitmen terhadap IMM. Ini dibuktikan ketika pada tahun 2003, ia dipercaya sebagai ketua Silaturahim Nasional (Silatnas) Forum Komunikasi Alumni (Fokal) IMM.
Idris mengabdi di almamaternya. Lulus S2, ia langsung dipercaya menjabat sebagai Pembantu Dekan III Fakultas Ekonomi UMP tahun 1998-1999. Karirnya di UMP cukup lancar. Pada tahun 1999-2000, Idris dipercaya menjabat sebagai Pembantu Dekan I Fakultas Ekonomi UMP.
Sukses menjabat sebagai Pembantu Dekan I, pada tahun 2000-2007, ia dipercaya menduduki posisi sebagai orang nomor dua di UMP, yaitu sebagai Pembantu Rektor II (2000-2007). Terhitung sejak tahun 2007, putra Palembang ini berhasil menjabat sebagai orang nomor satu di UMP.
Pendidikan Sebagai Transfer of Knowledge dan Transfer of Value
Menurut Idris, proses pendidikan mencakup dua hal, transfer of knowledge dan transfer of value. Dengan demikian, proses pendidikan bukan saja menambah pengetahuan dan keterampilan sesorang, akan tetapi juga melakukan proses perubahan nilai, atau lebih tepat akhlak dan moral, sikap dan perilaku dari buruk ke baik, dari baik menjadi lebih baik.
“Secara ideologi, proses pendidikan telah telah ditetapkan secara ideal sesuai dengan tujuan pendidikan tadi adanya transfer of knowledge dan transfer of value. Namun, dalam aplikasinya, transfer of value ini belum atau tidak berjalan sebagaimana yang diharapkan, bahkan ada kendrungan menurun”, terang Idris.
Terkait peran pemerintah sebagai penanggung jawab penyelenggaraan pendidikan nasional, Idris menanggapi sambil menyitir ayat al-Qur’an. “Ayat pertama yang turun adalah Iqra yang nyuruh manusia membaca. Ini berarti nyuruh manusia untuk belajar. Manusia mempunyai kewajiban individu untuk belajar”, jelas Idris.
Untuk kegiatan belajar perlu sarana, maka pemerintah mempunyai kewajiban menyedia sarana pendidikan yang bagus dan bermutu bagi warga negaranya. Dengan adanya UU pendidikan yang mengharuskan 20% APBN dialokasikan untuk pendidikan, walaupun ini secara realitas belum sepenuhnya terlaksana, akan tetapi usaha pemerintah untuk memperbaiki sistem pendidikan yang menjadi lebih bagus sudah cukup memadai.
“Kami menyadari bahwa Bangsa Indonesia ini sangat besar ditambah lagi penyebaran penduduk yang tidak merata, sehingga kita menyadari keterbatasan pemerintah untuk menyediakan sarana pendidikan yang bagus di semua wilayah. Tentu saja hasil yang diperoleh dari peyediaan dana yang besar ini akan terasa beberapa tahun ke depan, bukan instan sekarang ini.”
***
Menurut Idris, pendidikan tinggi menyiapkan sumber daya manusia, yang mempunyai pengetahuan dan keterampilan yang mampu untuk mengisi pembangunan nasional yang lebih baik, dibandingkan dengan tingkat pendidikan di bawahnya. Memang jika dilihat dari data statistik, bahwa pengangguran dari level sarjana cenderung meningkat lebih banyak dibandingkan dengan level SMA dan SMP, namun sebenarnya permasalahan bukan lapangan kerja yang semakin sempit. Peningkatan investasi di Indonesia cukup besar, baik PMDN maupun PMA, akan tetapi pertambahan penduduk yang besar juga membuat angkatan kerja juga meningkat.
Dengan amal usaha pendidikan dari tingkat Bustanul Athfal, SD, SMP, SMA, Diploma dan Sarjana, yang terus bertambah kuantitasnya, menurut Idris, Muhammadiyah sebenarnya memainkan peran dalam memajukan pendidikan yang besar. Kalau kita berbicara ideal secara nasional, maka belum dapat dikatakan ideal, akan tetapi jika berbicara parsial berdasarkan daerah, maka lembaga pendidikan Muhammadiyah telah memainkan peran yang ideal.
“Ideal di sini bukan berarti puas sampai di sini. Lembaga pendidikan Muhammadiyah harus mengembangkan pendidikannya baik kuantitas maupun kualitas sehingga dapat memainkan peran yang lebih banyak baik secara regional, nasional maupun international”, jelas Idris.
Lebih lanjut, Idris menjelaskan, lembaga pendidikan Muhammadiyah dikenal karena berbasis Islamnya, jika dibandingkan dengan lembaga pendidikan lainnya. Namun, Idris mempertanyakan, “Apakah sudah mampu melakukan transfer of value yang diinginkan sehingga benar-benar mampu membedakan dengan lembaga pendidikan di luar Muhammadiyah, masih perlu untuk diperbaiki. Selama ini Dikti Muhammadiyah lebih banyak berperan pada pengembangan transfer of knowledge. Mengapa? Karena pengembangan kurikulum Al-Islam dan Kemuhammadiyah tidak banyak disentuh.”
***
Sampai dengan saat ini, UMP telah mengeluarkan alumni sebanyak sekitar 30.000 orang. Menurut penuturan Idris, alumni tersebut telah banyak mengisi jabatan-jabatan yang ada di Propinsi Sumatera Selatan dari Bupati, walikota, wakil walikota dan jabatan-jabatan di bawahnya. Begitu juga di TNI dan Polri, dengan pangkat Kolonel, di perusahaan BUMN dengan jabatan manajer dan pengusaha swasta.
“Sekecil apapun yang dilakukan oleh PTM telah memberikan kontribusi bagi pembangunan SDM di tingkat regional dan secara keseluruhan menjadi nasional”, jelas Idris.
Berlomba-Lomba dalam Kebaikan
Menurut Idris, untuk membawa UMP menuju kampus berkualitas dan unggul, kebijakan-kebijakan strategis yang ditempuh putra Palembang ini sangat menentukan bagi masa depan kampus ini.
“Ada dua kebijakan strategi yang diambil, yaitu peningkatan kualitas sumber daya manusia dan peningkatan sarana belajar mengajar dan fisik lainnya”, jelas Idris.
Menurut Idris, peningkatan SDM sangat diutamakan di UMP, karena pada waktu ia menjabat sebagai rektor, jumlah komposisi dosen yang masih berpendidikan S1 masih lebih banyak daripada S2. Begitu juga dengan saran untuk pembelajaran yang belum memadai serta peningkatan fisik yang lebih menarik.
Untuk menjadi lembaga pendidikan yang berkualitas dan unggul, maka aspek yang sangat penting adalah kualitas dosennya. Karena dosenlah yang akan melakukan transfer of knowledge dan transfer of value.
Kualitas dosen meliputi tingkat pendidikan maupun tingkat kepangkatannya, penelitian, karya ilmiah, dan lain sebagainya. Di samping itu, perlu mendapat perhatian juga pengadaan sarana yang menunjang untuk membantu dosen melalukan proses belajar mengajar. Misalnya, media pembelajaran, perpustakaan, dan metode pengajaran.
“Yang tidak kalah pentingnya adalah sektor dana untuk menunjang semua kegiatan tersebut”, lanjut Idris.
Memang tidak mudah memimpin sebuah perguruan tinggi swasta. Idris yang dipercaya memimpin UMP memang dituntut harus mampu melihat peluang dan tantangan untuk mengawali kebijakan-kebijakannya. Bahkan, jika perlu, ia harus mengeluarkan kebijakan khusus yang menjadi prioritas bagi pengembangan UMP.
***
“Kebijakan awal pada waktu saya menjabat rektor adalah mengembangkan kualitas dosen. Oleh karena itu, kebijakan khusus yang dilakukan adalah mengharuskan dosen tetap yang mengajar di UMP harus berpendidikan paling tidak bergelar Master pada tahun 2010. Di samping itu, saya mendorong dosen-dosen untuk sekolah S3, baik mencari beasiswa di luar negeri maupun di dalam negeri. Bagi dosen yang sekolah diberikan bantuan sebagai stimulan untuk sekolah. Universitas juga telah menyediakan dana khusus untuk penelitian, pengabdian, dan penulisan buku. Begitu juga dengan dosen yang mempunyai karya ilmiah yang dapat dipaparkan pada tingkat nasional akan mendapat dukungan dari universitas.”
Untuk program pengembangan skill civitas akademika, khususnya tenaga dosen, dilakukan dengan memberikan pelatihan-pelatihan skill, seperti pelatihan penulisan karya ilmiah, metode penelitian, kemampuan mengajar, multi media, dan lain-lain. Di samping itu juga, diberikan pelatihan untuk ibadah ibadah praktis bagi para dosen. Sedangkan untuk pengembangan skill mahasiswa dilakukan dengan memberikan keterampilan pengembangan diri pada mahasiswa tingkat akhir. Juga diberikan pelatihan kewirausahaan dan mendorong mahasiswa untuk mendapatkan dana kewirausahaan dari Dikti Diknas. Kegiatan lembaga kemahasiswaan diarahkan untuk pelatihan kepemimpinan, pengembangan kreativitas, dan jiwa kesosialan.
Di tangan kepemimpinan Idris, kebijakan-kebijakan strategis yang akan ditempuh untuk memenuhi target jangka pendek dan jangka panjang. Adapun target jangka pendek UMP adalah meningkatkan kuantitas mahasiswa, karena kampus yang dipimpin putra Palembang ini masih mengadalkan sumber pendanaan dari mahasiswa. Termasuk target jangka pendak adalah peningkatan kualitas dosen yang terarah dan merata di semua fakultas.
Pencapaian target jangka pendek untuk meraih target jangka panjang. Idris memaparkan target jangka panjang kepemimpinannya di UMP, “Untuk target jangka panjang adalah adanya sumber dana lain yang dapat menopang pembangunan di UMP, juga penambahan program studi baru dan adanya akreditasi program studi bernilai A, sehingga ke depan UMP menjadi Universitas yang Unggul yang bertaraf nasional dan international nantinya.”
Menuju Kampus Unggul
Upaya UMP menuju ampus unggul dimulai di setiap sektor. Misalnya perubahan besar di sektor penerimaan mahasiswa baru. Sebelumnya, proses penerimaan mahasiswa baru di UMP dilakukan secara bersamaan dan bergelombang.
Menurut keterangan Idris, ada beberapa konsekuensi yang harus dijalani calon mahasiswa baru dengan pemberlakuan sistem ini. “Mereka jadi harus datang ke UMP beberapa kali. Mereka datang untuk mendaftar, datang untuk ujian, dan datang untuk melihat kelulusan dan registrasi. Dana yang dikeluarkan dengan sistem ini sangat besar”, jelas Idris.
Melihat celah kekurangan dalam sistem penerimaan mahasiswa baru tersebut, Idris telah mengeluarkan kebijakan untuk mengubah pola tersebut. UMP mengubah pola sistem penerimaan mahasiswa baru dengan motto “one day service.”
Maksudnya, mahasiswa baru hanya datang sehari saja, maka semua proses dari mendafar, ujian, dan pengumuman serta registrasi dapat diselesaikan dalam waktu satu hari saja. Konsekuensinya saling menguntungkan, baik bagi calon mahasiswa baru maupun bagi UMP sendiri. “Mahasiswa hemat waktu dan biaya, begitu juga UMP hemat waktu dan biaya. Paradigma ini dengan menggunakan sistem yang terpadu”, kata Idris.
***
Ditopang dengan kualitas dosen UMP yang terus meningkat, upaya Idris menyongsong perubahan terus terus berlanjut. Apalagi, beberapa dosen di UMP telah berhasil meraih prestasi di tingkat nasional. Sebut saja Ir. Syafrulla, M.S., yang menjadi juara pertama lomba di bidang pupuk organik. Dr. Sakdiawati dan Dr. Saleh Hidayat, keduanya dosen UMP, mampu mendapatkan pembiayaan penelitian dari Dikti.
Sekalipun masih dalam tahap berbenah, namun UMP sudah mampu menorehkan prestasi akademik yang cukup membanggakan. Catatan prestasi mahasiswa UMP yang berhasil mengikuti berbagai ajang lomba di tingkat nasional telah mengangkat citra kampus di bawah kepemimpinan Idris ini.
Misalnya, UMP berhasil menjadi juara I Lomba Karya Ilmiah Bidang Pertanian Tingkat Nasional di Universitas 11 Maret Solo (Jateng). Tiga mahasiswa UMP, Hadi Andriawan (Fakultas Ekonomi), Agnesia (Fakultas Hukum), dan Neni Oktaliana (Fakultas Ekonomi) berhasil meraih juara I dalam Olimpiade Sains dan Tehnologi Bidan IPS Kopertis Wilayah II di Sekayu. Tiga mahasiswa Fakultas Ekonomi UMP, Elvira Wulandari, Putri Mandasari, dan Ricky Rudiansyah berhasil meraih juara I lomba Cepat Tepat Akuntansi Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) Sumatera Selatan di STIF Musi Palembang.
BIODATA | |
Nama Lengkap | H.M. Idris, SE., M.Si. |
Tempat/Tanggal Lahir | Palembang, 13 Oktober 1960 |
Editor: Yahya FR