IBTimes.ID – Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir menyebut bahwa inti konflik Palestina Israel adalah penjajahan Israel terhadap Palestina yang tak kunjung berhenti.
“Sesungguhnya konteks pemecahan wilayah dan peperangan ini bermula dari penjajahan. Penjajahan ini menimbulkan berbagai eksploitasi dan terpecah-belahnya bangsa,” ujar Haedar, Jumat (11/6).
Bagi Muhammadiyah, Palestina bukan bangsa yang baru berdiri kemarin sore. Palestina adalah bangsa dengan perjalanan yang panjang. Bahkan, sebelum Masehi, Bangsa Yunani sudah mengenal Bangsa Palestina.
Bangsa Palestina memiliki eksistensi yang panjang meskipun selalu menjadi bangsa taklukan. Di sisi lain, Palestina juga memiliki sejarah teologis yang panjang. Di sana ada Masjid Al-Aqsa yang bagi umat Islam melekat dengan kota suci.
Menurut Haedar, tidak salah jika umat Islam memiliki tautan jiwa yang kuat terhadap Palestina, mengingat di sana ada Kota Suci yang memuat Masjid Al-Aqsa di dalamnya. Jejak historis dan teologis ini tidak bisa dilepaskan dari umat Islam di seluruh dunia.
Setelah perang dunia kedua, ketika Inggris menjajah Jazirah Arab, terjadi pemecahan wilayah menjadi beberapa negara, termasuk pendirian Negara Israel oleh Inggris, Amerika, dan sekutu.
Maka, menurut Haedar, pembelaan masyarakat Indonesia terhadap Palestina didasari oleh rasa anti terhadap segala bentuk penjajahan, mengingat inti konflik Palestina Israel adalah penjajahan.
Para pendiri Bangsa Indonesia dengan tegas menyatakan bahwa penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena memiliki pengalaman dijajah dengan sangat pedih oleh Belanda.
“Penjajah itu memang rakus dan tidak pernah berhenti. Itu sesuatu yang sangat nista,” imbuh Haedar.
Ia justru merasa heran terhadap Amerika dan Inggris masih mempertahankan penjajahan Palestina dan tidak mau belajar dari sejarah. Padahal, Amerika dan Inggris sudah pernah menjajah banyak negara sebelumnya. Mestinya, dua negara tersebut belajar dari sejarah.
“Ini problem kemanusiaan global. Maka warga Indonesia jangan terpecah soal Palestina, termasuk bagi mereka yang lupa sejarah sehingga bersimpati terhadap Israel. Belajar kembali sejarah, baca spirit pendiri bangsa, jangan sampai menjadi pro-Israel dan anti Palestina,” pesan Haedar.
Reporter : Yusuf