Tajdida

Islam adalah Agama Perdamaian

2 Mins read

Islam merupakan agama terakhir yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad SAW, dengan membawa misi perdamaian dan rahmatan lil ‘alamin. Selain itu, Islam juga agama paling lengkap bahkan menjadi pelengkap bagi agama-agama sebelumnya.

Islam Menjunjung Tinggi Moral

Sejak kedatangannya, Islam menjadi angin segar di tengah krisis akhlak pada saat masyarakat Arab dalam situasi moral yang disebut jahiliah. Islam, yang pada dasarnya menjunjung tinggi moral dan mengemban misi kemaslahatan umat.

Turun kepada manusia sebagai rahmat bagi seluruh alam (rahmatan lil ‘alamin). Ajaran Islam tentu mencakup segala aspek kehidupan manusia, baik pola hubungan dengan Tuhan maupun pola hubungan sesama manusia.

Islam Mengajarkan Pentingnya Hidup Rukun

Tak hanya itu, Islam juga mengajarkan serta menekankan pentingnya hidup rukun. Sehingga Islam dapat membangun persaudaraan antar sesama. Karena pada hakikatnya, umat Islam adalah saudara.

Artinya, umat Islam perlu merajut kerukunan, dan kebersamaan. Akan tetapi, kerukunan dan kebersamaan tersebut harus berlandaskan pada nilai toleransi yang kuat agar tercapai suatu kemaslahatan yang dicita-citakan.

Selain itu, Islam sebagai agama berfungsi untuk menata tatanan kehidupan baik individual maupun sosial yang berlandaskan pada nilai-nilai ajarannya. Pun juga doktrin yang dibangun Islam kerap kali menitikberatkan pada pola hubungan yang harmonis.

Eksplorasi Islam sebagai rahmatan lil ‘alamin merupakan kerangka konseptual yang mengecam segala bentuk diskriminasi baik sifatnya individual maupun sosial.

Islam: Spirit Menumpas Kezaliman

Tak cukup sampai disitu, Islam juga harus menjadi spirit dalam mengentaskan segala bentuk kezaliman di muka bumi.

Sebab dalam ajaran Islam sendiri manusia memiliki derajat yang sama, dan yang membedakan adalah tingkat keyakinan dan amaliah-Nya dalam kehidupan sehari-hari.

Baca Juga  Metode Amar Ma'ruf Nahi Munkar

Kekerasan atas Nama Islam

Namun Islam dewasa ini acap kali banyak disalahartikan. Di mana saat ini banyak umat Islam yang ingin membela Islam dengan cara kekerasan. Ironisnya, dalam melakukan tindak kekerasan kerap mengatasnamakan Islam.

Padahal hal tersebut membuat wajah Islam di mata dunia menjadi tercoreng. Kendatipun yang melakukan aksi tersebut ingin memberantas kemungkaran, namun itu justru berlawanan dengan konsep Islam sebagai agama yang membawa misi perdamaian dan rahmatan lil ‘alamin.

Dalam ajaran Islam sendiri, Islam tidak pernah melegitimasi setiap bentuk tindak kekerasan sebagai acuan utama dalam memberantas kemungkaran. Bahkan lebih jauh lagi, Islam tidak pernah menuntut kepada para pemeluknya untuk memerangi umat selain agama Islam selagi mereka tidak mengancam dan mengusik ketenteraman serta kedamaian umat Islam.

Al-Qur’an sendiri memerintahkan kepada pemeluknya untuk selalu mengedepankan jidal ahsan dan berdialog secara damai dengan ahlul kitab dan hubungannya dilakukan berdasarkan prinsip-prinsip bersama.

Sebagaimana Al-Qur’an menyataka “Dan janganlah kamu berdebat dengan ahli kitab, melainkan dengan cara yang paling baik, kecuali dengan orang-orang yang zalim di antara mereka, dan katakanlah, “Kami telah beriman kepada (kitab-kitab) yang diturunkan kepada kamu; Tuhan kami dan Tuhan-mu adalah satu; dan kami hanya kepada-Nya-lah berserah diri.” (Qs. Al-Ankabut[29]:46).

Islam Agama Perdamaian

Lebih jauh lagi, Al-Qur’an menitahkan kepada kaum muslimin untuk tidak mencela orang-orang kafir dan para penyembah berhala; karena sebagai tandingannya mereka juga akan menggunakan cara yang sama, “Dan janganlah kamu memaki sembahan-sembahan yang mereka sembah selain Allah, karena mereka nanti akan memaki Allah dengan melampaui batas tanpa pengetahuan. Demikianlah kami hiasi bagi setiap umat pekerjaan mereka, lalu Dia memberitahukan kepada mereka apa yang dahulu mereka kerjakan.” (Qs. Al-An’am [16]:108)

Baca Juga  Jadilah Gila, Maka Kau Akan Selamat!

Maka dari itu, mengingat nilai-nilai ajaran Islam yang disertai dengan logika, argumentasi dan model-model damai. Islam memandang perlu ditunaikannya prinsip-prinsip adab, kehormatan, dan sopan santun dalam menjelaskan ajaran-ajarannya.

Bahkan di hadapan agama yang paling buruk dan kurafat sekali pun. Karena setiap kelompok dan bangsa, bersikap puritan dan fanatik terhadap keyakinan dan amalan-amalannya. Berkata-kata tidak senonoh dan bersikap kasar akan membuat mereka semakin keras membela keyakinan mereka.

Editor: Rozy

Saidun Fiddaraini
8 posts

About author
Santri di PP Nurul Jadid, Paiton
Articles
Related posts
Tajdida

Islam Berkemajuan: Agar Umat Bangkit dari Kemunduran

7 Mins read
Islam Indonesia: Berkemajuan tapi Pinggiran Pada 2015 terjadi dua Muktamar mahapenting: (1) Muktamar Islam Nusantara milik Nahdlatul Ulama, (2) Muktamar Islam Berkemajuan…
Tajdida

Ketika Muhammadiyah Berbicara Ekologi

4 Mins read
Apabila dicermati secara mendalam, telah terjadi degradasi nilai-nilai manusia, nampakyna fungsi utama manusia sebagai khalifah fil ardh penjaga bumi ini tidak nampak…
Tajdida

Siapa Generasi Z Muhammadiyah Itu?

3 Mins read
Dari semua rangkaian kajian dan dialog mengenai Muhammadiyah di masa depan, agaknya masih minim yang membahas mengenai masa depan generasi Z Muhammadiyah….

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This will close in 0 seconds