IBTimes.ID – Ismail Fahmi, Wakil Ketua MPI PP Muhammadiyah sekaligus pendiri Media Kernels Indonesia (Drone Emprit) menyebut serangan yang terjadi di Pusat Data Nasional (PDN) bukan hanya sekadar insiden biasa, tetapi sudah mengakibatkan jatuhnya sistem digital atau sistem siber Indonesia.
Sejak kamis (20/6/24) Pusat Data Nasional (PDN) mengalami serangan siber. Serangan tersebut mengakibatkan gangguan terhadap sejumlah layanan, dan juga membuat data milik kementerian/lembaga dan pemerintah daerah di PDN terkunci dan tersandera oleh peretas.
Sebagaimana dilansir dari laman Muhammadiyah.or.id, Ismail Fahmi menyampaikan, tentu hal membuat kerugian banyak pihak, tak terkecuali Muhammadiyah. Muhammadiyah sebagai organisasi besar turut menjadi korban atas permasalahan tersebut.
Dimana Muhammadiyah memiliki ribuan lembaga pendidikan, mulai tingkat dasar hingga Perguruan Tinggi, serta memiliki ribuan dosen dan guru besar yang datanya berada di Pusat Data Nasional (PDN).
Ismail Fahmi mengatakan, Muhammadiyah prihatin dan sangat menyesali adanya serangan dan kebocoran data ini.
Menurutnya, Pemerintah Indonesia sejauh ini belum memiliki backup data dari beberapa Kementerian/Lembaga yang tersandera, dan masih berupaya untuk melakukan recovery.
Ismail Fahmi menilai adanya kesalahan atau kekurangan dalam hal perencanaan Pemerintah dalam membentuk Pusat Data Nasional (PDN).
“Semua orang diminta datanya di PDN, tetapi Pemerintah tidak memiliki backup data untuk itu, mengapa diperencanaannya tidak memikirkan sistem backup, dan manajemen resiko yang akan terjadi,” jelasnya.
Ismail Fahmi berharap Pemerintah dapat bertanggung jawab atas persoalan ini serta mengambil langkah-langkah pemulihan segera.
“Pemerintah dalam mengatasi masalah PDN ini harus berkomunikasi dengan jujur dan terbuka kepada masyarakat. Serta berharap Pemerintah dengan segera menyusun kembali sistem siber yang lebih komprehensif dengan melibatkan expert dari berbagai pihak yang transparan,” tutupnya.
(Soleh)