Perspektif

Keajaiban Cinta Keluarga

1 Mins read

Oleh: Ustadz Cinta Restu Sugiharto

Salah satu tema yang paling sering diminta oleh para panitia saat mengundang saya mengisi kajian maupun tabligh akbar adalah: cinta keluarga. Dalam Islam, keluarga memang harus dicinta. Sebab, kebahagiaan maupun kesengsaraan seseorang, tergantung seberapa dia cinta dengan keluarganya.

Cinta Keluarga

Bila seseorang begitu cinta keluarganya, lalu mati-matian menjaga diri dan keluarga dari api neraka sebagaimana Allah perintahkan dalam surat at-Tahrim ayat 6, maka jangan kaget bila kelak ia akan meraih kebahagiaan yang tiada tara. Ini sebagaimana Allah janjikan dalam surat ath-Thur ayat 21, yakni dikumpulkan kembali bersama keluarganya di surga.

Sebaliknya, bila seseorang masa bodoh dengan keluarganya, tak peduli keluarganya beriman atau tidak, maka jangan kaget bila Allah golongkan dia ke dalam golongan orang yang merugi serugi-ruginya. Ini sebagaimana Allah singgung dalam surat az-Zumar ayat 15 bahwa orang-orang yang merugi serugi-ruginya adalah, mereka yang diri dan keluarganya celaka di hari kiamat.

Masing-masing kita memang tak bisa lepas dari keluarga. Baik buruknya keluarga, kita ikut menanggung. Bahagia sengsaranya keluarga, kita juga ikut menikmati. Maka yang semestinya harus diupayakan orang beriman setiap harinya adalah, bagaimana mencintai keluarganya dengan cara menyelamatkan mereka dunia akhirat. Bila masing-masing berupaya menyelamatkan keluarga masing-masing, maka insyaa-Allah persoalan-persoalan sebesar apapun akan teratasi dengan sendirinya.

Seorang presiden pasti punya keluarga. Seorang menteri pasti punya keluarga. Bahkan maling pun punya keluarga.

Do’a untuk Keluarga

Mari mulai kita petakan keluarga kita masing-masing. Bila sudah baik dan beriman semua, alhamdulillah. Bila ada yang belum baik dan belum beriman, segera perbaiki bersama-sama, agar do’a para Malaikat betul-betul berlaku pada kita dan keluarga kita.

Baca Juga  Enam Syarat Agar Kamu Berhasil Menuntut Ilmu

Apa do’a para Malaikat tersebut? Dalam surat Ghaafir ayat 7 – 8 disebutkan bahwa para Malaikat selalu berdo’a agar semua orang yang beriman yang selalu bertaubat dan mengikuti jalan Allah, dimasukkan ke dalam surga ‘Adn sebagaimana yang telah Allah janjikan, bersama nenek moyang, pasangan, serta anak cucu mereka yang baik dan beriman.

“Ya Rabb kami, jadikan untuk kami pasangan serta anak cucu kami menjadi penentram hati kami. Dan jadikan kami kelak menjadi pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa” (QS. Al-Furqan: 74).

Editor: Arif

Avatar
5 posts

About author
Pengamat Cinta dan Pemerhati Kemanusiaan I Direktur Biro Jodoh dan Klinik Keluarga "Rumah Jodoh Indonesia"
Articles
Related posts
Perspektif

Kejumudan Beragama: Refleksi atas Bahtsul Masail Pesantren NU yang Kurang Relevan

3 Mins read
Bahtsul Masail, tradisi intelektual khas pesantren Nahdlatul Ulama (NU), adalah salah satu warisan berharga dalam khazanah keilmuan Islam di Indonesia. Forum ini…
Perspektif

Menjadi Guru Hebat!

3 Mins read
Peringatan Hari Guru Nasional (25 November) tahun ini mengangkat tema, “Guru Hebat, Indonesia Kuat”. Tema ini menarik untuk dielaborasi lebih jauh mengingat…
Perspektif

Mengapa Masih Ada Praktik Beragama yang Intoleran?

3 Mins read
Dalam masyarakat yang religius, kesalihan ritual sering dianggap sebagai indikator utama dari keimanan seseorang. Aktivitas ibadah seperti salat, puasa, dan zikir menjadi…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This will close in 0 seconds