Perspektif

Baramulo (3): Kehidupan Sinkretis Masyarakat Islam di Kerinci

5 Mins read

Kehidupan Sinkretis Masyarakat Islam di Kerinci

Di samping pengajian, masjid, adat, dan politik, keberagamaan yang tidak kalah menarik di dusunku adalah Islam sinkretis. Nama lainnya Islam campur-aduk. Keyakinan-keyakinan lama animisme-dinamisme bercampur dengan ajaran Islam. Diyakini ini masih terkait dengan Islam mistik-tasawuf, khususnya dalam bentuk tarekat. Tetapi kepercayaan dan prakteknya tidak lagi sejalan dengan tarekat.

Jejak tarekat hanya terlihat samar pada keyakinan bahwa Hangtuwao Maligei sebagai tokoh sentralnya adalah pengikut tarekat. Apalagi dibandingkan dengan Islam yang diajarkan di masjid dan pengajian tentu banyak yang melenceng. Meskipun demikian ragam ini masih bertahan pada orang-orang tertentu di dusunku. Para dukun dan guru silat harimau menjadi tokoh sentralnya.

Islam Sinkretis

Uniknya, praktek Islam sinkretis ini banyak dikenal orang luar, terutama luar Kerinci. Tamu para dukun banyak datang dari jauh. Mereka hadir untuk sakit-sakit non medis, mencari jodoh, kepentingan bisnis, atau kepentingan politik. Wao A yang sepupu jauhku merupakan dukun terkenal pada era 1970-an sampai 1980-an.

Pada masanya beliau sangat dekat dengan bupati Kerinci. Bahkan gubernur provinsi tetangga menjadikan beliau bapak angkat dengan kenduri menyembelih kerbau. Ketika aku bertemu dengan gubernur ini beliau membenarkan hubungannya dengan Wao A. Pada 1986 aku menjadi mahasiswa baru di Pondok Shabran UMS. Teman-teman baruku berasal dari berbagai penjuru tanah air. Salah satunya adalah si Z orang Kampar-Riau. Ketika tahu aku orang Kerinci dia langsung bercanda, “jangan-jangan kawan ini manusia harimau…”

Kepercayaan Islam sinkretis yang campur-aduk di dusunku terkait dengan makhluk halus. Sapon adalah penunggu rakit di tepi sungai yang menyerang orang yang datang pada waktu yang salah. Lidoah palayao adalah penunggu tanah yang berada di antara dua mata air. Penunggu bukit adalah penguasa suatu bukit atau gunung. Penunggu kayu adalah penguasa pohon tertentu. Sihir pampa adalah penyebab perempuan tidak bisa melahirkan meski sudah waktunya. Hantu kumuh sering menampakkan diri tetapi tidak banyak dipakai orang karena tidak menarik. Junudi biasa dimanfaatkan dukun untuk membantu terutama dalam dunia pengobatan. Pemijat membantu tukang pijat sehingga seseorang yang tadinya tidak pernah memijat tiba-tiba menjadi lihai memijat.

Baca Juga  Rasyid Ridla (1): Menghidupkan Al-Mannar di Tengah Gejolak Nasionalisme di Mesir

Arwah Nenek Moyang dan Harimau

Kepercayaan lainnya terkait dengan arwah nenek moyang dan harimau. Tuanku nan Bagonjong diyakini sebagai penyebar Islam pertama di dusunku. Nama lannya Hangtuao Maligei. Nama ini merujuk pada tempat di bagian hulu dusunku yang menjadi lokasi beliau sepulang dari menuntut ilmu di Pagaruyung. Islam campur-aduk di dusunku banyak dikaitkan dengan arwah beliau yang meninggal sekian abad yang lalu.

Hangtuao Bukit Melgan adalah makhluk gaib yang dikutuk Tuhan menjadi harimau dan menjadi hulubalang Hangtuao Maligei. Hangtuao Haji Akbar adalah ahli berlari cepat dan menyusup di bawah batang-batang kayu. Beliau menjadikan harimau sebagai tunggangannya. Sedangkan Hangtuao Haji Semin adalah arwah yang sering hadir dalam mimpi-mimpi para praktisi dan hadir saat para mereka latihan silat harimau.

Harimau memang sangat dekat dengan praktisi Islam campur aduk ini. Mereka percaya bahwa Bukit Melgan yang berdiri megah di timur dusun ditunggui tiga harimau. Penggembala para harimau ini Hangtuao Haji Akbar. Uniknya harimau ini bisa dilihat secara fisik. Harimau ini bisa menjadi guru silat dan bisa dimintai tolong kala tersesat dalam rimba. Pada suatu masa Ngah SM bersama Wo PA suaminya berladang di kaki Bukit Melgan.

Setelah memetik kopi mereka pulang. Sesampai di rumah mereka kaget karena anak mereka yang masih kecil tertingggal di ladang. Mereka kembali ke ladang dan menyaksikan sang anak sedang tarik menarik sepotong kayu dengan harimau. Ngah dan Wo infroman yakin bahwa sang harimau sedang mengajari anak mereka bersilat. Sang anak belakangan dikenal sebagai salah satu pendekar silat harimau di dusunku.

***

Kepercayaan terkait harimau lainnya adalah harimau jadian. Nama lain untuk harimau jenis ini adalah manusia harimau. Ini adalah harimau yang setengah jin setengah manusia. Dalam hal ini dikenal nama Hangtuwao Haji Sudin orang yang memelihara jin dalam bentuk harimau jadi-jadian. Harimau jenis ini diyakini bisa membantu orang menunggu sawah.

Informan lainnya pada suatu malam menunggui sawah bersama kakaknya. Tetapi malam itu mereka lebih santai dan bisa tidur nyenyak di sudung. Pagi harinya mereka melihat darah jukut (babi hutan) berceceran di sawah karena dihempaskan harimau. Malam sebelumnya sang kakak sudah bermimpi bertemu Haji Sudin. Dalam mimpi itu beliau berjanji akan membantu mereka menunggui sawah malam itu.

Baca Juga  Yang Arogan itu Orangnya, Bukan Agamanya!

Islam Campur-aduk dalam Masyarakat

Selanjutnya beberapa keyakinan Islam campur aduk bersifat panteistik. Tali yang Tidak Putus adalah ilmu yang bisa menghubungkan roh seseorang langsung dengan Tuhan. Kalimat Allah adalah jimat tulisan Arab yang diyakini dikeluarkan dari berbagai ayat Al-Qur’an. Penggunanya menjadi terhormat, dimuliakan manusia, dijauhkan dari serangan sihir, dan menjadi perantara untuk merubah nasib orang lain.

Batu hitam bertuah adalah batu kecil seujung kelingking berwarna hitam legam yang ditunggui makhluk gaib yang bisa memberikan pertolongan. Sedangkan Ilmu Pengasihan berkaitan dengan upaya seorang laki-laki mencari perempuan. PK adalah seorang informan yang pernah menjadi dukun sekaligus sopir. Cerita PK, “Ketika memiliki ilmu ini kita bisa menjadi nakal. Asal duduk seorang wanita di sebelah atau di belakang, lalu kita beradu pandangan maka kenalah dia.”

Tetapi pengalaman masa kecilku terkait kepercayaan campur aduk ini tidaklah sebanyak yang aku tuliskan. Tulisanku di atas lebih banyak berdasar data hasil penelitian untuk disertasiku pada 2009. Aku terlalu cepat meninggalkan kampung halaman sehingga belum sempat berinteraksi jauh dengan para ragam Islam yang unik ini. Kehidupan keagamaan masa kecilku berkisar pada pengajian dan masjid.

Aku juga belum pernah melihat hantu. Aku hanya tahu dari cerita orang bahwa ada dua jenis hantu yaitu hantu suluh dan hantu tinggi. Kakakku Ngah Mursid pernah melihat hantu suluh ketika pada malam hari menjaga sawahnya di Sayan. Kata Ngah hantu ini bermata satu. Ketika berjalan matanya seperti senter yang menyorot ke depan. Sedangkan hantu tinggi berpenampilan besar, hitam, seperti batang tegak bediri tinggi terlihat pada malam hari.

Pengalaman dengan Makhluk Gaib dan Harimau

Meskipun demikian aku pernah melihat langsung fenomena makhluk ghaib. Ketika itu aku mengikuti beberapa klien yang berobat ke rumah dukun Wao A. Untuk menuju rumah beliau dari jalan rodi orang harus melalui jembatan berayun yang ada di depan rumahku. Ketika ada orang asing lewat tentu menarik perhatianku bersama teman sebayaku lainnya. Kami terkadang mengikuti mereka sampai naik ke rumah Wao A.

Baca Juga  Agar Masjid Makin Dekat dengan Masyarakat

Saat ritual pengobatan dimulai aku menyaksikan jendela rumah Wao A yang tadinya tertutup perlahan-lahan terbuka sendiri. Lalu kemudian telur yang terletak di atas piring di tengah lantai rumah berdiri dengan sendirinya. Tanpa disentuh oleh Wao A. Konon ini pertanda makhluk gaib sudah memasuki arena perdukunan. Makhluk gaib memang ada.

Tentang harimau aku juga memiliki sedikit pengalaman langsung. Pertama, terkait menghormati harimau. Kalau menemukan jejak harimau di ladang atau di hutan orang-orang tua melarang kami berkata “eh ada harimau lewat.” Ini tidak sopan. Tetapi katakanlah “eh ada Nenek lewat.” Kalau tersesat di tengah rimba, sebut nama Nenek tiga kali, lalu hentakkan kaki ke bumi. Maka Nenek akan muncul. Ikuti beliau, maka beliau akan menunjukkan jalan pulang

Kedua, aku melihat harimau sungguhan. Pada pertengahan 1970-an tiga orang pendatang peladang, diantaranya di Bukir Melgan diterkam harimau. Satu dari tiga harimau tertangkap pawang. Tingginya setengah meter lebih. Ia dikerangkeng dan dipamerkan di tengah Balai Jumat sebelum ditenggelamkan dan diambil kulitnya. Konon ini harimau terkecil. Harimau terbesar yang menerkam warga seukuran anak sapi. Betapa menggentarkan.

Silaturahmi Meski Berbeda

Meskipun demikian hubungan antar warga di dusunku yang beragam keyakinan keagamaan ini tetap terjalin baik. Jamaah Masjid Mujahidin tetap bertegur sapa dengan jamaah Masjid Istiqamah. Pendukung Golkar tetap bergaul baik dengan aktivis PPP yang pernah lari malam meninggalkan kampung halaman. Perbedaan tajam antara buya dengan dukun tidak memunculkan konflik terbuka. Mereka masih bisa mengota sambil minum kopi di lepau Wao Swar dan lepau Ngah Sunae di Desa Lama atau di lepau Wao Pahmi di Seberang.

Upoak sebagai buya tidak melarang aku naik ke rumah dukun Wao A. Pada dasarnya kami memang masih bersaudara, dekat maupun jauh. Silaturahmi sebagai kewajiban syarak masih dijaga. Pemutus silaturrahmi, apapun alasannya, dijamin Nabi SAW tidak akan masuk surga. Maka silaturrahmi ini tidak boleh putus meski ada beda di antara kita.

Editor: Nabhan

Avatar
30 posts

About author
Ketua LazisMu PP Muhammadiyah
Articles
Related posts
Perspektif

Moderasi Hilirisasi Haji

3 Mins read
Dalam beberapa tahun terakhir, hilirisasi haji telah menjadi sorotan penting di Indonesia. Berangkat dari visi untuk memberikan pelayanan haji yang berkualitas dan…
Perspektif

AI dan Masa Depan Studi Astronomi Islam

4 Mins read
Kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) merupakan program komputer yang dirancang dan dihadirkan untuk dapat meniru kecerdasan manusia, termasuk kemampuan pengambilan keputusan,…
Perspektif

Pendidikan sebagai Dasar Pembentuk Nilai Hidup

3 Mins read
“Pendidikan (opvoeding) dan pengajaran (onderwijs) merupakan usaha persiapan dan persediaan untuk segala kepentingan hidup manusia, baik dalam hidup bermasyarakat maupun hidup berbudaya…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This will close in 0 seconds