Selepas waktu magrib, lapangan Karang yang berada di kawasan Kotagede Yogyakarta riuh. Ahad terakhir di penghujung tahun 2024, sebuah pertandingan sepakbola amal mempertemukan dua band yang sedang naik daun di kalangan anak muda. Pertandingan ini melibatkan tim tuan rumah asal Kotagede, The Kick melawan The Jeblogs asal Klaten. Para personel kedua band diperkuat para penggemarnya yang ikut dalam kesebelasan.
Para personel The Jeblogs adalah kumpulan pemuda karang taruna Galur Manggala, Desa Jeblog, Klaten, Jawa Tengah. The Jeblogs di tahun 2024 banyak memenuhi lineup banyak pertunjukan musik. Band ini sering menjadi perbincangan di media sosial, memang berasal dari desa yang namanya cukup unik. Desa Jeblog dinobatkan sebagai Desa Percontohan Anti Korupsi pada tahun 2023. Sedangkan para personel The Kick berasal dari Kotagede. The Kick sedang menjadi band yang naik daun di Yogyakarta dan sekitarnya. The Kick tampil di berbagai skena musik Yogyakarta, termasuk Cherrypop.
Kotagede Cup
Sementara itu di tribun sebelah barat lapangan Karang, penonton dengan baju The Kick dan The Jeblogs mulai memenuhi tribun. Kapasitas tribun lapangan Karang yang bisa menampung lima ratus penonton dipenuhi oleh remaja penggemar kedua band yang akan berlaga. Mereka adalah anak skena, sebutan untuk penggemar band yang suka memakai kaos band. Umumnya kaos yang dipakai berisi kata-kata indah dari lirik lagu band. Di sisi timur lapangan Karang, iklan dari berbagai sponsor yang didominasi amal usaha Muhammadiyah
Bukan sekadar pertandingan amal. Ada narasi yang disuarakan dalam pertandingan amal. Isu yang disuarakan dalam pertandingan amal ini adalah Football for Humanity. Isu ini adalah sebagai seruan kemanusiaan terhadap isu Palestina.
Kolaborasi Merch Jersey
Menariknya adalah kepedulian kedua band dengan merilis merch jersey kolaborasi The Kick x The Jeblogs. Jersey dirancang Waltz the Pitch, desainer jersey yang desainnya banyak diaplikasikan oleh berbagai klub sepakbola dan komunitas. Jersey kolaborasi yang melibatkan dua band yang beririsan dengan sepakbola adalah koleksi berharga bagi penggemar musik, dan fans sepakbola. Ide jersey kolaborasi kedua band ini solidaritas kemanusiaan. Ini terlihat dari emblem dan elemen yang vokal menentang genosida Israel terhadap Palestina.
Didominasi warna hitam, dengan tulisan Football for Humanity di bagian depan. Di bagian depan ada emblem yang merepresentasikan The Kick dan The Jeblogs, serta nama turnamen dan waktu pertandingan. Sementara di bagian belakang terdapat nomor punggung 8 yang tersusun dari berbagai kata yang berkaitan dengan Palestina. Di bagian belakang sisi atas, ada logo Pemuda Muhammadiyah, The Kick, The Jeblogs. Di bagian lengan, ada gambar potongan buah semangka yang membentuk warna bendera Palestina. Jersey ini dijual dengan sistem pra pesan melalui akun Instagram Kotagede Cup.Penjualan jersey ini didonasikan langsung untuk Palestina melalui LazisMu.
Adzan Berkumandang
Saat adzan isya berkumandang, wasit meniup peluit. Pertandingan fun football dihentikan sejenak sampai adzan selesai berkumandang. Waktu digunakan oleh para pemain untuk water break. Selepas adzan, pertandingan berlanjut lagi dengan segala kemeriahannya.
Pertandingan amal The Kick x The Jeblogs adalah rangkaian dari kompetisi sepak bola tahunan bertajuk Kotagede Cup. Turnamen ini dihelat oleh Pimpinan Cabang Pemuda Muhammadiyah (PCPM) Kotagede, Yogyakarta. Turnamen ini diikuti oleh berbagai Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) di Kotagede, dimulai dari 24 Desember 2024 sampai dengan 29 Desember 2024. PRM Prenggan dan PRM Singosaren menjadi pemuncak. Keduanya bersua di final.
Pertandingan amal The Kick x The Jeblogs digelar sebelum pertandingan final. Sampai wasit meniup peluit akhir, skor PRM Prenggan vs PRM Singosaren 3-3. Adu pinalti menjadi penentu. PRM Singosaren menang dengan skor 4-3, menandai keberhasilannya sebagai juara Kotagede Cup 2024.
Sepakbola Sebagai Jalan
Seminggu sebelum pertandingan sepakbola amal The Kick x The Jeblogs, sebuah diskusi bertajuk Kelas Turun Minum digelar oleh Bawah Skor, sebuah komunitas pengepul arsip sepakbola yang rutin merawat literasi sepakbola. Di sebuah kedai kopi yang berada di utara kampus 4 Universitas Ahmad Dahlan, Kelas Turun Minum menghadirkan empat pembicara. Salah satunya adalah Primastri Jati, dari Kotagede Cup. Jati, begitu nama panggilannya, menarasikan Kotagede Cup sebagai bagian dari ruang ekspresi kaum muda di Kotagede. Melibatkan dua band, dan komunitas sepakbola menjadi terobosan baru dari Kotagede Cup. Bawah Skor menjadi salah satu komunitas yang terlibat dalam Kotagede Cup.
Sebelum pertandingan The Kick x The Jeblogs, Bawah Skor mengadakan Tur Titik Putih. Sebuah kegiatan berjalan kaki menyusuri kawasan Kotagede yang bertalian dengan sepakbola. Para remaja yang mengikuti Tur Titik Putih mendapatkan pengalaman dan informasi baru tentang Kotagede dan sepakbola, seperti tentang bagaimana kontribusi perajin perak di Kotagede dalam mendesain dan memproduksi Piala Presiden. Selain Tur Titik Putih, Bawah Skor juga membuka lapak instant printing di sisi barat lapangan Karang. Sejalan dengan pertandingan amal yang digelar, instant printing berisi kepedulian terhadap Palestina.
Lapangan Karang Kotagede sebagai Ruang Publik
Lapangan Karang menjadi ruang publik bagi warga untuk berkumpul. Pertandingan sepakbola antar-PRM mempertemukan warga Kotagede dalam ruang publik. Sementara pertandingan amal The Kick x The Jeblogs menjadi perjumpaan anak skena dengan komunitas fans sepakbola.
Kotagede Cup menunjukan bahwa sepakbola adalah jalan bagi Muhammadiyah untuk menyapa anak muda. Persentuhan generasi milenial dan generasi Z dengan Muhammadiyah terjadi di lapangan Karang. Di Tengah sebagian besar penonton yang berasal dari Kotagede, dan hampir bisa dipastikan berafiliasi kepada Muhammadiyah, ada komunitas fans sepakbola dan komunitas anak skena yang terlibat dalam kegiatan yang digelar oleh para aktivis Muhammadiyah. Merawat relasi dengan berbagai komunitas ini di masa depan akan menjadikan Muhammadiyah semakin dekat dengan anak muda kekinian.
Editor: Assalimi