Fikih

Khusyuk dalam Sholat untuk Aktivitas Sehari-Hari

4 Mins read

Setiap hari di waktu yang tepat, kita selalu melaksanakan sholat. Minimal sebanyak lima kali sehari sebanyak tujuh belas rakaat kita lakukan untuk menundukkan kepala sejenak. Bersimpuh penuh kehambaan.

Gerakan yang terdiri dari niat, takbiratul ihram, ruku’, i’tidal, sujud, sampai tahiyat akhir sudah diajarkan sejak umur dini, bahkan sebelum akhir balig. Isi bacaan dalam sholat berupa surat-surat Al-Qur’an dan beberapa doa.

Banyak yang tidak menyangka bahwa sholat merupakan doa itu sendiri. Jika kita cermati lebih detail, banyak doa dalam sholat yang merepresentasikan kehidupan. Salah satunya adalah doa ketika dalam duduk iftarsy, yaitu duduk diantara dua sujud. Ada delapan permintaan kita dalam menghadapi kehidupan di dunia.

Rabbighfirlii warhamnii wajburnii warfa’nii warzuqnii wahdinii wa’aaifinii wa’fuanii

(Ya Allah ampunilah aku, sayangi aku, tutuplah aib-aibku, angkatlah derajatku berilah aku rezeki, Berilah aku petunjuk, jadikanlah aku sehat, maafkanlah aku).

Begitu dahsyatnya salah satu doa dalam sholat yang belum seberapa jika keseluruhan kita hayati dan amalkan. Tak ayal jika Allah memerintahkan ibadah yang paling sering disebut, yaitu Sholat.

..dan dirikanlah Sholat dan tunaikan zakat, dan ruku’lah beserta orang-orang yang ruku’..” (Al-Baqarah : 43).

Kalimat “aqimus-sholat” dalam Al-Qur’an diulang berkali-kali. Hal ini menandakan bahwa perintah Sholat memang penting dilakukan oleh setiap hambaNya. Karena, amalan yang pertama kali ditanyakan di hari pembalasan adalah sholatnya.

Tapi, apakah yang dinilai hanya sholat yang kita lakukan sehari-hari itu? Yang kita kerjakan setiap hari selama lima kali itu? Melihat dari urgensinya sholat, bahkan sampai-sampai hal yang ditanyai di Hari Akhir pertama kali adalah bagaimana sholatnya, rasanya kurang kalau kita hanya mengandalkan sholat lima waktu itu.

Baca Juga  Rukun Islam Rukun Perdamaian

Makna Khusyuk dalam Sholat

Dalam Sholat kita mengenal kata “khusyuk”. Kata khusyuk berasal dari akar kata khasya’a yang berarti tunduk, takut, hening, tenang, dan merendahkan diri. Kata tersebut mengalami perkembangan makna yaitu fokus di hadapan Allah.

Dalam sholat yang biasa kita lakukan sangat dianjurkan untuk Khusyuk, agar kita fokus untuk beribadah. Sampai-sampai ada cerita ketika sahabat Umar Bin Khattab R.A meminta sahabatnya untuk mencabut anak panah yang menancap di punggungnya ketika beliau dalam keadaan sholat.

Tentu saja ini kelasnya sahabat Nabi. Ketika sholat beliau tidak merasakan sakit sedikitpun ketika anak panah yang tertancap di punggungnya berusaha dilepaskan. Hal itu yang menjadi referensi minimal untuk khusyuk dalam sholat.

Akan tetapi, sahabat Nabi bisa saja khusyuk akan sholatnya karena keberadaan ‘penguat sinyal iman’, yaitu Nabi Muhammad SAW. Sama halnya ketika kita jauh dari sumber sinyal provider HP yang pasti sinyalnya sedikit ngadat. Apalagi kita yang hidup jauh setelah seribu tahun lebih Nabi wafat.

Lalu, bagaimana caranya agar kita bisa khusyuk dalam sholat?

Tentu saja ada sebagian orang yang diberi anugerah untuk bisa khusyuk layaknya sahabat Nabi sholat. Tapi, ada sebagian juga yang mungkin jumlahnya lebih banyak yang belum bisa khusyuk dalam sholat. Yang jelas, tidak ada yang bisa menyamai Nabi Muhammad SAW dari segi ibadahnya, khususnya kekhusyukan dalam sholat. Bahkan, sahabat Abu Bakar Ash Shidiq pun yang paling dekat dengan Nabi, tidak bisa menyamai ibadah beliau.

Dengan demikian, apakah ibadah sholat tersebut hanya ibadah yang kita kenal selama ini? Apalagi kalau hanya mengandalkan istilah khusyuk untuk ibadah sholat yang biasa kita lakukan itu.

Kalau dilihat dari makna kata Khusyuk, maka bisa jadi sholat tidak melulu soal yang biasa kita lakukan itu. Justru malah arti sholat bisa direpresentasikan untuk kegiatan kita sehari-hari.

Baca Juga  Tidak Hafal Doa, Ibadah Haji Tetap Sah

Khusyuk dalam Aktivitas Sehari-hari

Semua kegiatan yang akan kita lakukan pasti diawali dengan niat mengharap ridho Allah. Coba kegiatan mana saja yang tidak diawali oleh niat? Untuk sekedar bangun pagi saja butuh niat. Bacaan niat ada lafadznya masing-masing. Akan tetapi, jika cukup dengan lafadz “bismillahirrohmanirrohim” maka niat tersebut sudah dianggap ibadah. Kurang baik apa lho Allah itu?

Kemudian masuk ke ranah khusyuk. Khusyuk atau arti lainnya adalah fokus, menjadi inti dari semua kegiatan untuk mencapai sebuah keberhasilan. Setiap pekerjaan harus fokus tanpa ada halangan dari pikiran-pikiran apapun.

Ciri utama dari fokus adalah tidak merasa terganggu oleh apapun. Ini yang paling berat dari segala aspek fokus karena godaan dimana-mana dan banyak macamnya.

Jika kita bekerja di lembaga keuangan misalnya, godaan terbesar adalah uang itu sendiri. Atau bekerja sebagai pejabat publik, maka godaan terbesarnya adalah amanah yang diembannya. Bekerja sebagai pedagang, maka godaannya adalah meraup keuntungan sebesar-besarnya.

Tak bisa dipungkiri semua pekerjaan memiliki godaannya sendiri. Tapi jika boleh dirangkum, maka godaan terbesar di dunia cuma dua, yaitu harta dan tahta. Mengapa? Harta, tentang kejayaan ekonomi yang dimiliki pribadi. Kekuatan harta akan menjadi kekuatan tersendiri di mata sosial. “oh orang dia mampu kok”.

Tahta, tentang kekuasaan yang diperoleh. Siapa saja yang memiliki kekuasaan atas sesuatu, maka dia bisa mengendalikan apa saja yang dia bisa. Itulah mengapa pertanggungjawaban atas harta dan tahta cukup berat nanti di pengadilan hari akhir. Bahkan, untuk harta sendiri akan ditanyai dua hal, dari mana harta itu didapat dan di kemanakan harta itu dikeluarkan.

Khusyuk Juga Berarti Takut

Arti lain dari khusyuk adalah takut. Tentu saja semua yang kita lakukan tetap mendapat pengawasan dari Allah. Sampai di lubang semut pun kita tak akan lepas dari perhatian-Nya.

Baca Juga  Perayaan Tahun Baru, Menyerupai Kaum Nasrani?

Rasa takut akan menimbulkan perasaan bahwa apa yang kita lakukan harus bersungguh-sungguh, sambil menghindari kesalahan yang fatal. Tak mungkin manusia terhindar dari kesalahan, pasti pernah. Namun, dengan sikap khusyuk ini, kita akan berhati-hati dalam bertindak.

Misal kita mendapat amanah untuk memimpin sebuah institusi atau kelompok, maka dengan amanah itu kita melakukan dengan penuh kehati-hatian. Jangan sampai menyeleweng dari norma dan aturan. Apalagi menghadapi godaan bak wangi surga, yaitu harta dan tahta, maka sikat takut dan tunduk ini perlu untuk meneguhkan pendirian.

Sikap takut dan tunduk memang diperlukan bagi setiap insan untuk mau maju. Prof. Salim H. Said dalam suatu acara pernah berbicara, “Suatu bangsa yang tidak memiliki rasa takut, (maka bangsa itu) tidak akan pernah maju.” Begitu pentingnya rasa takut ini harus segera ditanamkan dalam hati, agar kita melakukan sesuatu dengan sungguh-sungguh.

Takut disini cukup kepada Allah dan segala aturan atau hukum yang ada. Bukan takut karena ada lawan tandingnya. Jika kita merasa itu yang benar, maka kita lakukan saja apa adanya. Jangan takut mengatakan sebuah kebenaran yang ada.

***

Asalkan kita dalam beraktivitas mengutamakan nilai kekhusyukan, saya rasa Allah akan mencatat segala aktivitas setara dengan nilai sholat. Terlebih jika dilakukan dengan penuh penghayatan tentang khusyuk, yaitu fokus dan takut. Toh, Allah juga sesuai prasangka makhluk-Nya, ya kan?

Editor: Dhima Wahyu Sejati

Avatar
6 posts

About author
Karyawan Swasta, Esais dari Purwokerto
Articles
Related posts
Fikih

Hukum Jual Beli Sepatu dari Kulit Babi

2 Mins read
Hukum jual beli sepatu dari kulit babi menjadi perhatian penting di kalangan masyarakat, terutama umat Islam. Menurut mayoritas ulama, termasuk dalam madzhab…
Fikih

Hukum Memakai Kawat Gigi dalam Islam

3 Mins read
Memakai kawat gigi atau behel adalah proses merapikan gigi dengan bantuan kawat yang dilakukan oleh dokter gigi di klinik. Biasanya, behel digunakan…
Fikih

Hukum Musik Menurut Yusuf al-Qaradawi

4 Mins read
Beberapa bulan lalu, kita dihebohkan oleh polemik besar mengenai hukum musik dalam Islam. Berawal yang perbedaan pendapat antara dua ustadz ternama tanah…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This will close in 0 seconds