Peristiwa

Komunikasi UMM Latih Narapidana Perempuan Menulis Buku

1 Mins read

IBTimes.ID – Narapidana yang keluar dari Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) umumnya tidak meninggalkan kenang-kenangan yang unik. Tetapi para penghuni Lapas Perempuan II A, Malang punya semangat untuk meninggalkan jejak cerita dalam wujud buku.

Antusiasme mereka terlihat saat mengikuti pelatihan dan pendampingan menulis. Para narapidana tersebut ingin bisa menulis. Mereka menggelorakan semangat literasi meskipun menjadi penghuni penjara.

Acara yang bertajuk “Pelatihan dan Pendampingan Kepenulisan Sebagai Bagian dari Melek Media Pada Warga Binaan Lapas” ini diselenggarakan oleh Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) di Lapas Perempuan II A Malang (6/12/21).

Kepala Sub Seksi Bimbingan Kemasyarakatan dan Perawatan Hamlana Rizka menyebut bahwa warga binaan yang mengikuti pelatihan tersebut dipilih dengan ketat.

“Kita seleksi dengan ketat. Sebenarnya kita ingin bebaskan semua mengikuti. Yang antusias banyak. Tetapi karena melihat efektifitas pelaksanaan maka kita pilih 40 warga binaan,” ujarnya.

Pelatihan tersebut, imbuhnya, penting dilakukan. Agar tak ada kesan mereka hanya dipenjara, tetapi benar-benar dibina.

Wakil Dekan III Fisip UMM M. Himawan Sutanto mengungkapkan bahwa sudah menjadi tanggung jawab kampus untuk memberikan kemanfaatan bagi masyarakat.

“Saya berharap nanti endingnya para peserta membuat tulisan. Lalu dikumpulkan menjadi satu jadi sebuah buku. Kita akan carikan sponsor. Minimal mereka saat keluar punya kenang-kenangan punya buku,“ tegasnya.

Acara yang diikuti oleh 36 warga binaan ini dilakukan dalam dua cara. Pertama pelatihan dan penjelasan terkait dengan masalah teknis menulis. Kemudian mereka didampingi untuk menulis.

Selanjutnya, peserta diberikan kesempatan menulis bebas tentang pengalaman dan pengamatan mereka selama ini. Lalu dilakukan pemantauan ke Lapas lagi. Kemudian setelah tulisan terkumpul bisa diterbitkan menjadi buku.

Saat diminta penjelasannya kenapa acara pelatihan dengan menulis, Widiya Yutanti, pembicara dan pendamping mengatakan bahwa menulis bisa mengasah kreativitas.

Baca Juga  Pemerintah Jerman Tetapkan Muslim Salafi sebagai Kelompok Terlarang

“Saya menganggap bahwa semua penghuni Lapas itu punya potensi menulis. Mereka hanya tidak tahu apa yang akan ditulis. Bagaimana cara menulis. Lalu bagaimana mempublikasikannya. Nah, kita mencoba memfasilitasinya,” ujarnya.

Pelatihan menulis ini berkesan bagi Anisa (27) narapidana asal Malang.

“Bagi saya ini bisa meluapkan rasa jenuh dan membunuh waktu. Apalagi buku yang akan kita tulis berdasarkan pengalaman kita sehari-hari. Berarti kita kan punya bahan menulis,“ tegasnya.

Pelatihan dan pendampingan menulis dilakukan oleh Widiya Yutanti, Nurudin, M. Himawan Sutanto, dan Rahadi sebagai salah satu bentuk pengabdian masyarakat. Pemilihan Lapas yang dihuni oleh 500 Narapidana, 24 tahanan dan 2 bayi karena tempat tersebut menjadi rujukan nasional binaan bagi warga.

Editor: Yusuf

Related posts
Peristiwa

Bener Meriah dan Aceh Tengah Diguncang 4 Kali Gempa, Warga Panik

1 Mins read
IBTimes.ID – Gempa magnitudo 4,5 mengguncang Dataran Tinggi Gayo, meliputi Kabupaten Bener Meriah dan Aceh Tengah, Aceh, Pukul 20.43 WIB Selasa (30/12/2025)….
Peristiwa

16 Lansia Tewas dalam Tragedi Kebakaran Panti Werdha di Manado

2 Mins read
IBTimes.ID – Kebakaran melanda Panti Werdha Damai yang berada di Kelurahan Ranomuut, Kecamatan Paal Dua, Kota Manado, pada Ahad (28/12) malam sekitar…
Peristiwa

Papan Reklame Terbakar, Mal Sarinah Tetap Buka

1 Mins read
IBTimes.ID – Papan reklame elektronik di Mal Sarinah, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat terbakar pada Minggu (28/12/2025) malam. Peristiwa tersebut pertama kali…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *