News

Krismuha: Ikhtiar Muhammadiyah Merawat Kemajemukan

1 Mins read

IBTimes.ID – Universitas Muhammadiyah (UM) Kendari menggelar bedah buku “Kristen Muhammadiyah: Mengelola Pluralitas Agama dalam Pendidikan” di Aula Gedung E pada Sabtu (24/8/24).

Bedah buku dalam rangka memperingati milad ke-23 Universitas Muhammadiyah (UM) Kendari ini bertajuk “Merawat Bangsa Melintasi Zaman: Ikhtiar Muhammadiyah Merawat Kemajemukan”. Acara ini menghadirkan Fajar Riza Ul Haq dan sejumlah tokoh penting dari dunia pendidikan dan agama.

Dalam paparannya, Fajar memberikan gambaran bagaimana toleransi di wilayah terpencil seperti Ende di Nusa Tenggara Timur, Serui di Papua, dan Putussibau di Kalimantan Barat (Kalbar).

Ia juga menyoroti fenomena Kristen Muhammadiyah (Krismuha) sebagai sebuah interaksi intens antara siswa Muslim dan Kristen di sekolah-sekolah Muhammadiyah sebagai hal menarik yang perlu dicermati.

“Interaksi ini tidak serta-merta menghilangkan identitas mereka sebagai penganut Kristen yang taat,” ungkap Fajar.

Fajar sebagai penulis buku menggarisbawahi bahwa buku ini merupakan kontribusi nyata Muhammadiyah dalam membangun generasi Indonesia yang lebih toleran dan inklusif.

Sementara itu, Has Al Gebra selaku editor dan juga penulis buku menekankan pentingnya data empiris yang dikedepankan dalam karya ini.

“Keunggulan buku ini terletak pada penyajian data-data empiris yang sangat bermanfaat, terutama dalam bidang ilmiah. Saya berharap buku ini bisa lebih mendalami asal-usul pemikiran K.H. Ahmad Dahlan terkait pluralisme,” ungkapnya.

Pandangan yang sama disampaikan oleh Ev. Munfaridah dari Majelis Gereja Kebangunan Alam Indonesia (GKKA) Indonesia Jemaat Kendari. Dirinya menilai bahwa dialog antaragama yang diangkat dalam buku ini sangat relevan untuk menjaga harmoni di tengah keberagaman bangsa.

“Kami mengapresiasi gerakan pendidikan yang dilakukan Muhammadiyah. Dengan adanya sekolah-sekolah Muhammadiyah, kami menjadi mengenal Muhammadiyah. Dan melalui ruang dialog ini, kita belajar untuk saling terbuka dan menghargai satu sama lain,” ucapnya.

Baca Juga  Kunjungi Indonesia, Grand Syekh Al Azhar Tekankan Pentingnya Moderasi Beragama

Munfaridah mengatakan bahwa tantangan terbesar bagi generasi muda yang telah terdidik dalam alam pikiran terbuka adalah mentransformasikan perbedaan menjadi kekuatan bersama. Generasi muda yang inklusif diharapkan mengambil peran aktif dalam menjembatani jurang perbedaan sekaligus merekat jaring sosial masyarakat.

“UM Kendari diharapkan dapat menjadi labolatorium sosial di Sulawesi Tenggara (Sultra). Acara ini bukan sekedar ajang diskusi akademik, tetapi juga menjadi momentum bagi UM Kendari untuk kembali meneguhkan komitmennya dalam merawat kebhinekaan melalui pendidikan.

Perayaan milad UM Kendari kali ini menjadi refleksi atas peran Muhammadiyah dalam menjaga kemajemukan dan membangun bangsa yang toleran dan inklusif.

(Soleh)

Avatar
1457 posts

About author
IBTimes.ID - Rujukan Muslim Modern. Media Islam yang membawa risalah pencerahan untuk masyarakat modern.
Articles
Related posts
News

28.536 Guru PAI di Sekolah Ikuti PPG 2024 untuk Tingkatkan Kompetensi dan Kesejahteraan

1 Mins read
IBTimes.ID, Jakarta (20/12/24) – Kementerian Agama Republik Indonesia melalui Direktorat Pendidikan Agama Islam, Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, telah sukses melaksanakan Pendidikan Profesi…
News

Adaptif Terhadap Zaman, Dosen Ilmu Komunikasi UNY Adakan Pelatihan Pelayanan Prima di PCM Depok Sleman

2 Mins read
IBTimes.ID – Menghadapi perubahan era yang berjalan sangat cepat dan dinamis, serta membutuhkan adaptasi yang juga cepat, diperlukan keahlian khusus untuk menghadapi…
News

Festival Moderasi Keindonesiaan: Menyemai Moderasi Beragama di Kalangan Milenial dan Gen-Z

2 Mins read
IBTimes.ID, Yogyakarta (15/12/24) — Yayasan Pegiat Pendidikan Indonesia (PUNDI) bekerja sama dengan Kementerian Agama Republik Indonesia menyelenggarakan acara Festival Moderasi Keindonesiaan yang…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This will close in 0 seconds