News

Kuliah Umum UIN Salatiga Bahas “Moderasi Beragama di Era Artificial Intelligence (AI)”

2 Mins read

IBTimes.ID – Universitas Islam Negeri (UIN) Salatiga melaksanakan Kuliah Umum untuk mahasiswa baru dengan mengusung tema “Moderasi Beragama di Era Artificial Intelligence (AI)” pada Rabu (4/9/24). Kuliah Umum kali ini menghadirkan Dr. Fajar Riza Ul Haq, Staf Khusus Menteri Sekretariat Negara RI.

Dalam pemaparan materinya, Fajar menyampaikan bahwa aktivitas keseharian kita telah melibatkan kecerdasan buatan. Smartphone yang kita miliki itu berisikan kecerdasan buatan.

“Artificial Intelligence atau kecerdasan buatan sudah kita jumpai sejak memakai handphone. Ketika kita ketik di google, biasanya akan muncul kata prediksi, kita memilih apa selanjutnya,” ujar Fajar.

Fajar mengatakan, bangsa Indonesia sejatinya memiliki DNA tengahan. Sebagaimana yang telah dicontohkan oleh tokoh bangsa dalam merumuskan dan memutuskan Pancasila sebagai dasar negara. Kendati membawa pemikiran dari kelompok-kelompoknya masing-masing, namun mereka tetap dapat melakukan konsensus.

“Konsensus fundamental mengenai konstitusi bangsa (Pancasila) menunjukkan bahwa DNA bangsa ini tengahan (wasathiyah). Dimana tidak mengambil ideologi agama, tidak juga mengambil ideologi sekuler. Bangsa lain mengagumi bangsa ini karena DNA-nya wasathiyah,” papar Fajar.

Fajar menyebutkan, setidaknya ada lima indikator dalam Moderasi Beragama. Pertama, Komitmen kebangsaan. Apa pun agama kita tidak mempersoalkan kebangsaan kita.

Kedua, Toleransi yang tinggi. Islam bisa diterima di Indonesia secara damai karena menebarkan tasamuh (toleransi). Sebab cara beragama yang ekstrem hanya akan memicu benturan. Masing-masing agama di Indonesia harus melakukan upaya moderasi agar tidak terjadi benturan satu sama lain.

Ketiga, Menghargai tradisi. Islam berkembang baik karena menghargai tradisi. Menerima tradisi yang membawa maslahat, menolak tradisi yang membawa mafsadat.

Keempat, Menjauhi perilaku kekerasan. Apapun bentuk kekerasan, baik fisik maupun verba, salah satunya contohnya bullying harus dihindari. Bullying itu musuh pendidikan, bullying itu bagian dari kekerasan.

Baca Juga  Saya Kristen, dan Saya Muhammadiyah

Kelima, Menerima modernitas dan kemajuan. Tradisi dan modernitas harus seiring dan sejalan. Keduanya tidak perlu dipertentangkan, sebab semua manusia orientasinya menuju ke masa depan.

Fajar menjelaskan bahwa tidak cukup melakukan Moderasi Beragama, namun juga diperlukan Moderasi Keindonesiaan. Sebab yang menyelamatkan bangsa ini adalah sikap moderat (tengahan).

Selain itu, di tengah merebaknya fenomena disinformasi atau penyebaran berita hoax di ruang digital, Fajar memberikan kiat-kiat dalam upaya menghadapi isu-isu di media sosial. Pertama, suspend jugment (penundaan penghakiman). Preferensi bacaan, kalau suka dengan suatu tokoh dibaca, kalau tidak diabaikan. Kalau sesuai dengan kita, maka kita share. Kita harus melakukan penilaian terlebih dahulu.

Kedua, critical thinking. Kita harus punya budaya kritis. Ini yang membedakan orang kuliah dengan yang tidak kuliah. Critical thinking anda menjadi sangat penting penelitian di masa depan anda.

Ketiga, kesadaran dan empati. Adapun yang tidak dimiliki oleh Artificial Intelligence (AI), yakni kesadaran dan rasa. Kapabilitas intelektual dan memiliki empati. Maka dari itu, selain intelektual kampus juga harus mengasa rasa (empati). Mengasah kecerdasan dan mengasah hati mahasiswanya.

UIN Salatiga mengusung branding Green Wasathiyah Campus. Prof. Zakiyudin Baidhawi, MA, Rektor UIN Salatiga mengatakan bahwa Green Wasathiyah itu memiliki makna keseimbangan (equilibrium). Dari sini diiharapkan semua mahasiswa dan alumni UIN Salatiga agar senantiasa menjalani kehidupan dengan keseimbangan.

Pada tahun ajaran 2024/2025, UIN Salatiga menerima mahasiswa baru, sarjana, magister, dan doktor berjumlah 2.555 orang. UIN Salatiga juga menerima mahasiswa non-muslim. Selain itu, UIN Salatiga juga kedatangan mahasiswa dari negara luar berjumlah 36 orang.

(Soleh)

Avatar
1404 posts

About author
IBTimes.ID - Rujukan Muslim Modern. Media Islam yang membawa risalah pencerahan untuk masyarakat modern.
Articles
Related posts
News

MAARIF House Edisi 4: Bincang Soal Agama, Kebudayaan, dan Moralitas Publik

2 Mins read
IBTimes.ID, Jakarta – MAARIF Institute kembali menggelar diskusi terbatas dengan tema “Agama, Kebudayaan, dan Moralitas Publik”. Acara yang diselenggarakan di kantor MAARIF,…
News

Kolaborasi Global untuk SDM Unggul: Cerita Perjalanan KKN PLUS 2024 ITB Ahmad Dahlan

2 Mins read
IBTimes.ID – Pengalaman mengikuti KKN PLUS 2024 di Pondok Pesantren Al Islamy Kebon Jambu adalah salah satu momen yang tidak hanya membuka…
News

Krisis Kemanusiaan dan Perubahan Iklim: Dua Poin Penting Deklarasi Istiqlal 2024

2 Mins read
IBTimes.ID – Paus Fransiskus mengunjungi Masjid Istiqlal, Jakarta pada Kamis (5/9/24). Kunjungan itu digelar dalam serangkaian prosesi acara, mulai dari dialog lintas…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This will close in 0 seconds