Pada era Victoria (1837-1901) yang dikenal sebagai masa kristenisasi, telah menjadi identitas bagi Inggris kala itu. Namun tercatat dalam sejarah, bahwa sekelompok orang pada masa kejayaan itu banyak yang meninggalkan agama Kristen dan beralih memeluk agama Islam. Salah satunya adalah Lady Evelyn Cobbold yang dikenal dengan nama Lady Zainab Cobbold.
Biografi Singkat
Lady Evelyn Murray DL JP, yang sering kali dikenal sebagai Lady Evelyn Cobbold atau Lady Zainab Cobbold. Dia merupakan putri tertua dari pasangan Charles Adolphus Murray-Earl of Dunmore ketujuh dan Lady Gertrude Coke. Lady merupakan wanita bangsawan yang lahir di Edinburg, Inggris pada 17 Juli 1867.
Masa hidupnya dihabiskan dengan melakukan perjalanan ke luar negeri. Lady Evelyn menikah dengan salah satu anggota keluarga Cobbold, John Dupis Cobbold pada 1891. Hingga akhirnya, pernikahannya berakhir kandas pada tahun 1922. Perempuan ini, wafat pada Januari 1963.
Ketertarikan Lady Evelyn Masuk Islam
Bukan hal yang aneh lagi, jika banyak seseorang yang tertarik pada agama Islam. Salah satunya adalah Lady Evelyn yang tertarik pada Islam. Faktornya bisa saja terjadi karena ia yang sering kali melakukan perjalan ke negeri-negeri orang Muslim dan tinggal di sana saat masih kanak-kanak. Namun, tidak diketahui secara pasti, kapan Lady menyatakan dirinya untuk masuk ke dalam agama Islam.
Keyakinan pada diri Lady Evelyn untuk berpindah agama dan menjadi seorang muallaf, semakin kuat setelah kepulangannya dari Roma. Kala itu, ia bertemu dengan Paus (Bapa Suci) yang tiba-tiba saja bertanya padanya “Apakah kamu pemeluk Katolik?”. Seketika itu Lady Evelyn terkejut, dan secara spontan ia mengatakan bahwa ia seorang muslim. Jawaban Lady membuatnya binggung, sebab ia tak tahu mengapa menjawab demikian kepada Paus (Bapa Suci) tersebut. Oleh karena itu, momen yang terjadi secara tiba-tiba ini, membuat dirinya semakin giat dalam mempelajari agama Islam.
Dirinya mengakui, bahwa ia banyak mempelajari serta membaca literatur tentang agama Islam. Sehingga membuat jiwa keislaman pada dirinya pun semakin bertambah tinggi. Dalam pandangannya, agama Islam adalah agama yang paling cocok dengan kehidupan manusia, serta mampu dalam menyelesaikan berbagai macam problematika. Ia menambahkan pendapatnya bahwa Islam adalah agama yang sangat indentik dengan kedamaian.
Menurut sejarawan, William Facey menuliskan, bahwasannya kata pengantar riwayat hidup Lady Evelyn merupakan aspek spiritual agama yang menarik orang untuk masuk ke dalam Islam. William Facey juga mengatakan bahwa para penganut agama Islam yang baru, akan yakin seluruh agama mengakui kesatuan dalam sesuatu yang transenden, walaupun terdapat doktrin dasar yang dapat membedakannya.
Lady Evelyn, memiliki nama panggilan Lady Zainab, di Timur Tengah. Nama itu, biasanya digunakan oleh teman-temannya yang berasal dari Arab. Kerapkali ia mendapatkan kesempatan untuk mengunjungi daerah-daerah yang khusus disediakan untuk perempuan. Ia pun menulis tentang Dominasi Pengaruh Besar Perempuan dalam budaya Muslim.
Lady Evelyn Menunaikan Ibadah Haji
Pada April 1933, saat usianya beranjak ke 65 tahun, Lady Evelyn menunaikan ibadah haji ke Mekkah. Tepat setelah permohonannya dikabulkan oleh Raja Abdul Azizi. Ia menjadi wanita Inggris pertama yang melakukan perjalanan haji tersebut, yang memiliki pengaruh besar dalam kehidupannya. Pelaksanaan ibadah haji itu, membuatnya merasa takjub akan semua ritual rukun yang ada di dalamnya.
Menurutnya, berkunjung ke negeri, di mana tempat awal kemunculan agama Islam dan menyaksikan tempat-tempat yang penuh sejarah Nabi Muhammad SAW, itu semua adalah pengalaman yang luar biasa dalam hidupnya. Maka dari pengalaman ini, saya akan berusaha untuk mengamalkan kehidupan Rasulullah itu, “ Ujarnya.
Dalam buku yang berjudul “Pilgrime to Mecca” tertulis bawa perjalanan spiritual yang dilakukan membuat ia tertarik akan keindahan dan rasa kagum hingga tiada tara. Buku itu adalah buku yang ia tulis tentang Mekkah. Buku itu terbit pertama kali pada 1934.
Kehidupan yang ia jalani itu, tidak banyak yang dapat diketahui. Selain kisahnya yang melakukan perjalanan dalam waktu yang singkat ke Kenya. Seiring perjalanan waktu dan usia yang sudah lanjut, Lady Evelyn menghembuskan nafas terkhirnya di Panti Jompo Inverness pada Januari 1963. Tepat pada usia 95 tahun, setelah ia menginstruksikan seorang bagiper dalam memainkan sebuah alat musik di kediamannya.
Editor: Saleh