IBTimes.ID – Peresmian Masjid Salamad di Long Xuyen, provinsi An Giang, Vietnam Selatan oleh Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan yang wakili oleh Warsito Deputi Bidang Koordinasi Penguatan Karakter dan Jati Diri Bangsa, dan bersinergi dengan KBRI Hanoy, KJRI Ho Chi Minh serta lembaga filantropi di Indonesia pada Jumat, (5/12/25), menjadi bukti peran penting harmonisasi agama ke dunia internasional.
Lazismu yang turut menjadi mitra strategis dalam peresmian itu menegaskan bahwa sebagai unit pembantu pimpinan (UPP) Pimpinan Pusat Muhammadiyah, pilar program sosial dakwah semakin memperkuat internasionalisasi gerakan zakat melalui aksi filantropi yang inklusif.
Direktur Utama Lazismu Pusat, Ibnu Tsani yang hadir dalam peresmian Masjid Salamad, saat dikonfirmasi, pada Sabtu, (6/12/2025) mengatakan jalur diplomasi Indonesia di negara Vietnam mencerminkan bahwa negara dan lembaga filantropi bisa berjalan bersama dalam mengukuhkan misi strategis hubungan dua negara.
“Dalam fikih zakat kontemporer yang sudah ditanfizkan oleh pimpinan pusat Muhammadiyah, dalam konteks ini hikmah zakat dan hubungan sosial manusia dan kemasyarakatan berupaya menolong, membina dan membangun kaum yang lemah dan papa dengan materi, untuk memenuhi kebutuhan pokok hidupnya”, kata Ibnu.
Hal itu, sejalan dengan Muktamar ke-48 tahun 2022 di Solo, yang melahirkan beragam keputusan strategis dan beririsan dengan gerakan dakwah internasionalisasi Muhammadiyah dan internasionalisasi filantopi Islam. Keputusan muktamar harus diimplementasikan melalui aksi pelayanan, tegasnya.
“Corak Islam di Indonesia yang berkarakter tengahan merupakan praktik baik yang harus disebarkan tidak hanya di dalam negeri tetapi ke mancanegara”, tandasnya. Membangun narasi Islam tengahan melalui jalur filantropi diperlukan beragam strategi. Salah satunya melalui pembangunan masjid.
Dukungan pembangunan masjid melalui dana zakat bagi komunitas muslim Vietnam merupakan instrumen edukasi, perbedaan sistem politik dan ideologi antara Indonesia dan Vietnam tidak menjadi tembok penghalang memperkuat ukhuwah Islamiyah dan ukhuwah Insaniyah. Hak setiap orang di manapun untuk beribadah dan berkeyakinan.
Komunitas muslim An Giang, kata Ibnu, diketahui menjadi muslim minoritas. Sejak 1950 telah menggerakan jamaahnya melalui Masjid Salamad yang dulu masih dalam bentuk surau. “Dalam perkembangannya jamaah terus bertambah sementara surau sudah tidak mampu menampung”, paparnya.
Hal itu telah, kata dia, telah dijelaskan oleh Imam Masjid Salamad, Châu Mách dalam sambutannya di peresmian itu, bahwa ada banyak kendala dalam pembangunan Masjid Salamad mulai dari ijin oleh otoritas Vietnam dan masalah pendanaan. Bagi Châu Mách, dukungan pemerintah Indonesia dan lembaga amil zakat Indonesia telah memberikan harapan yang pada akhirnya dapat terwujud. Ia mengucapkan terima kasih atas dukungan dan kedatangan lembaga filantropi Indonesia di provinsi An Giang.
Dalam kesempatan itu, Direktur Eksekutif Humanitarian Forum Indonesia (HFI), Surya Rahman mengatakan pembangunan Masjid Salamad sempat tertunda 1,5 tahun karena kendala dan faktor lain. “Ada empat lantai dengan fasilitas pendukungnya yang menelan biaya pembangunan, total nilai sebesar 5 miliar Vietnamese Dong,”, jelasnya.
Surya menambahkan agenda yang telah terwujud ini merupakan bagian dari tindak lanjut Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan pada masa Muhadjir Effendy, yang telah melakukan peletakan batu pertama pada 26 Juni 2024.
Seraya menceritakan kisah Muhadjir Effendi saat itu, sambung Surya, bahwa ini adalah penantian panjang. Hampir sepuluh tahun komunitas muslim di An Giang memimpikan tempat ibadah yang layak dan nyaman. “Akhirnya impian itu terwujud yang nantinya tidak hanya sebagai tempat ibadah namun juga sebagai pusat pendidikan dan kegiatan lainnya”, pungkasnya.
Syukur alhamdulillah kesempatan itu dilaksanakan dengan baik oleh pemerintah Indonesia yang menjadi bagian integral diplomasi inklusif di Asia Tenggara. Sebagaimana pesan Muhadjir Effendy bahwa Menko PMK secara langsung bisa mendampingi kebutuhan komunitas muslim kepada otoritas Vietnam dan menegaskan agenda ini sebagai agenda kenegaraan yang melibatkan lembaga fialntropi dengan komunikasi tingkat tinggi.
Selain Lazismu dan HFI, lembaga filantropi lainnya yang menghadiri peresmian Masjid Salamad yaitu Dompet Dhuafa, Human Initiative, Rumah Zakat, Baznas RI, DT Peduli sebagai komitmen atas dukungannya terhadap komunitas muslim di provinsi An Giang, Vietnam Selatan.
(Author/Soleh)

