Akhlak

Lima Cara Mendidik Anak ala Rasulullah

4 Mins read

Belajar Cara Mendidik dan Menyayangi Anak dari Rasulullah

Anak adalah anugerah dan amanah dari Allah yang harus dipertanggungjawabkan oleh setiap orang tua. Kehadiran anak, bukan untuk kehidupan dunia semata, melainkan juga untuk kehidupan akhirat.

Oleh karena itu, merupakan suatu kewajiban bagi setiap orang tua untuk mendidik anak menjadi sosok manusia yang shalih. Sebagaima Rasulullah bersabda, “Tidak ada pemberian orang tua kepada anaknya yang lebih baik daripada budi (pendidikan) yang baik.” (HR. Tirmidzi)

Jika orang tua itu paham bahwa proses dalam mendidik anak akan dimintai pertanggungjawaban di akhirat kelak, tentu mereka akan melakukannya dengan penuh kehati-hatian, sesuai dengan syariat Islam.

Karena mendidik anak memang bukan perkara yang mudah. Terlebih lagi mendidik secara Islami, butuh kesabaran dan pola asuh yang tepat agar anak bisa menjadi manusia yang tak hanya bermanfaat bagi kedua orang tuanya, namun juga bagi bangsa, negara, dan agamanya di masa depan.

Pasalnya, di zaman sekarang banyak orang tua ketika mendidik anak menerapkan pola yang tidak tepat. Potret yang nampak saat ini adalah banyak orang tua melarang putrinya memakai jilbab.

Tak jarang juga mereka membiarkan anak gadisnya memakai pakaian dan celana yang harusnya cocok dikenakan adiknya. Pola asuh yang seperti ini jelas akan membawa mereka pada jurang kemaksiatan dan kehancuran.

Karena anak yang seharusnya menjadi ladang pahala, investasi bagi orang tua untuk menuju surga, malah akan menjadi pintu perihnya siksa di api neraka.

Untuk itu, sebagai seorang muslim, sudah sepantasnya untuk mengambil pelajaran dari kehidupan Rasulullah SAW dalam berbagai hal kehidupan, termasuk dalam hal menjadi orang tua yang baik.

Karena segala kepribadian beliau dapat menjadi teladan bagi umatnya. Hal ini bertujuan agar terhindar dari pola asuh yang salah dan terhindar pada penyesalan di kemudian hari. Berikut ini adalah cara Rasulullah SAW dalam mendidik dan menyayangi anak.

Baca Juga  Karakter Tawadhu: Rendah Hati di Hadapan Sang Maha Tinggi

Pertama, Tunjukkan Kasih Sayang Yang Tulus Pada Anak

Hal pertama yang sering Rasulullah SAW lakukan adalah mencium anak. Mencium anak merupakan suatu tanda kepedulian kita sebagai orang tua pada anak. Hal ini juga dapat menumbuhkan rasa dan pikiran pada anak bahwa ia disayangi oleh kedua orang tuanya.

Diriwayatkan dari Abu Hurairah, Rasulullah mencium Al-Hasan bin Ali, dan di sisi Rasulullah ada Al-Aqro bin Haabis At-Tamimiy yang sedang duduk. Maka Al-Aqro berkata, “Aku punya 10 anak, tidak seorang pun dari mereka yang pernah kucium.” Maka Rasulullah melihat kepada Al-Aqro lalu berkata, “Barang siapa yang tidak merahmati/menyayangi maka ia tidak akan dirahmati.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Begitulah cara Rasulullah memberikan kehangatan cinta kasih terhadap anaknya. Beliau tidak ragu menunjukkan ketulusan kasih sayangnya pada anak dihadapan umum. Justru hal ini akan membuat anak lebih merasa bahwa mereka istimewa dan dicintai oleh kedua orang tuanya.

Kedua, Tanamkan Tauhid Dan Akidah Pada Anak Sejak Dini

Tauhid dan akidah merupakan pondasi setiap umat Islam. Menanamkan tauhid dan akidah sejak anak dilahirkan sebenarnya sudah diajarkan oleh nabi, melalui azan dari sang ayah atau kakeknya.

“Dari Abu Dawud dan Tirmidzi, “aku telah melihat Rasulullah mengazankan Hasan bin Ali pada telinganya saat dilahirkan oleh Fatimah dengan azan seperti azan shalat.” Dengan mengazankan ini maka kita telah mengenalkan anak pada penciptanya.

Ketiga, Berlaku Adil Pada Setiap Anak

Orang tua juga harus berlaku adil pada anak-anaknya. Beberapa pasangan suami istri yang memiliki anak lebih dari satu, tanpa sadar mereka kerap memiliki sikap pilih kasih terhadap salah satu anaknya. Adil terhadap anak tidak selalu berarti menyamaratakan segala sesuatu pada anak, karena kebutuhan tiap anak berbeda. Anak usia kuliah kebutuhannya tentu berbeda dengan anak SD. Untuk itu, orang tua harus bisa menyikapi hal tersebut.

Baca Juga  Pengajian Progresif: Boleh Mengejar Akhirat, Tapi Jangan Lupa Dunia

Pilih kasih bisa menimbulkan perasaan iri, permusuhan, kedengkian, kebencian terhadap sesama saudaranya sendiri. Dan lebih parah lagi, dapat memutus hubungan keluarga. Perintah agar orang tua bersikap adil terhadap anaknya telah dijelaskan dalam sabda Nabi. Bahkan beliau mengulangnya hingga tiga kali.

“Berlaku adillah di antara anak-anak kalian. Berlaku adillah di antara anak-anak kalian. Berlaku adillah di antara anak-anak kalian.” (HR. Ahmad).

Keempat, Sabar

Dalam mendidik anak orang tua harus senantiasa sabar, tidak mencela, dan tidak bersikap keras pada anak. Ketika orang tua mencela anaknya, sama saja ia mencela dirinya sendiri. Sebab dialah yang telah mendidik anak tersebut dan mengajari anaknya.

Anak yang dididik dengan cara yang baik dan lemah lembut akan lebih mudah diterima daripada dengan cara yang kasar lagi keras. Rasulullah mencontohkan cara menyikapi kenakalan seorang anak kecil yang mengganggu beliau saat sedang salat.

“Sesungguhnya Rasulullah pernah salat dan ketika beliau sujud, Hasan (cucu beliau) melompat-lompat di atas punggung dan tengkuk beliau. Lalu Rasulullah mengangkat kepalanya dengan pelan agar tidak mengejutkannya. Beliau melakukan ini tidak hanya sekali.

Begitulah cara Rasulullah menyikapi kenakalan anak kecil. Senakal dan usilnya anak kita, jangan langsung memarahinya. Dengan kita tetap berusaha sabar dalam menghadapi segala perilakunya, maka dengan sendirinya anak merasa malu hingga akhirnya mereka akan berpikir ulang jika mau mengerjakan hal itu kembali.

Kelima, Tidak Melarang Anak Bermain

Namanya juga anak-anak pasti suka bermain, namun tak sedikit orang tua yang marah ketika melihat anaknya bermain, entah itu di dalam maupun di luar rumah. Orang tua demikian ini hanya tidak mau rumahnya berantakan jika bermain di dalam rumah. Namun jika anak bermain keluar rumah, merekapun juga dimarahi, karena anak pasti tak kenal waktu.

Baca Juga  Mentarbiyah Anak di Masa Bayi

Rasulullah tak pernah mengekang anak-anak untuk bermain, bahkan beliau suka melihat anak bermain.

Sebagaimana dalam hadis dari Aisyah, “Aku dahulu pernah bermain boneka di sisi Rasulullah. Aku memiliki beberapa sahabat yang biasa bermain bersamaku. Ketika Rasulullah masuk dalam rumah, merekapun bersembunyi dari beliau. Lalu beliau menyerahkan mainan padaku satu demi satu lantas merekapun kembali bermain bersamaku.” (HR. Bukhari)

Islam dalam memposisikan anak begitu mulia, seperti yang dijelaskan dalam sabda Rasulullah, “Muliakanlah anak-anak kalian dan didiklah akhlak mereka, karena sesungguhnya mereka adalah hadiah bagi kalian.” (HR. Ibnu Majah).

Sehingga sudah sepatutnya orang tua menjaga anak mereka dengan sebaik-baiknya. Selalu berhati-hatilah dalam bertindak didekat anak, belajarlah mengelola emosi untuk menghindari melakukan perbuatan atau mengucapkan perkataan yang secara langsung maupun tidak langsung akan melukai hati si anak. Semoga kita semua bisa mendidik dan menyayangi anak sebagaimana mestinya. Aamiin.

Salma Farikha
2 posts

About author
Mahasiswi jurusan Ilmu Perpustakaan dan Informasi Islam di UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung
Articles
Related posts
Akhlak

Mentalitas Orang yang Beriman

3 Mins read
Hampir semua orang ingin menjadi pribadi yang merdeka dan berdaulat. Mereka ingin memegang kendali penuh atas diri, tanpa intervensi dan ketakutan atas…
Akhlak

Solusi Islam untuk Atasi FOPO

2 Mins read
Pernahkan kalian merasa khawatir atau muncul perasaan takut karena kehilangan atau ketinggalan sesuatu yang penting dan menyenangkan yang sedang tren? Jika iya,…
Akhlak

Akhlak dan Adab Kepada Tetangga dalam Islam

3 Mins read
Rasulullah Saw bersabda dalam sebuah hadis berikut ini: مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيُكْرِمْ جَارَهُ “Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This will close in 0 seconds