Mungkin sudah mafhum, Rusia itu negara berkedok di atas kedaulatan. Satu-satunya wilayah terluas di dunia ini, tentu Rusia merupakan cikal bakal daripada serpihan republik di antara Uni Soviet. Penganut komunis, tentu mandarah daging sebagai ideologi negara. Bahkan, eksistensi Islam sering kali ditentang tanpa pandang bulu.
Jumlah umat Islam terbilang banyak di negara Rusia. Sekitar 28-31 juta orang, termaktub pada awal 2021 (Merdeka, 01/07/21). Moskow dan St. Petersburg diklaim dalam tataran kota yang terdominasi oleh wajah republika Muslim. Di samping itu, tentu terpapar dengan jumlah populasi yang relatif signifikan (Republika, 16/08/20).
Realita yang tak terpikirkan sedemikian rupa, bilik umat Islam justru melebihi kapasitas walaupun diiringi dengan penganut komunis. Bagaimana pun, nyaris tentunya bilamana seluk beluk penyusupan Islam ke Rusia terlupakan tanpa jejak. Terkapalnya sisi historis, tentu sudah menjadi makanan tersendiri agar terefleksi pola kedinamisannya.
Jati Diri Islam Merajut ke Derbent, Kota Tertua di Rusia
Sejajar dimulai kala awal masa Hijriah, wilayah Rusia sudah disusupi oleh Islam. Entah di segi apa pun itu, yang jelas melalui sebuah dakwah. Ahmad bin Fadhlan adalah pelopornya. Identitas yang diketahui, terkapar sebagai seorang utusan dari Daulah Abassiyah. Penduduk Muslim pertama, terletak di Dagestani, kota Derbent (Okenews, 25/02/22).
Istilah Derbent, dirintis pada abad ke-6 Masehi. Oleh Dinasti Sassanid dari Persia, Derbent dibangun dengan dua dinding batu yang saling membentang sekisar dari pengunungan ke laut. Keduanya mempunyai ketinggian sekitar 12 meter, dan lebarnya sekitar 3 meter. Kota tertua di Rusia ini, keberadaan Derbent terbilang wujud sejak abad ke-8.
Namun di tahun 654 M, Derbent dikuasai oleh orang-orang Arab. Tentu tersapu dengan kekuasaan. Sebutan andalan di waktu itu, dengan menyebut “Bab al-Abwab”. Selain itu, di bawah adidaya kekuasaan orang Arab, kota Derbent tereduksi menjadi pusat administrasi penting. Sekaligus merupakan tempat masuknya agama Islam (Kumpara, 17/11/20).
Penaklukan Rusia yang tak Terlupakan dan Penyebaran Islam
Tidak serta dilupakan pula, skema perkembangan Islam di Rusia, diawali pada penaklukan Volga Tengah di abad ke-16. Invasi ini, menarik masyarakat Tatar dan Turk dari Volga Tengah, menuju Rusia. Dilanjutkan pada abad ke-18 dan ke-19, penaklukan Rusia di Kaukasus juga ikut andil memenuhi penyebaran Muslim. Terutama hingga pelosok Rusia (Okenews, 25/02/22).
Sekitar kawasan Kaukasus, tempat strategisnya mempunyai posisi dan peranan terhadap hubungan ekonomi perdagangan. Bagaimana pun juga, penghubung di antara Kaukasus, adalah mencapai menuju Eropa Timur, Asia Tengah, dan Timur Tengah. Ini semua tentu yang mensiklus tumbuhnya persebaran Islam secara damai.
Islam terkonsep sebagai agama resmi, di kala pemerintahan Almasysh menduduki kerajaan Bulgaria di Volga pada 922 M. Tentu saja hal ini menjadikan pula Bulgaria Volga sebagai negara yang berbasis Muslim pertama di wilayah Eropa Timur. Secara nilai, gerbang reflektif umat Islam, terjaga dalam takaran Rahmatan lil ‘Alamin (Khazanah, 14/04/19).
Madzab yang Dianut Islam di Rusia
Mayoritas Muslim di Rusia, telah mengikuti Islam Sunni. Dalam pengertian khusus, Sunni adalah madzab yang berada dalam barisan Asy’ariyah dan merupakan lawan dari Mu’tazilah (Yudi Irfan Daniel, Aqidah Islam, 177). Islam bermadzab Sunni di Rusia ini, bagaimana pun juga menjadi sebuah ajaran yang tercermin dari keteladanan Rasulullah.
Namun dalam kawasan Dagestan dan Chechnya sangat terlekat dengan tradisi Sufisme. Arus tarekat Naqsyabandi dan Shazili mereduksi sedemikian rupa yang dipimpin Syekh Said Afandi al-Chirkawi ad-Daghestani. Orang Azeri menganut Syiah, di kala bukan lagi bagian dari rakyat Uni Soviet. Banyak di antaranya melalang untuk mencari profesi ke Rusia (Wikipedia, 13/12/21).
Maka dari itu, dapat ditarik kesimpulan bahwa masuknya Islam ke Rusia, merupakan refleksi yang tersipu oleh bangsa Arab. Terlepas dari itu, juga tercatat sebagai tataran Daulah Abassiyah sebagai pelopornya. Bagaimana pun juga, hal ini terlihat sebagai kebangkitan umat Islam supaya tak selamanya statis. Artinya, hanya berkembang dalam satu sisi saja. Akhir kata, wallahu a’lamu bishawab.
Semoga Bermanfaat!