Perspektif

“Memanipulasi” Ajaran Agama

2 Mins read

Oleh: Muhammad Abdullah Darraz

Dari al-Asymawi, al-Jabiri, dan Syahrur, kita mendapati bahwa konsep-konsep kunci (ajaran-ajaran inti) yang ada dalam al-Quran itu telah sedemikian rupa mengalami penyimpangan (tahrif al-kalim ‘an mawadhi’ih).

Penyimpangan

Kini, konsep-konsep yang mulia tersebut telah dimanipulasi oleh kelompok ekstrimis untuk melegitimasi praktek-praktek biadab yang berujung pada kekerasan dan berbagai tragedi kemanusiaan. Tentu, ada tujuan-tujuan politik-ekonomi sesaat yang mereka miliki di balik berbagai tragedi tersebut. Akhirnya, konsep-konsep yang sejatinya mulia ini berada dalam kehinaan di bawah titik nadir, karena telah disalahgunakan untuk kekejaman dan kebiadaban.

Untuk mengubah dan mengembalikan konsep-konsep tersebut pada tempat yang semestinya, menurut mereka, kita tidak bisa hanya mengandalkan usaha di wilayah hilir. Perlu adanya “pembongkaran epistemologis” di wilayah hulu dan di wilayah tengah antara hulu dan hilir. Produk-produk epistemologis pasca Nabi wafat yang dihasilkan sejak masa sahabat hingga hari ini, mesti dilihat ulang dan dipikirkan kembali. Pun demikian dengan derivasinya, baik itu berupa produk hukum, sejarah, budaya, dan berbagai pemikiran terkait Islam.

Misalnya, terkait sumber ajaran Islam itu sendiri, mungkin bisa dikatakan semua bersepakat bahwa al-Quran merupakan satu sumber utama untuk memahami Islam dengan mengakomodasi berbagai pluralitas penafsiran yang tidak saling menegasikan. Tapi, bagaimana dengan sunnah? Orang seperti Syahrur jelas memiliki sikap yang lebih kritis; bisakah sunnah diterima sebagai sumber ajaran Islam kedua setelah Quran tanpa pertanyaan apapun yang menggelayutinya?

Manipulasi Ajaran

Tentu, karena sunnah itu baru dikodifikasi 1-2 abad setelah Rasul wafat dalam bentuk kitab-kitab hadits yang kita terima saat ini. Maka keberadaan sunnah itu tidak serta merta bisa diterima begitu saja. Karena pertanyaannya adalah, apakah betul sunah-sunah yang selama ini kita anggap bersambung dan merupakan praktek Rasul itu benar adanya, ataukah itu merupakan Sunnah Sahabat, atau sunnah para Imam Maksum (dalam tradisi Syiah), atau juga Sunnah Tabiin, atau Sunnah Tabiittabiin, atau juga sunnah para Imam Mazhab, juga para ulama setelahnya yang kebetulan disambung-sambungkan kepada Rasul?

Baca Juga  Islam Radikal dan Islam Moderat: Pembahasan Berimbang dengan Metode yang Tepat

Dalam hal ajaran al-walla wa al-barra (loyalitas dan pembangkangan), misalnya, menurut Syahrur—dengan mengutip pendapat al-Jahizh (w. 868 M) dan Ibn Abd al-Hakam (w. 870 M) serta Ibn Abd Rabbih al-Andalusi (w. 940 M)—penyimpangan ajaran tersebut dari makna Qurani menjadi makna yang lebih politis telah terjadi sejak peristiwa Saqifah Bani Saidah. Di mana loyalitas politis yang dibalut dengan “loyalitas teologis-keagamaan” dibangun di atas prinsip tribalisme dilakukan oleh golongan Quraisy-Muhajir-Makkah dengan meminggirkan Kaum Anshar-Madinah. Juga terjadi pada “loyalitas-pembangkangan sektarian” antara Sunni-Syi’i yang berlaku sampai hari ini. Seterusnya penyimpangan konsep ini berlanjut yang dimalpraktekkan oleh kelompok-kelompok ekstremis seperti ISIS hari ini.

Begitu pula yang terjadi dengan konsep dan ajaran kunci lainnya seperti jihad, khilafah, bay’ah, amar ma’ruf nahi munkar, bughah, qisas, riddah, dan lain-lain. Beberapa konsep ini mengalami manipulasi dan boleh juga dikatakan politisasi dalam artian dimanipulasi untuk kepentingan politik dan kekuasaan tertentu. Wallahu a’lam.

*) Penulis kader intelektual Muhammadiyah, peraih The Asia Foundation Fellowship 2019

Editor: Arif

1005 posts

About author
IBTimes.ID - Cerdas Berislam. Media Islam Wasathiyah yang mencerahkan
Articles
Related posts
Perspektif

Moderasi Hilirisasi Haji

3 Mins read
Dalam beberapa tahun terakhir, hilirisasi haji telah menjadi sorotan penting di Indonesia. Berangkat dari visi untuk memberikan pelayanan haji yang berkualitas dan…
Perspektif

AI dan Masa Depan Studi Astronomi Islam

4 Mins read
Kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) merupakan program komputer yang dirancang dan dihadirkan untuk dapat meniru kecerdasan manusia, termasuk kemampuan pengambilan keputusan,…
Perspektif

Pendidikan sebagai Dasar Pembentuk Nilai Hidup

3 Mins read
“Pendidikan (opvoeding) dan pengajaran (onderwijs) merupakan usaha persiapan dan persediaan untuk segala kepentingan hidup manusia, baik dalam hidup bermasyarakat maupun hidup berbudaya…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This will close in 0 seconds