Report

Membaca Kembali Islam Yes Partai Islam No Jelang Pemilu 2024

2 Mins read

IBTimes.ID – Pemilihan Presiden 2024 semakin dekat. Mesin-mesin politik sudah mulai bergerak. Sebagian partai politik telah mendeklarasikan calon presiden yang akan diusung. Sebagian lagi sibuk membentuk koalisi.

Mendekatnya Pemilu 2024 membuat sebagian pihak khawatir akan terulangnya peristiwa polarisasi Pemilu 2019. Banyak pihak dengan harap-harap cemas ingin agar Pemilu 2024 menjadi pemilu yang lebih baik dari 2019, sekalipun residu Pemilu 2019 masih terasa hingga sekarang.

Jauh-jauh hari, Nurcholish Madjid telah mengumandangkan slogan yang begitu dahsyat yang berbunyi “Islam Yes Partai Islam No”. Menurut Yudi Latief, maksud slogan tersebut adalah loyalitas umat Islam dan juga agama-agama lain tidak diarahkan terhadap partainya, tapi diarahkan pada substansi nilai-nilai Islam.

Partai, menurut Yudi Latief, hanya sarana, bukan tujuan. Sarana bisa salah. Sehingga, mensucikan partai berarti menuhankan kesalahan. Karena ada kalanya partai melakukan kesalahan.

“Sekalipun partai Islam bukan berarti tidak bisa salah. Oleh karena itu, loyalitas kita bukan pada partai Islam, tapi pada substansi nilai Islam,” ujarnya dalam Haul Cak Nur tahun 2018.

Substansi Islam itu, imbuhnya, terkristalisasi dalam nilai-nilai Pancasila. Pancasila membantu umat beragama, termasuk umat Islam, untuk menjadi ukuran apakah keberagamaan kita dalam kehidupan publik sudah dijalankan dengan benar atau belum. Hal itu tergantung pada apakah nilai-nilai Pancasila sudah dijalankan dengan benar atau belum.

“Sejauh umat Islam merealisasikan ide-ide Pancasila di ruang publik, selama itu pula substansi nilai Islam tidak pernah dijalankan dalam kehidupan publik,” imbuh salah satu murid Cak Nur tersebut.

Sebaliknya, kalau Pancasila membantu umat Islam untuk merealisasikan gagasan-gagasan etis Islam dalam ruang publik, maka substansi ajaran Islam telah dilaksanakan dengan baik. Pancasila merupakan perasan dari gagasan-gagasan universal agama.

Baca Juga  Mulai dari Indonesia, Inilah Enam Kunci Kebangkitan Kedua Umat Islam

Yudi Latief menyebut bahwa negara perlu memiliki landasan spiritual. Tidak ada peradaban yang bisa bertahan dalam waktu yang panjang jika tidak memiliki landasan spiritualitas. Arnold Toynbee melakukan penelitian terhadap banyak peradaban. Kesimpulannya adalah peradaban yang dapat bertahan dalam waktu yang panjang adalah peradaban yang memiliki landasan spiritualitas di jantung kehidupan publik.

Di Indonesia, Bung Karno dalam sebuah pidato menyebut bahwa setiap warga negara hendaknya bertuhan menurut keyakinan agama masing-masing. Bertuhan dengan cara yang berkebudayaan, yang lapang dan toleran.

“Islam Yes Partai Islam No” berangkat dari keresahan Cak Nur melihat kondisi politik saat itu. Menariknya, di tengah menguatnya polarisasi politik di Indonesia belakangan, slogan tersebut menjadi semakin relevan. Slogan tersebut harus dipahami dengan baik oleh masyarakat Indonesia agar tidak jatuh pada lubang yang sama di Pemilu 2024 nanti.

Pemilu 2019 seharusnya menjadi pembelajaran berharga bagi masyarakat Indonesia. Betapa polarisasi politik yang salah satunya disebabkan oleh politisasi agama begitu merusak sendi-sendi kebangsaan kita.

Reporter: RH

Avatar
1421 posts

About author
IBTimes.ID - Rujukan Muslim Modern. Media Islam yang membawa risalah pencerahan untuk masyarakat modern.
Articles
Related posts
Report

Hilman Latief: Kader Muda Muhammadiyah Harus Paham Risalah Islam Berkemajuan

2 Mins read
IBTimes.ID – Hilman Latief, Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama Republik Indonesia menyebut, kader muda Muhammadiyah harus paham isi daripada…
Report

Ema Marhumah: Islam Agama yang Ramah Penyandang Disabilitas

1 Mins read
IBTimes.ID – Ema Marhumah, Dosen Tafsir dan Hadis Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta mengatakan bahwa Islam adalah agama yang ramah terhadap…
Report

Salmah Orbayinah: Perempuan Penyandang Disabilitas Berhak Atas Hak Pendidikan

2 Mins read
IBTimes.ID – Salmah Orbayinah Ketua Umum Pimpinan Pusat Aisyiyah (PPA) menyebut, perempuan penyandang disabilitas berhak atas hak pendidikan. Pendidikan menjadi hak dasar…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This will close in 0 seconds