IBTimes.ID – Bangkalan – Pondok Babussalam Socah menggelar Kajian Spesial yang diisi oleh Guru Besar Fakultas Farmasi Universitas Indonesia Prof. Dr. H. Maksum Radji, M. Biomed, Apt. Dengan mengusung tema “Santri Generasi Alfa dan Tantangannya di Era Revolusi Industri 4.0” acara ini berhasil dihadiri oleh kurang lebih 800 peserta dari berbagai lapisan masyarakat pada (Senin/12/08/2019).
“Kehidupan masyarakat telah berevolusi dimulai dari Revolusi Industri 1.0 hingga Revolusi 4.0 yang sedang kita jalani saat ini. Jika kita tidak berubah dan tidak menyelesaikan masalah-masalah yang terjadi. Maka kita akan menjadi umat yang tertinggal ”ucap Prof Maksum saat membuka ceramahnya.
Prof Maksum menjelaskan bahwa orang tua dan pendidik pada zaman sekarang tidaklah cukup pintar dibandingkan dengan anak didiknya.
“Saya sering kali marasa bahwa mahasiswa saya lebih pintar dari pada saya, tapi karena saya seorang pendidik saya bisa menemukan celah dimana bisa ngeles. Anak kita di zaman ini sangat luar biasa, mereka lahir saat semuanya sudah berada di genggaman tangan. Bahkan bapak dan ibu kalau mau bikin status WA pasti tanya kepada cucunya” jelas Prof Maksum
Selanjutnya, Prof Maksum menampilkan slide dan video yang menjelaskan perbedaan permainan, lingkungan sosial dan pendidikan zaman dulu dan sekarang serta menjelaskan tantangan apa saja yang harus disadari oleh orang tua dan pendidik.
“Tantangan yang harus kita sadari bersama dan harus kita temukan solusinya adalah; pertama, bagaimana IPTEK mampu dikuasai oleh kita sebagai umat Islam. Mengingat cikal bakal penemu IPTEK adalah ilmuan muslim yakni Al Khawarizmi. Kedua, bagaimana caranya agar kita tidak menjadi produsen HOAX, tetapi jadilah pencerah saat terjadi disinformasi. Ketiga, bagaimana caranya meskipun menguasai IPTEK tetapi santri harus tetap memegang nilai-nilai luhur akhlak dan aqidahnya” jelas Profesor asal Bangkalan ini.
Di akhir ceramahnya, Prof Maksum menghimbau agar pesantren-pesantren menggagas dan semakin serius menggarap laboratorium di pesantren dan sekolah Muhammadiyah.
“Untuk menjadi umat yang mencerahkan tidak cukup hanya dengan membaca kitab-kitab dan alquran, karena arus informasi yang kita kenal dengan post-truth arusnya sangat berbahaya. Santri harus paham arus informasi, seberapa besar arus pengerusakan aqidah melalui IPTEK sehingga santri generasi Z dan Alpha bisa menghalau hal tersebut. Oleh karena itu pesantren wajib memiliki laboratorium-laboratorium yang maju. Termasuk juga laboratorium sosial karena santri adalah masyarakat yang mencerahkan bangsa. Jangan lupa, penggerak ekonomi selanjutnya adalah pesantren” Tutupnya.
Reporter : Isrotul Sukma