Perspektif

Mengapa Jemaah Indonesia Banyak Memilih Haji Tamattu’?

2 Mins read

Pelaksanaan ibadah haji dapat dilakukan dengan tiga cara. Jemaah haji dibolehkan memilih satu dari tiga jenis ibadah haji yaitu Tamattu’, Qiron dan Ifrad. Secara bahasa, kata ifrād berarti menyendirikan, qirān berarti bersamaan, sedangkan tamattu’ berarti bersenang-senang.

Pertanyaanya haji kok bersenang-senang? Bagaimana maksud ibadah bersenang-senang itu?

Meskipun berbeda dalam penyebutan dalam istilahnya, namun rukun yang dikerjakan tetap sama. Haji qiran dilakukan dengan menyatukan niat haji dan umrah secara bersamaan. Haji ifrad, yaitu mengerjakan ibadah haji terlebih dahulu, baru umrah. Adapun haji tamattu’, yaitu dilakukan dengan mengerjakan ibadah umrah, kemudian haji.

Haji Tamattu’: Pilihan Jemaah Indonesia

Secara bahasa, tamattu’ adalah masdar dari asal kata tamatta’a: tamatta’a-yatamatta’u-tamattu’an yang artinya bersenang-senang. Artinya, orang yang sudah melaksanakan haji tamattu’ (umrah dulu lalu haji), maka setelah melakukan umrah, selepas tahallul, ia boleh bersenang-senang.

Abdul Muiz Ali, Wakil Sekretaris Komisi Fatwa MUI Pusat yang kini menjadi Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi 2023 menjelaskan bahwa pelaksanaan haji bagi jamaah Indonesia kebanyakan mengambil haji tamattu’, yaitu dengan melaksanakan umrah terlebih dahulu kemudian melaksanakan ibadah haji (6/6/2023).

“Praktek haji tamattu’ adalah berangkat ke tanah suci di dalam bulan-bulan haji (asyhurul haji), yaitu bulan Syawal, Dzulqa’dah dan Dzulhijjah sebelum hari Arofah, lalu ia berihram dari miqat dengan niat melakukan ibadah umrah, bukan haji, lalu sesampai di Mekkah, ia menyelesaikan ihram dan berdiam di kota Mekkah bersenang-senang, sambil menunggu datangnya hari Arafah untuk kemudian melakukan serangkaian ritual haji,” jelas Ali.

“Bagi Jemaah Indonesia yang datang lebih awal ke Mekkah, mengambil haji tamattu’ lebih ringan, dibandingkan dengan haji qiran dan ifrad. Makanya, haji tamattu’ diistilahkan dengan bersenang-senang atau mengambil kesenangan”, tambah Ali yang juga Pengurus Lembaga Dakwah PBNU ini.

Baca Juga  Islam adalah Agama Ilmu

Menurut Ali setelah selesai umrah, meski misalnya menunggu satu pekan atau bahkan satu bulan sampai pelaksanaan rangkaian ritual haji, jemaah haji Indonesia bisa lebih leluasa bersenang-senang dan tidak kena ketentuan atau hal-hal yang diharamkan bagi orang yang ihram.

Dasar-dasar Haji Tamattu

Penjelasan tentang haji tamattu’ mendasari pada firman Allah SWT:

فَإِذَا أَمِنتُمْ فَمَن تَمَتَّعَ بِالْعُمْرَةِ إِلَى الْحَجِّ فَمَا اسْتَيْسَرَ مِنَ الْهَدْيِ فَمَن لَّمْ يَجِدْ فَصِيَامُ ثَلاثَةِ أَيَّامٍ فِي الْحَجِّ وَسَبْعَةٍ إِذَا رَجَعْتُمْ

“Apabila kamu telah aman, maka bagi siapa yang ingin bersenang-senang mengerjakan ‘umrah sebelum haji, hewan korban yang mudah didapat. Tetapi jika ia tidak menemukan, maka wajib berpuasa tiga hari dalam masa haji dan tujuh hari apabila kamu telah pulang kembali.” (QS. Al-Baqarah : 196)

Dalam hadis riwayat Imam Bukhari dijelaskan:

حَدَّثَنَا آدَمُ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ أَخْبَرَنَا أَبُو جَمْرَةَ نَصْرُ بْنُ عِمْرَانَ الضُّبَعِيُّ قَالَ تَمَتَّعْتُ فَنَهَانِي نَاسٌ فَسَأَلْتُ ابْنَ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا فَأَمَرَنِي فَرَأَيْتُ فِي الْمَنَامِ كَأَنَّ رَجُلًا يَقُولُ لِي حَجٌّ مَبْرُورٌ وَعُمْرَةٌ مُتَقَبَّلَةٌ فَأَخْبَرْتُ ابْنَ عَبَّاسٍ فَقَالَ سُنَّةَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ لِي أَقِمْ عِنْدِي فَأَجْعَلَ لَكَ سَهْمًا مِنْ مَالِي قَالَ شُعْبَةُ فَقُلْتُ لِمَ فَقَالَ لِلرُّؤْيَا الَّتِي رَأَيْتُ

“Telah menceritakan kepada kami Adam telah menceritakan kepada kami Syu’bah telah mengabarkan kepada kami Abu Jamrah Nashr bin ‘Imran Adh Dhuba’iy berkata: “Aku mengerjakan haji dengan tamattu’ namun orang-orang melarangku maka aku tanyakan hal itu kepada Ibnu ‘Abbas radliallahu ‘anhuma. Maka dia memerintahkan aku (melanjutkan tamattu’). Kemudian aku bermimpi yang dalam mimpiku aku melihat ada seseorang berkata kepadaku; “haji yang mabrur dan ‘umrah yang diterima”. Lalu hal ini aku kabarkan kepada Ibnu ‘Abbas radliallahu ‘anhu. Maka dia berkata: “Sebagai suatu sunnah Nabi Muhammad Shallallahu’alaihiwasallam “. Lalu dia berkata, kepadaku: “Berdirilah di hadapanku, karena aku akan memberimu bagian dari hartaku”. Syu’bah berkata: Maka aku tanyakan: “Mengapa?”. Dia (Abu Hamzah) berkata: “Karena mimpi yang aku alami itu”. (HR. Bukhari)

Baca Juga  Problem Penghapusan Materi Perang dalam Buku SKI

Maksud Bersenang-senang

Dalam buku Moderasi Manasik Haji dan Umroh, terbitan Kemenag (2022: 46-48), Kata tamattu’ berarti bersenang-senang. Maksudnya, orang melaksanakan umrah terlebih dahulu pada bulan-bulan haji, lalu ber-taḥallul, kemudian beriḥrām haji dari Makkah atau sekitarnya pada 8 Dzulḥijjah (hari Tarwiyah) atau 9 Dzulḥijjah tanpa harus kembali lagi dari miqat semula.

Selama jeda waktu taḥallul itu, jamaah haji bisa bersenang-senang karena tidak dalam keadaan iḥrām dan tidak terkena larangan iḥrām, tapi dikenakan dam dengan menyembelih seekor kambing.

Haji tamattu’ ini dilakukan oleh jamaah haji gelombang I yang datang dari Madinah maupun jamaah gelombang II yang datang dari tanah air langsung menuju Makkah, tapi masih memiliki cukup waktu sebelum datangnya hari Arafah.

Haji Tamattu juga biasanya dilakukan petugas haji, setelah umrah wajib, mereka bersenang-senang. Dalam hal ini maksudnya bertugas melayani Jemaah haji Indonesia.

Wajar jika jenis haji yang paling banyak dilakukan jemaah adalah haji tamattu. Sebab pelaksanaanya lebih bebas dan lebih ringan tetapi harus membayar dam tamattu’.

Pewarta: Azaki K
Editor: Yusuf

Avatar
1446 posts

About author
IBTimes.ID - Rujukan Muslim Modern. Media Islam yang membawa risalah pencerahan untuk masyarakat modern.
Articles
Related posts
Perspektif

Kejumudan Beragama: Refleksi atas Bahtsul Masail Pesantren NU yang Kurang Relevan

3 Mins read
Bahtsul Masail, tradisi intelektual khas pesantren Nahdlatul Ulama (NU), adalah salah satu warisan berharga dalam khazanah keilmuan Islam di Indonesia. Forum ini…
Perspektif

Menjadi Guru Hebat!

3 Mins read
Peringatan Hari Guru Nasional (25 November) tahun ini mengangkat tema, “Guru Hebat, Indonesia Kuat”. Tema ini menarik untuk dielaborasi lebih jauh mengingat…
Perspektif

Mengapa Masih Ada Praktik Beragama yang Intoleran?

3 Mins read
Dalam masyarakat yang religius, kesalihan ritual sering dianggap sebagai indikator utama dari keimanan seseorang. Aktivitas ibadah seperti salat, puasa, dan zikir menjadi…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This will close in 0 seconds