Inspiring

Mengenal Fethullah Gulen; Lawan Politik Erdogan dan Muhammadiyah ala Turki

4 Mins read

Pada Jumat (15/7/2016) pukul 10 malam, militer Turki keluar dari barak. Setengah jam setelah itu, mereka memblokir jembatan Fatih Sultan Mehmet di atas selat Bosphorus. Jembatan itu menghubungkan Istanbul dengan daratan Turki sisi Asia.

Sejenak kemudian, terdengar tembakan di Ankara. jet tempur terbang rendah. Helikopter berlalu lalang di ibukota.

Militer juga memasuki gedung stasiun televisi TRT. Itu stasiun milik pemerintah. Militer memaksa penyiar membaca maklumat kudeta.

“Pemerintah sah masih berdiri. Kami akan melakukan segala cara untuk mempertahankan diri,” ujar Perdana Menteri Turki Binali Yildirim.

Setelah itu, ribuan rakyat Turki turun ke jalan. Mereka membela Erdogan. Melawan militer. Bahkan, rakyat menangkap sebagian tentara. Suasana malam itu riuh sekali.

Saat itu, Erdogan tengah berlibur di Marmaris. Pada pukul 5 pagi, ia telah sampai di Istanbul. Disambut oleh ribuan pendukungnya.

“Kudeta ini adalah upaya Gerakan Gulen yang sudah direncanakan beberapa bulan terakhir. Para pelakunya adalah tentara yang menabrak hirarki komando,” ujar Erdogan begitu tiba.

Kudeta itu gagal. Erdogan muntab. Khususnya terhadap Gulen. Ia kemudian menghentikan 2.700 hakim, 21 ribu guru, dan 1.577 tenaga didik di kampus yang diduga menjadi pengikut Gulen.

Lalu siapakah Gulen?

Di dekade pertama kepemimpinan Erdogan, Gulen adalah mitra erat pemerintahan. Pada tahun 2010, Gulen mulai merasa Erdogan terlalu mendominasi negara. Sejak saat itu, Erdogan dan Gulen pecah kongsi.

Pada tahun 2011, Erdogan meminta Gulen mendukung seluruh tindakannya. Termasuk mendukungnya dalam memberangus oposisi. Erdogan ingin menjadi pemimpin absolut. Sementara, Gulen ingin melaksanakan demokrasi dengan baik. Gulen menolak membantu Erdogan.

Pada tahun 2013, pengadilan menangkap lebih dari 50 “orang Erdogan” dengan tuduhan korupsi. Erdogan merasa bahwa dirinya adalah target dari rentetan kasus itu. Erdogan paham betul, banyak pengikut Gulen yang ditanam di kepolisian dan kehakiman.

Baca Juga  Meneladani Pak AR: Jangan Takut Nongkrong di Istana!

Perselisihan Gulen dan Erdogan semakin memuncak pada kudeta gagal 2016.

Kini, Gulen tinggal di Pennsylvania. Pasca kudeta yang gagal itu, Erdogan minta Amerika mengekstradisi Gulen. Namun, Amerika enggan. Maka, Erdogan menyasar ribuan pengikutnya di Turki. Hingga kini, pembersihan pengaruh Gulen di Turki masih terus berlanjut.

Pengikut Gulen di Turki mendapatkan banyak kesulitan. Sebagian dipenjara. Sebagian lagi mendapatkan penolakan kesempatan kerja, pemotongan tunjangan perawatan kesehatan, pembekuan aset, dan penyitaan paspor.

Biografi Fethullah Gulen

Fethullah Gulen adalah seorang dai. Namun, ia bukan dai biasa. Ia memiliki ribuan sekolah. Ada sekitar 300 sekolah di Turki. Dan lebih dari 1000 sekolah di negara-negara lain. Di lebih dari 90 negara. Termasuk Indonesia. Di Indonesia, lembaga pendidikan yang dekat dengan Gulen adalah Pasiad (Pacific Nations Social and Economic Development Association).

Sekolah-sekolah Gulen aktif mempromosikan budaya Turki. Mereka menerbitkan Kamus Bahasa Indonesia-Turki, menggelar festival film Turki, dan lain-lain.

Sekolah Pribadi Depok, Sekolah Pribadi Bandung, Sekolah Semesta Semarang, Sekolah Kharisma Bangsa, Sekolah Kesatuan Bangsa, Sekolah Fatih Banda Aceh, dan Sekolah Teuku Nyak Arif Fatih Banda Aceh telah bekerja sama dengan Pasiad selama lebih dari 20 tahun.

Mereka sering dikunjungi oleh pejabat tinggi Turki. Termasuk Erdogan. Tentu ketika masih akrab dengan Gulen.

Tak hanya pendidikan, Gulen juga menguasai jaringan media di Turki. Pada tahun 2008, Fethullah Gulen dinisbatkan sebagai orang paling berpengaruh di dunia oleh Foreign Policy Magazine, majalah paling populer di Amerika.

Pada tahun 2013, ia kembali dinisbatkan sebagai salah satu di antara 100 orang paling berpengaruh di dunia oleh majalah Time. Namanya disejajarkan dengan Paus Francis, Aung San Suu Kyi, Barack Obama, dan Malala Yousafzai.

Baca Juga  Al-Buwaithi: Murid Terbaik Imam Syafii

Gulen lahir pada 27 April 1941 di Urzurum, Turki. Ia lahir dari keluarga yang religius. Ibunya adalah seorang pengajar Alquran. Praktis, ia langsung mendapatkan pendidikan pertama dari ibunya. Bapaknya juga seorang ulama. Kerap didatangi oleh ulama-ulama besar lain. Dari situ, Gulen kecil telah belajar dan melihat bagaimana para ulama saling berinteraksi.

Ketika berusia 14 tahun, Gulen telah “resmi” menjadi dai. Gulen banyak terpengaruh oleh pemikir pembaruan Islam Turki, Badiuzzaman Said Nursi. Said Nursi adalah seorang cendekiawan muslim yang gigih melawan sekularisasi. Gulen, sebagaimana Said Nursi, menaruh perhatian yang besar pada khazanah tasawuf Islam.

Ketika berusia 20-an, Gulen hijrah dari Erzurum ke Edirne. Ia dipercaya sebagai imam besar di Masjid Uc Serefeli. Konon, selama menjadi imam masjid, ia tidak pernah keluar kecuali hanya untuk urusan yang mendesak.

Dua tahun kemudian, Gulen menjalani wajib militer. Pada tahun 1966, ia pindah ke Izmir. Di kota itu, ia menjadi guru di sebuah lembaga pendidikan Alquran.

Semakin banyak jam terbangnya sebagai dai, semakin banyak pula pengikutnya. Ia sering diundang untuk memberikan ceramah dan kuliah umum. Pengikutnya terdiri dari berbagai macam kelompok. Terutama mahasiswa, guru, dan pengusaha. Semakin lama, kalangan lain seperti militer dan birokrat juga menjadi pengikut dan simpatisan Gulen.

Selain berdakwah secara lisan, Gulen juga aktif menulis. Ia telah menerbitkan lebih dari 70 judul buku. Rekaman ceramahnya juga disebar melalui kaset.

Kemiripan dengan Muhammadiyah

Gulen menyebut gerakannya dengan hizmet (pelayanan). Gerakan hizmet telah memiliki jutaan pengikut dan memiliki aset hingga triliunan dolar. Namun, hizmet tidak memiliki struktur resmi. Ia semacam komunitas non formal yang dikendalikan oleh Gulen dan memiliki jejaring ke banyak yayasan dan lembaga. Yang ditekankan di hizmet adalah altruisme, kerja keras, dan pendidikan.

Baca Juga  Abdul Mu’ti, Tokoh Muhammadiyah Inklusif, Jubir Islam Moderat di Dunia Internasional

Jejaring sekolah Gulen dibangun sebagai bentuk peribadatan kepada Allah. Sekolah itu menekankan pada etika, sains, dan ilmu agama. Mohamad Ali dan Rio Estetika dalam sebuah jurnal di Tajdida menulis bahwa ada beberapa persamaan pendidikan ala Gulen dan ala Ahmad Dahlan.

Pertama, ide/gagasan pendidikan. Kedua tokoh tersebut berusaha mengintegrasikan ilmu agama dengan sains dan terbuka terhadap modernitas. kedua, sumber dan landasan pendidikan. yaitu Alquran dan hadits. Ketiga, tujuan pendidikan. Yaitu mewujudkan individu yang berkarakter, menguasai ilmu pengetahuan, dan memiliki komitmen untuk Islam. Keempat, metode pendidikan. Yaitu pendekatan kontekstual, keteladanan, dan nasihat.

Jaringan Gulen tak hanya sekolah. Ia juga memiliki universitas, rumah sakit, radio, stasiun televisi, kantor berita, bank, perusahaan penerbitan, dan surat kabar. Seluruh institusi tersebut melibatkan ribuan pengikut Gulen yang digaji secara profesional.

Sepintas, gerakan hizmet ini mirip dengan gerakan dakwah Muhammadiyah. Muhammadiyah, sebagaimana kita tahu, memiliki ribuan sekolah, universitas, rumah sakit, panti asuhan, stasiun televisi, kantor berita, dan majalah.

Di luar negeri, Muhammadiyah juga mendirikan cabang-cabang yang telah ada di lebih dari 20 negara. Pengikutnya pun tak jauh berbeda. Yaitu dari kelas menengah ke atas terdidik dan sama-sama mengusung konsep modernitas Islam.

Muhammadiyah menganggap Indonesia sebagai Darul ‘Ahdi was Syahadah (negara perjanjian dan kesaksian). Sementara, ketika Fethullah Gulen ditanya tentang Turki, ia menjawab bahwa Turki adalah Darul Khidmat (negara tempat memberikan pelayanan).

Avatar
113 posts

About author
Mahasiswa Dual Degree Universitas Islam Internasional Indonesia - University of Edinburgh
Articles
Related posts
Inspiring

Kenal Dekat dengan Abdul Mu'ti: Begawan Pendidikan Indonesia yang Jadi Menteri Dikdasmen Prabowo

3 Mins read
Abdul Mu’ti merupakan tokoh penting dalam dunia pendidikan dan organisasi Islam di Indonesia. Ia dikenal sebagai Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah periode…
Inspiring

Beda Karakter Empat Sahabat Nabi: Abu Bakar, Umar, Utsman, dan Ali

4 Mins read
Ketika berbicara tentang sosok-sosok terdekat Nabi Muhammad SAW, empat sahabat yang paling sering disebut adalah Abu Bakar ash-Shiddiq, Umar bin Khattab, Utsman…
Inspiring

Spiritualitas Kemanusiaan Seyyed Hossein Nasr

3 Mins read
Islam memiliki keterikatan tali yang erat dengan intelektual dan spiritual. Keduanya memiliki hubungan yang sangat dekat dan merupakan dua bagian realitas yang…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This will close in 0 seconds