Perspektif

Mengintip Perkembangan Islam di Spanyol

3 Mins read

Muhammad Najib: Duta Besar Indonesia untuk Spanyol

Islam Spanyol – Presiden Joko Widodo melantik 17 Duta Besar Indonesia untuk berbagai negara pada tanggal 25 Oktober 2021. Pelantikan Duta Besar menarik perhatian penulis sebagai peneliti Hubungan Internasional dan kader Persyarikatan Muhammadiyah.

Hal ini dikarenakan ada salah satu kader terbaik Muhammadiyah juga yang dilantik sebagai Duta Besar Indonesia untuk Kerajaan Spanyol dan UNWTO, yakni Dr. Muhammad Najib. Beliau merupakan Ketua Hubungan Internasional Pimpinan Pusat Muhammadiyah tahun 1995-2000.

Penulis melihat cukup banyak karya-karya tulis beliau yang berhubungan tentang dunia  dan Hubungan Internasional. Salah satu buku terbaru beliau adalah Mengapa Umat  Tertinggal?. Ditugaskannya Beliau ke Spanyol dan perhatiannya beliau terhadap dunia  membuat penulis tertarik untuk mengkaji perkembangan  di Spanyol.   

Spanyol Ditinjau dari Segi Historis

Spanyol memiliki historis panjang dengan . Hampir 800 tahun lamanya  sempat membangun peradaban di Spanyol.  hadir untuk membebaskan masyarakat Spanyol dari Raja Rodrik yang kejam dan membangun peradaban dengan ilmu serta nilai-nilai kebaikan.

Tahun 711 M Thariq bin Ziyad dan pasukannya datang ke Spanyol dengan kisah yang sangat heroik. Ketika sampai di wilayah Spanyol, Thariq bin Ziyad membakar seluruh armada kapal yang dimilikinya untuk memberikan pesan kepada pasukannya bahwa mereka tidak akan pernah mundur dari peperangan.

Kisah ini menunjukan betapa luar biasanya semangat perjuangan kaum muslim untuk memperjuangkan keadilan dan membawa nilai-nilai kebaikan.

 di Spanyol semakin berkembang dengan hadirnya Abdurahman Ad-dakhil sebagai khalifah dari Bani Umayyah II. Runtuhnya Dinasti Umayyah yang digantikan oleh Dinasti Abbasiyah membuat Abdurahman pindah ke Spanyol dan mendirikan Dinasti Bani Umayyah II di Spanyol.

Abdurahman Ad-dakhil mendirikan pusat pemerintahan di Cordoba dan membangun peradaban  di wilayah Spanyol.  Cordoba di bawah Dinasti Umayyah II memiliki 700 mesjid, 60 ribu rumah mewah, dan 70 perpustakaan yang memiliki 500 ribu manuskrip.

Baca Juga  Pendidikan Inklusif: Strategi Wujudkan Manusia Adalah Sama

Sejarah peradaban di Spanyol bukan hanya terwujud dari bangunan-bangunan namun juga banyak cendikiawan yang lahir dari Spanyol. Salah satu cendikiwan yang masyhur dan diakui oleh dunia adalah Ibnu Ruysd (Averoes). Hal ini menunjukan luar biasanya warisan yang hadir di Spanyol secara historis.

Kemunduran Spanyol

Spanyol mengalami kemunduran setelah adanya pernikahan antara Ratu Isabella dan Raja Ferdinand tahun 1469. Keduanya memiliki misi memperluas wilayah kekuasaannya sehingga mengalahkan Dinasti yang ada di Spanyol tahun 1492.

Hampir seluruh umat dan Yahudi diusir dari Spanyol, bahkan tahun 1525 penduduk Spanyol secara keseluruhan dipaksa untuk memeluk agama Katolik. Setelah itu perkembangan di Spanyol sangatlah sulit hingga abad ke 20.

Pada abad ke- 20, Spanyol dipimpin Fransico Franco (1939-1975). Franco dikelilingi oleh kalangan ultrakonservatif Katolik sehingga agama lain pun sulit untuk diberikan ruang berkembang di Spanyol.

Sejarah di Spanyol pun terdistorsi dengan tidak ditampilkannya kejayaan peradaban di Spanyol melalui pembelajaran di sekolah-sekolah. Publik Spanyol lebih mengetahui Spanyol menjadi negara modern dikarenakan andil dari Ratu Isabella dan Raja Ferdinand pada tahun 1492. Padahal jika dilihat dari sejarah, memiliki andil yang sangat penting dalam menciptakan peradaban di Spanyol.

Merebaknya Islamophobia di Spanyol

Pada abad ke-21, citra secara global dikaitkan dengan terorisme dengan digulirkannya kebijakan war on terror oleh Amerika Serikat. Dilekatkannya dan terorisme berimplikasi pada meningkatya islamophobia khususnya di dunia barat.

Persoalan islamophobia ini juga hadir di Spanyol dan menjadi tantangan tersendiri bagi masyarakat muslim di Spanyol. Terjadi diskriminasi hak, ujaran kebenciandan penyebaran hoax terkait di Spanyol. 

Laporan dari Asociación Musulmana por los Derechos Humanos (AMDEH) tahun 2020 menunjukan diskriminasi dan kebencian terhadap masih terjadi dan cukup tinggi di Spanyol.

Baca Juga  Menikah di Bulan Syawal: Antara Sunah dan Larangan

Pada tahun 2020, hanya 1 dari 10 orang muslim di Spanyol mendapatkan akses Pendidikan. Ada 17 kasus wanita berhijab tidak boleh masuk ke sekolah. Selanjutnya hanya ada 35 dari 8,131 distrik di Spanyol yang memiliki pemakaman secara.

Dari sisi ujaran kebencian dan penyebaran hoax terkait di Spanyol tercatat masih cukup tinggi. Dari 141 kasus hoax terkait agama, 100 di antaranya menyerang. Ujaran kebencian terhadap Islam kerap dilakukan oleh politisi far-right vox di Spanyol. Kemudian juga media mempublikasikan beberapa film dokumenter yang tendensius terhadap.

Meningkatnya Jumlah Penganut Islam di Spanyol

Adanya tantangan yang dihadapi umat di Spanyol bukan berarti tidak ada peluang berkembangnya di Spanyol. Di Spanyol terjadi peningkatan jumlah penduduk muslim. Dari yang awalnya hanya 271 ribu tahun 1990 menjadi 1,2 juta di tahun 2020.

Dengan adanya islamophobia tidak sedikit masyarakat yang ingin memperdalam pengetahuannya tentang Islam. Hal ini menjadi peluang untuk menampilkan wajah yang rahmatan lil alamin. Ketakutan masyarakat Spanyol terhadap yang dicitrakan dengan terorisme dan kekerasan perlu dikontra narasikan dengan wajah yang penuh cinta damai. Sehingga persepsi publik Spanyol terhadap  bisa berubah.

Peluang menciptakan narasi tentang yang rahmatan lil alamin di Spanyol ini bisa menjadi salah satu agenda program yang dilakukan olehDuta Besar Indonesia untuk Spanyol. Melihat profil beliau, penulis berkeyakinan hal ini semestinya menjadi salah satu agenda beliau. Penulis mengucapkan selamat dan sukses kepada your excellency Dr. Muhammad Najib sebagai Duta Besar Indonesia untuk Kerajaan Spanyol dan UNWTO. Semoga cahaya kebaikan-kebaikan yang rahmatan lil alamin di Spanyol bisa bersinar kembali.  

Editor: Yahya FR

Avatar
4 posts

About author
Magister Ilmu Hubungan Internasional Universitas Indonesia. Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah Banten. Alumni Pondok Pesantren Darul Arqam Muhammadiyah Garut.
Articles
Related posts
Perspektif

Tidak Bermadzhab itu Bid’ah, Masa?

3 Mins read
Beberapa waktu lalu, ada seorang ustadz berceramah tentang urgensi bermadzhab. Namun ceramahnya menuai banyak komentar dari berbagai kalangan. Ia mengatakan bahwa kelompok…
Perspektif

Psikologi Sosial dalam Buku "Muslim Tanpa Masjid"

3 Mins read
Dalam buku Muslim Tanpa Masjid, Kuntowijoyo meramalkan pergeseran signifikan dalam cara pandang umat Islam terhadap agama dan keilmuan. Sekarang, ramalan tersebut semakin…
Perspektif

Paradoks Budaya Korupsi Masyarakat Religius

2 Mins read
Korupsi yang tumbuh di masyarakat yang dikenal religius memang menjadi paradoks. Di masyarakat yang memegang teguh nilai-nilai agama, mestinya kejujuran, integritas, dan…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This will close in 0 seconds