IBTimes.ID – Menginjak usia ke-96 tahun, organisasi Nasyiatul ‘Aisyiyah (NA) mengadakan sebuah diskusi kolaboratif dengan media IBTimes yang juga baru saja merayakan usia yang ke-5 di tahun ini. Diskusi bertajuk Milad Talk ini dilaksanakan pada Rabu (3/7/24) lalu melalui Instagram live dan menghadirkan Ketua Departemen Penelitian Pimpinan Pusat NA, Uswatun Hasanah atau yang akrab disapa Uswah, dan perwakilan Redaksi IBTimes, Siti Ulfah atau yang lebih sering disapa Suf.
Berjudul “Gotong Royong untuk Perdamaian Semesta”, diskusi tersebut membahas visi dan rekam jejak kontribusi kedua lembaga tersebut, Nasyiatul ‘Aisyiyah sebagai organisasi otonom Muhammadiyah yang menggarap berbagai aksi nyata di isu kemasyarakatan serta IBTimes sebagai media dengan misi penyebaran narasi Islam progresif. Dalam rangka memainkan peran besar dalam menciptakan kebaikan untuk seisi semesta, kolaborasi antar berbagai pihak termasuk organisasi masyarakat dan media tentunya sangat dibutuhkan.
Kontribusi dan Kolaborasi
Organisasi NA yang kini berusia hampir 100 tahun sudah sejak awal menunjukkan perannya dalam menggarap isu masyarakat, khususnya perempuan dan anak-anak, tanpa memandang organisasi atau agamanya. Mulai dari isu-isu sosial, ekonomi, kesehatan, pendidikan, lingkungan, serta perdamaian. Contohnya, yang masih menjadi pekerjaan rumah di Indonesia, adalah isu stunting. NA hadir dengan berbagai program yang mencakup upaya preventif maupun kuratif, melalui beberapa pilot project di antaranya di Tangerang dan Wonosobo.
Selain itu, NA juga mengadakan program Eco-Bhinneka. “Ecobhinneka ini salah satu program yang dimasifkan di NA yang berfokus pada isu perdamaian menggunakan pendekatan lingkungan,” jelas Uswah. Di sini, NA hendak menunjukkan pentingnya kolaborasi dengan berbagai pihak termasuk jaringan lintas agama. “Bagaimana masyarakat ini dari latar belakang macam-macam ini nggak ribut nih soal perbedaan, tapi kita bareng-bareng (memikirkan) apa nih yang harus kita benahi,” terangnya. Saat ini, program ini telah memiliki pilot project di Solo dan Banyuwangi.
Selaras dengan itu, media IBTimes yang lahir pada tahun 2019 juga memiliki cerita menarik dalam latar belakang pendiriannya. Suf menyampaikan, “Di tengah-tengah kegaduhan hiruk pikuk banjir informasi media online, yang kala itu banyak ditemukan hatespeech, hoaks, berita-berita yang sifatnya intoleransi, diskriminasi. Dari keresahan itu, lahirlah IBTimes yang harapannya bisa jadi rujukan media online yang membawa misi pencerahan bagi masyarakat modern.” Oleh karenanya, informasi yang dihadirkan oleh media ini selalu berusaha multiperspektif, moderat, dan akurat.
IBTimes selalu berupaya untuk mengikuti pembahasan yang sedang trend di masyarakat lalu mengolahnya dengan berbagai cara agar bisa jadi informasi edukatif yang bisa jadi bahan diskusi. “Misalnya, kalau ada isu soal musik tuh haram atau nggak sih, kita mencoba hadir di sana, kita ngasih tulisan-tulisan yang relevan. Bukan untuk membantah atau mengiyakan, tapi kita ngasih data atau informasi yang bisa dibaca sama pembaca kita sehingga mereka bisa berpikir sendiri,” papar Suf.
Perjalanan Panjang
Meskipun telah banyak peran yang dimainkan, IBTimes juga melihat perjalanan masih panjang sebelum bisa mencapai cita-citanya sebagai rujukan masyarakat luas. Suf menyampaikan bahwa platform satu ini berharap agar mampu menjadi unggulan, yakni yang pertama muncul di benak masyarakat ketika mereka ingin mencari tahu sebuah informasi.
Sebagaimana judulnya, “Gotong Royong untuk Perdamaian Semesta”, diskusi tersebut ditutup oleh Uswah dengan menekankan pentingnya upaya berdamai, baik dengan diri sendiri, keadaan, serta kondisi masyarakat sekitar. “Damai di sini tidak hanya kita maknai pasrah, nerima aja, tapi kita maknai sebagai langkah untuk melakukan perubahan,” tuturnya.
Selain itu, Uswah juga menyampaikan pentingnya platform media untuk menyebarkan lebih banyak pesan dan aksi kebaikan. Hal ini menurutnya perlu jadi perbaikan untuk NA yang terlalu fokus untuk menggarap program secara nyata, tapi masih kurang ramai di ruang digital. “Kita terlalu rendah hati, masih kurang percaya diri untuk show up,” tandasnya.
(Ahimsa)