Report

Muhadjir Effendy: Pendidikan Adalah Kunci Kemajuan Bangsa

2 Mins read

IBTimes.ID – Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-bangsa atau United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) menyoroti pentingnya solidaritas global dalam visi pendidikan dunia tahun 2050. Menurut Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy, Pendidikan disadari harus mampu bertransformasi seiring tantangan umat manusia yang semakin kompleks sebagaimana ditunjukkan oleh pandemi Covid-19.

UNESCO mengeluarkan dokumen visi pendidikan 2050 bertajuk Reimagining Our Futures Together yang diluncurkan pada 10 November 2021. Masa depan (futures) berlaku jamak karena setiap masyarakat berhak mendefinisikannya sesuai budaya dan latar belakang masing-masing.

“UNESCO telah menempatkan pendidikan sebagai kunci dalam kemajuan sebuah bangsa, di samping kesehatan. Keduanya, kesehatan dan pendidikan ibarat dua sisi mata uang yang satu sama lain saling menguatkan,” Muhadjir Effendy.

Hal tersebut ia sampaikan dalam webinar bertema “Visi Pendidikan UNESCO dan Peran Madrasah dalam Mengokohkan Solidaritas Kemanusiaan”, Kamis (10/3/2022) malam.

Webinar tersebut diselenggarakan oleh Maarif Institute dan Institut Leimena. Kegiatan juga didukung oleh Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah PP Muhammadiyah, Lembaga Pengembangan Pesantren PP Muhamadiyah, RBC Institute A Malik Fadjar, dan Templeton Religion Trust.

Menko Muhadjir mengatakan PBB melalui UNESCO telah mencanangkan 4 pilar pendidikan. Yaitu learning to be, learning to know, learning to do, dan learning to live together. Ia menjelaskan bahwa pendidikan di Indonesia telah dimulai sejak sebelum kemerdekaan, berupa lembaga pendidikan tradisional berbasis agama. Pondok pesantren muncul sebagai pendidikan berbasis agama Islam di kantong-kantong perjuangan sekaligus menjadi pusat perlawanan terhadap penjajah.

“Indonesia dengan realita kehidupan aneka ragam, termasuk agama, adalah ciri atau karakter bangsa. Di situ dituntut kesediaan toleransi, saling menghargai, dan tenggang rasa. Maka muatan berkaitan semangat inklusif yang diprakarsai lembaga pendidikan keagamaan termasuk madrasah, menjadi sangat penting,” kata Muhadjir kepada lebih dari 1.100 peserta webinar.

Baca Juga  Kritik Sukidi Terhadap Nalar Pembaruan Islam Cak Nur

Duta Besar/Wakil Delegasi Tetap Republik Indonesia untuk UNESCO, Ismunandar, mengatakan visi pendidikan 2050 menggarisbawahi kebutuhan akan solidaritas global. Ismunandar mencontohkan ancaman kepada bumi karena eksploitasi kebutuhan dan gaya hidup manusia.

“Saat ini dibutuhkan 1,6 bumi atau hampir 2 bumi untuk memenuhi jejak karbon manusia,” ujarnya.

Masalah lainnya adalah turunnya demokrasi dan bangkitnya chauvinism. Di samping itu, kesenjangan digital menghambat akses kepada pendidikan terutama saat pandemi, serta munculnya kecerdasan digital yang diprediksi bisa menghilangkan banyak pekerjaan di dunia.

“Semua ini kuncinya adalah bagaimana solidaritas global. Sudah disadari banyak problem kehidupan manusia yang membutuhkan solusi bersama-sama seluruh penduduk bumi,” kata Ismunandar.

Ismunandar mengatakan visi pendidikan 2050 mendorong semua pihak menyusun kontrak sosial baru terdiri dari nilai dasar, desain pembelajaran, serta aktivitas dan pelaku. Ini adalah dokumen ketiga setelah Learning to be: the world of education today and tomorrow (1972) dan Learning: the treasure within (1966). Penyusunan dokumen melibatkan sekitar 1 juta orang terutama lewat konsultasi daring dan disusun sebelum pandemi Covid-19. (IL/Chr/Yusuf)

Avatar
1446 posts

About author
IBTimes.ID - Rujukan Muslim Modern. Media Islam yang membawa risalah pencerahan untuk masyarakat modern.
Articles
Related posts
Report

Anak Ideologis itu Amal Jariyah

1 Mins read
IBTimes.ID, Yogyakarta – Pendakwah muda Habib Husein Ja’far Al Hadar menyebut anak ideologis lebih baik daripada anak biologis. Alasannya, karena perjuangan dengan…
Report

Alissa Wahid: Gus Dur Teladan Kesetaraan dan Keadilan

2 Mins read
IBTimes.ID, Yogyakarta – Direktur Jaringan GUSDURian Alissa Wahid memberikan tausiyah pada peringatan Haul Gus Dur ke-15 yang bertempat di Laboratorium Agama UIN…
Report

Alissa Wahid: Empat Faktor Penyebab Meningkatnya Kasus Intoleransi di Indonesia

2 Mins read
IBTimes.ID, Yogyakarta – Direktur Jaringan GUSDURian Alissa Qotrunnada Wahid atau Alissa Wahid menyampaikan bahwa ada empat faktor utama yang menyebabkan tren peningkatan…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This will close in 0 seconds