Persyarikatan Muhammadiyah dikenal sebagai organisasi Islam yang sangat sukses dengan dakwahnya di berbagai bidang. Bahkan menurut Robert W. Hefner tidak ada organisasi Islam di dunia yang dapat menyamai pencapaian Muhammadiyah. Hal ini pun diamini oleh Guru Besar Antropologi Kangwon National University Korea Selatan Hyung-Jun Kim dalam Pengajian Ramadan PP Muhammadiyah, Ahad (18/4/2021). Dalam pengajian ini, Kim menyentil perlunya syiar Muhammadiyah bahkan menekankan bahwa Muhammadiyah perlu sosok youtuber dan influencer.
Muhammadiyah Perlu Sosok Youtuber
Keberhasilan Muhammadiyah berdakwah di berbagai bidang tidak perlu diragukan lagi. Namun, tidak banyak orang, terutama masyarakat non-Muhammadiyah, yang mengetahui besarnya peran Muhammadiyah bagi Indonesia apalagi dunia. Oleh sebab itu, Kim mendorong agar aktivis Muhammadiyah lebih vokal menyebarluaskan hasil kerja-kerja persyarikatan. Kim bahkan memandang bahwa untuk menyebarluaskan hasil kerjanya, Muhammadiyah perlu memiliki sosok influencer.
Influencer atau public figure merupakan keharusan di era digital. Influencer dapat menggaungkan kerja-kerja Muhammadiyah yang inklusif bagi masyarakat, tanpa memandang golongan bahkan agama. Saat ini, bisa dibilang Muhammadiyah belum memilki influencer, terkhusus Youtuber, dengan jumlah dan audiens yang cukup banyak.
Kim pun secara eksplisit mengkritik keadaan Muhammadiyah terkini perihal keberadaan influencer dan Youtuber ini. “Saya belum begitu tahu apakah ada selebriti yang (aktif) di YouTube dari kalangan Muhammadiyah. Tapi saya kira belum ada yang terkenal,” ujar Kim.
Penyebaran informasi semacam ini, melalui influencer dan Youtuber, bukan diniatkan untuk menyombongkan diri, melainkan menjadi hal luar biasa, kabar baik, dan motivasi bagi masyarakat luas. “Saya mau sarankan jangan begitu ragu-ragu terhadap keberhasilan Muhammadiyah. Itu hal yang luar biasa sehingga harus disebarkan,” tukas Kim.
Muhammadiyah Harus Bangga dengan Pencapaiannya
Lazimnya, dalam berbagai pertemuan aktivis Muhammadiyah sebatas bersilaturahim dan saling bertukar ilmu. Namun, jarang sekali ada penyebaran informasi yang menyebarkan keberhasilan secara masif. Padahal kebanggaan semacam ini harus ditumbuhkan dalam diri setiap warga Muhammadiyah karena pencapaian Muhammadiyah di berbagai bidang seperti pendidikan, kesehatan, dan ekonomi sangatlah luar biasa dan bermanfaat.
Oleh sebab itu, Kim yang merupakan warga Korea Selatan namun cukup fasih berbahasa Indonesia ini berharap agar para aktivis dalam tubuh Muhammadiyah segera berubah agar lebih vokal mengabarkan prestasi yang telah diraihnya.
“Muhammadiyah harus bangga dengan hasil pekerjaannya seratus tahun lebih. Muhammadiyah harus memberi tahu bahwa hasil kerja Muhammadiyah itu besar,” pesan Kim dalam Pengajian Ramadan 1442 H PP Muhammadiyah, Ahad (18/4).
Kebanggaan ini bukanlah kebanggaan kosong yang tidak berdasar sehingga cenderung negatif, melainkan kebanggaan yang positif. Bahwa apa yang dilakukan Muhammadiyah jauh sebelum kemerdekaan Indonesia adalah hasil perjuangan dan pengorbanan sungguh-sungguh dari setiap penggeraknya. Selama satu abad lebih Muhammadiyah telah memberikan kontribusi yang luar biasa bagi Indonesia.
Kampanye-kampanye semacam ini pun ditekankan oleh Kim sebagai media agar lebih banyak orang di luar Muhammadiyah tahu. “Saya berpikir apa yang sudah tercapai harus disebarkan keluar biar memperbanyak orang di luar Muhammadiyah (tahu). Itu bukan soal sombong atau kurang rendah hati, tapi itu hasil yang sungguh-sungguh bahwa orang Muhammadiyah berkorban. Hal yang luar biasa itu harus dipropagandakan, disebarkan ke orang di luar Muhammadiyah,” ujar Kim yang dikenal banyak meneliti tentang Muhammadiyah.
Menurut Kim, untuk berubah menjadi lebih aktif mengabarkan kerja-kerja persyarikatan melalui influencer dan Youtuber, setidaknya ada dua jalan yang dapat ditempuh Muhammadiyah. Pertama, membangun budaya organisasi yang makin gencar dalam dunia digital. Kedua, membangun amal usaha digital yang khusus mengurusi influencer Muhammadiyah, termasuk Youtuber di dalamnya.
Reporter: Nabhan