IBTimes.ID – Sekretaris Umum (Sekum) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Abdul Mu’ti menyerukan masalah mudik dalam kondisi pandemi virus corona (COVID-19). Menurutnya, silaturrahim merupakan akhlak mulia dan sangat dianjurkan di dalam ajaran Islam. Afdholnya silaturrahim dilakukan dengan saling berkunjung, memberi hadiah, dan berjabat tangan.
“Akan tetapi dalam situasi tertentu karena keadaan, jarak, dan kesempatan silaturrahim dapat dilakukan dengan cara yang berbeda. Misalnya dengan berkirim surat (korespondensi), surat elektronik (email), telepon, video call, dan cara-cara yang lain”, terang Mu’ti.
“Inti silaturrahim adalah saling mendoakan, berbagi suka-duka, dan membantu meringankan beban atau masalah”, tambahnya.
Dalam sudut pandang agama tidak mudik adalah tidak masalah. Hal ini Mu’ti menyatakan “mudik adalah tradisi masyarakat Indonesia sebagai bentuk silaturrahim. Walaupun dilaksanakan dalam satu rangkaian Idul Fitri, mudik bukan merupakan ajaran Agama. Karena itu tidak ada masalah apabila tidak mudik”.
Ia juga menegaskan bahwa “di dalam ajaran Islam, menyelamatkan kehidupan jauh lebih penting dibandingkan dengan melaksanakan tradisi yang mengandung resiko keselamatan misalnya karena virus corona atau sebab-sebab lainnya.”
Terahir Mu’ti berpesan, “jika tidak benar-benar mendesak, sebaiknya masyarakat tidak memaksakan diri untuk mudik pada Idul Fitri, Syawal 1441 H. Silaturrahim dapat dilaksanakan dengan cara lain dan pada waktu yang lain apabila situasi sudah membaik dan aman”, tegasya.
Reporter: Azaki Kh