Hampir 10 bulan bangsa Indonesia hidup bersama pandemi Corona-19. Sampai saat ini, ada beragam persepsi masyarakat terhadap keberadaan Covid-19. Dari yang berpikir bahwa semua ini konspirasi sampai dengan merasakan bahwa virus ini nyata karena terpapar virus ini. Dari semula bersikap sangat takut, sampai dengan kondisi sekarang yang mulai cuek bebek. Misalnya, orang mulai tidak mengikuti protokol baik ke masjid, ke pasar dan mulai melakukan tamasya setiap akhir pekan.
Banyak juga desakan supaya sekolah masuk lagi, tidak perlu ada pembatasan wilayah. Intinya, orang kepengin balik ke suasana sebelum pandemi. Para epidemolog menyatakan bahwa sekarang zaman tidak normal, jadi tidak ada cerita balik ke normal lagi. Yang ada dalam definisi MCCC, yakni realitas baru, bukan normal baru. Situasi sudah tidak normal, sekarang dan ke depan adalah dunia dengan realitas baru tatanan baru. Titik.
Yuswohady dalam e-book Megashift Industry memprediksi akan terjadi perubahan besar di tahun 2021 dan seterusnya. Di tingkat mega, ada pencetus perubahan yang tidak bisa dilawan. Di tingkat makro, perubahan kompetisi. Dan di tingkat mikro, ada perubahan perilaku konsumen. Di antara pencetus perubahan itu adalah akselerasi digitalisasi, kecemasan sosial, kesiapan vaksin, kepemimpinan pemerintah, dan disrupsi rantai pasok.
Ke depan, setiap orang mesti melek digital. Penggunaan teknologi informasi menjadi bagian yang tidak terpisahkan. Tidak perduli apapun profesi anda -dokter-guru-karyawan-ustaz-ibu rumah tangga- semua harus melek digital. Cara kerja pun berubah, kerja dari rumah. Bagaimana pekerjaan selesai tanpa harus ada tatap muka, kolaborasi tanpa terpengaruh jarak dan waktu selama ada koneksi wifi. Yang biasanya ketemu tatap muka ngobrol bersosialisasi, baik dalam rangka kerja atau pergaulan social, sekarang tidak bisa lagi. Saatnya tinggal di rumah dan hidup secukupnya. Dan lain-lain contoh perubahan yang telah terjadi dari Maret hingga Desember 2020.
***
Menghadapi perubahan ini, maka kita perlu memiliki agilitas yaitu kemampuan untuk mudah mengubah diri sebagai respon terhadap perubahan atau tantangan (the ability to move quickly and easily in response to change or challenge). Agile juga sering diterjemahkan dengan kelincahan, kegesitan.
Ada intelectual agility yaitu sejauh mana pemikiran kita bisa menerima perubahan, menerima hal-hal baru, mampu berpikir, dan mengantisipasi masa depan sekalipun menghadapi ketidakpastian. Kedua, emotional agility yaitu kemampuan seseorang membangun hubungan dengan berbagai pihak. Apakah dia bisa mempengaruhi orang lain secara efektif dengan alasan yang mendasar dan apakah seseorang mampu keluar dari ego pribadinya dan menerima keragaman dalam kehidupan sehari-hari. Terakhir, physical agility yaitu kemampuan seseorang untuk melakukan olah fisik, mempunyai kelenturan tubuh, dan mampu melakukan berbagai macam kegiatan fisik secara mandiri.
Walhasil, tahun 2021 kita semua, saya dan anda harus melakukan perubahan perilaku untuk bisa aman dari Covid-19. Secara alamiah, manusia mempunyai agilitas dan berbeda antara satu orang dengan yang lain. Akan tetapi, teruslah berusaha karena dunia memang tidak sama lagi, perubahan adalah keniscayaan. Insya Allah vaksin mulai tersedia akan tetapi perlu waktu hingga akhir tahun depan. Tetaplah memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan serta hindari kerumunan.
Salam sehat dan tetap semangat. Pandemi belum reda, perilaku harus beda.
Editor: Yahya FR