Perspektif

Pemuda Sebagai Konseptor dan Eksekutor

3 Mins read

Ilustrasi Pemuda Masa Kini

Pemuda Harus Berkarakter Konseptor dan Eksekutor

Oleh: Akrim Lahasbi

Pemuda kini, telah membuktikan bahwa mereka adalah ujung tombak bangsa. Jika diulas kembali, sejarah kemerdekaan Indonesia tidak terlepas dari perjuangan pemuda kala itu. yang mana, pada tanggal 28 Oktober 1928, dilangsungkan Kongres Pemuda II yang sering kita peringati sebagai hari Sumpah Pemuda.

Hari dimana pemuda berkumpul, menyatukan jiwa raga dan pikiran untuk mengikrarkan sumpah suci “Bertumpah Darah Satu, Tanah Indonesia, Berbangsa yang Satu, Bangsa Indonesia dan Menjunjung Tinggi Bahasa Persatuan, Bahasa Indonesia”. Inilah label cikal bakal terbentuknya bangsa Indonesia yang daulat.

Seiring perkembangan zaman, maka pola pikir perubahan adalah alasan utama harus menjadi yang berkualitas dalam setiap perkembangan dan perubahan tersebut. Pemuda kini sudah dalam fase di mana pendapat serta argumentasi harus di hargai. Bilamana perlu, harus dipakai oleh bangsa. Agar progresifitas pemuda akan terus meningkat dengan pola pikir yang selalu di-upgrade. Maka, kualitas dan pengukuhan intelektual pemuda bisa menjadi tolak ukur kemajuan dalam penyelenggaraan bangsa dan negara.

***

Dengan penetrasi pemikiran pemuda yang kian meningkat, bangsa Indonesia semestinya meng-upgrade kembali pola pikir pemuda dengan memberikan binaan pendidikan yang bermutu dan berkualitas. Sehingga gerusan-gerusan teknologi yang kontra terhadap sesuatu yang positif pada pemuda pun kian ditinggalkan.

Bahwa, konsep mewujudkan pemuda sebagai idealis dalam bangsa ini perlu peningkatan yang nyata. Pemuda sebagai Idealis, dia yang tidak mudah pergi dari zona nonflik. Sebab dia berpikir, jika benar ia pergi dari lintasan konflik, maka itulah pemuda yang mengonfirmasi kelemahan dirinya.

Sering kita dengar ungkapan bahwa orientasi pendidikan tanpa harus memandang siapa yang bisa tapi kepada siapa yang mau. Masalah sekarang adalah bukan kemampuan, tapi kemauan. Dalam sebuah anggapan bahwa pemuda sebagai pemimpin di masa depan yang sesungguhnya pada suatu bangsa.

Baca Juga  Melawan Fatwa Kontroversial MUI Bandung Wetan

Memang benar jika dalam sebuah bangsa yang baik maka ada pemimpin yang bijaksana, berarti ungkapan inilah yang pantas ditujukan kepada pemuda. Sebagai bentuk penghargaan terhadap prestasi yang telah dibuktikan dengan pemikiran yang substantif.

Pemuda Sebagai Konseptor dan Eksekutor

Pemuda merupakan seorang konseptor dan eksekutor yaitu pemuda yang mencetuskan ide dan gagasan pokok. Serta memberikan keluasan paradigma terhadap fenomena dan kejadian untuk bagaimana bisa pemikiran dari gagasan itu langsung di eksekusi dalam tindakan yang empiris.

Oleh sebabnya, konsepsi-konsepsi baru pun hadir dalam setiap rona-rona perpaduan intelektual para pemuda. Jika kita lihat saat ini, pemuda sudah mulai memiiki tingkat kesadaran yang tinggi akan perannya terhadap bangsa dan negara. Itu menjadi modal dalam program yang harus dan selalu dilestarikan oleh kita semua.

***

Bahwasannya, tidak hanya tentang cara berpikir pemuda saja yang perlu menjadi tolak ukur untuk menciptakan sumber daya manusia yang kompeten. Tetapi, iringan sikap dan karakter pemuda perlu menjadi alasan utama dalam mewujudkan mimpi-mimpi bangsa yang kita impikan.

Karena sikap ataupun karakter semestinya dijadikan landasan dasar moralitas pemuda terhadap bangsa. Bahwa, seutuhnya hal itulah yang bisa mengangkat harkat dan martabat bangsa pada konsep berpikir pemuda dalam pengutamaan sikap dan karakter.

Keseimbangan antara berpikir maju dari pemuda dan karakter yang progresif pemuda akan menghasilkan gagasan-gagasan baru yang siap dieksekusi dan diimplementasikan kepada publik.

Bahwa kemajuan pun butuh pemuda yang konsisten dan kompeten. Maka dari itulah, kita harapkan sistem pendidikan indonesia pun perlu di-upgrade demi kelancaran kemajuan yang diinisiasi oleh pemuda.

***

karakter yang dimiliki pemuda, mampu menjadi tameng utama dalam menghadapi tantangan global yang kian panas dengan perubahan dan perkembangan. Prestisiusnya pemuda menjadi alasan dalam menjaga polarisasi sosial dengan mewujudkan sikap sebagai Konseptor di kalangan masyarakat dalam menghubungkan sosialisasi pendekatan moral terhadap perkembangan sosial budaya sebagai indentitas bangsa dan negara itu sendiri.

Baca Juga  Cara Memilih Pemimpin Menurut Islam

Rintangan pemuda pada era globalisasi yang semakin menuntut untuk berkarya, pemuda di khawatirkan tidak mampu menjawab tantangan tersebut, sehingga terjadi defisit konsep berpikir yang dinilai belum mampu bersaing di kancah globalisasi ini.

Maka dari itu, ruang kebebasan publik menjadi moto serta dalih utama dalam meningkatkan ide dan data. Demi mencetuskan konsep-konsep baru, nyata dalam membahas cara mengimplementasikan semua kepada bangsa dan negara.

Mobilisasi dari negara sangat di perlukan oleh elemen yang ada. Karena kebijakan yang ada dan pengaplikasian konsep berpikir pemuda yang dicanangkan akan dimudahkan dengan adanya suatu kebijakan yang pro kepada setiap hal positif yang dilakukan pemuda itu sendiri.

***

Pemuda ketika ingin menjadi Konseptor dan Eksekutor, maka mereka pun butuh penguatan dan perlindungan hukum terhadap kebebasan dialektika di ruang public. Jangan sampai forum diskusi pemuda ketika dalam membahas bangsa dan negara dibatasi karena seolah dianggap tidak penting.

Selain itu, pemuda perlu menjadi kreatif dalam rintangan. Yaitu berpikir kreatif seperti konsep dibawa bayang-bayang rintangan era modernisasi. Bahwa kita pun tidak menginginkan pemuda bangsa menjadi apatis ketika datangnya tantangan global. Sehingga kreatif dalam artiannya adalah bagaimana bisa menyulap suasana konvensional menjadi modern yang memotivasi bangsa untuk tetap berada dalam garda terdepan dalam melestarikan paradigma yang maju.

*Kader Pimpinan Komisariat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah ITB Ahmad Dahlan Karawaci.

1005 posts

About author
IBTimes.ID - Cerdas Berislam. Media Islam Wasathiyah yang mencerahkan
Articles
Related posts
Perspektif

Kejumudan Beragama: Refleksi atas Bahtsul Masail Pesantren NU yang Kurang Relevan

3 Mins read
Bahtsul Masail, tradisi intelektual khas pesantren Nahdlatul Ulama (NU), adalah salah satu warisan berharga dalam khazanah keilmuan Islam di Indonesia. Forum ini…
Perspektif

Menjadi Guru Hebat!

3 Mins read
Peringatan Hari Guru Nasional (25 November) tahun ini mengangkat tema, “Guru Hebat, Indonesia Kuat”. Tema ini menarik untuk dielaborasi lebih jauh mengingat…
Perspektif

Mengapa Masih Ada Praktik Beragama yang Intoleran?

3 Mins read
Dalam masyarakat yang religius, kesalihan ritual sering dianggap sebagai indikator utama dari keimanan seseorang. Aktivitas ibadah seperti salat, puasa, dan zikir menjadi…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This will close in 0 seconds