IBTimes.ID – Pengamat terorisme dan intelijen dari Universitas Indonesia (UI), Ridwan Habib, menilai bahwa peristiwa ledakan di SMAN 72 Kelapa Gading, Jakarta Utara, pada Jumat (7/11/2025), mengindikasikan adanya unsur teror dan perlu penyelidikan mendalam.
Dalam pemberitaan Media Indonesia, Ridwan menjelaskan bahwa peristiwa peledakan di lingkungan sekolah merupakan kejadian yang belum pernah terjadi sebelumnya. Hal itu membutuhkan perhatian serius dari aparat penegak hukum, terlebih jika terdapat unsur aksi teror.
“Selama ini memang ada beberapa kelompok yang menargetkan masjid, tetapi masjidnya berada di kompleks kepolisian, seperti serangan terhadap polisi di Polres Cirebon beberapa tahun yang lalu. Jadi ini baru pertama kali terjadi di SMA,” ujar Ridwan pada Jumat (7/11).
Ia juga menyoroti foto-foto yang beredar di media sosial yang memperlihatkan senjata api di lokasi kejadian. Berdasarkan analisisnya, senjata itu memiliki kemiripan dengan AR-15, meski belum dapat dipastikan keasliannya.
“Kita melihat dari gambar yang beredar, kemungkinan itu adalah satu jenis senjata yang disebut AR-15. Tapi kita belum tahu apakah itu airsoft gun atau benar-benar AR-15,” jelasnya.
Ridwan mengungkapkan, yang menarik dari temuan tersebut adalah adanya tulisan nama-nama pelaku teror dunia di senjata itu. Nama-nama tersebut antara lain Brenton Tarrant, Alexandre Bissonnette, serta Luca Traini dan Luca Trazor yang dikenal sebagai pelaku neo-Nazi.
“Kalau benar itu airsoft atau senjata milik pelaku, maka besar kemungkinan dia menuliskan nama-nama pelaku teror di luar negeri itu sebagai bentuk inspirasi. Itu semua adalah pelaku neo-Nazi,” tuturnya.
Namun, Wakil Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan, Lodewijk Freidrich Paulus, menyatakan bahwa senjata tersebut bukan senjata asli melainkan mainan. Pernyataan itu disampaikan setelah tim keamanan melakukan pemeriksaan langsung di lokasi kejadian untuk memastikan kebenaran informasi yang beredar terkait dugaan aksi teror di media sosial.
“Ya, ada gambar itu tapi ternyata senjata mainan. Senjata mainan, bukan senjata beneran ya, setelah kami cek itu senjata mainan,” kata Freidrich.
Ia menambahkan bahwa publik diminta tidak berspekulasi berlebihan soal dugaan aksi teror karena penyelidikan masih berjalan dan hasil akhirnya akan diumumkan secara resmi.
“Masih diselidiki. Jangan dikatakan ini jumping conclusion bahwa ini aksi teroris. Belum, kita belum sampai ke sana,” tegasnya.
(NS)

