IBTimes.ID – Pernyataan kontroversial Wakil Ketua DPR RI Cucun Ahmad Syamsurijal yang menyebut program Makan Bergizi Gratis (MBG) “tak perlu ahli gizi” dan cukup diisi lulusan SMA yang dilatih singkat, langsung memicu kemarahan kalangan profesi gizi nasional. Rekaman ucapan Cucun yang viral itu kini berujung permintaan maaf resmi, meski kritik tetap mengalir deras.
Dilansir dari Kompas.com (18/11/2025), polemik bermula saat Forum Konsolidasi Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) se-Kabupaten Bandung, Senin (17/11/2025). Seorang peserta mengusulkan agar Badan Gizi Nasional (BGN) tidak lagi menggunakan istilah “ahli gizi” pada program MBG, jika tenaga yang direkrut bukan lulusan ilmu gizi, melainkan cukup disebut pengawas produksi atau QA/QC.
Belum selesai berbicara, Cucun memotong dan menyebut peserta tersebut arogan.
“Saya enggak suka anak muda arogan kayak gini. Mentang-mentang kalian sekarang dibutuhkan negara… Tidak perlu ahli gizi. Nanti tinggal ibu Kadinkes melatih anak SMA cerdas, saya siapkan sertifikasinya,” ujar Cucun dalam rekaman yang menyebar luas.
Ucapan itu langsung menuai protes keras. Ahli gizi masyarakat Tan Shot Yen menilai pernyataan Cucun menunjukkan ketidakpahaman mendasar terhadap profesi gizi.
“Ngaco sekali. Ibaratnya pilot diganti petugas bandara yang dilatih tiga bulan lalu langsung terbangkan pesawat,” kata Tan.
Dokter spesialis gizi klinik dr. Raissa E. Djuanda, Sp.GK juga angkat bicara. Menurutnya, tugas ahli gizi di MBG bukan sekadar mengawasi makanan jadi atau tidak, melainkan merancang menu berbasis ilmiah, menghitung kebutuhan energi dan mikronutrien, hingga menangani kasus khusus seperti stunting dan alergi pangan.
“Semua itu kompetensi yang hanya dimiliki tenaga gizi terlatih. Tidak bisa digantikan pelatihan singkat,” tegas Raissa.
Malam harinya, Cucun mengunggah permintaan maaf di Instagram @Cucun_Center. Ia mengklaim ucapannya justru untuk “meluruskan” usulan yang bisa menghilangkan nomenklatur ahli gizi, sehingga kualitas program MBG tetap terjaga.
“Saya mohon maaf jika dinamika diskusi menjadi konsumsi publik dan dianggap menyinggung profesi ahli gizi. Sejak awal saya ingin menjaga kepastian peran serta kualitas layanan gizi,” tulis Cucun.
Setelah pertemuan tertutup dengan Persagi dan BGN, Cucun menegaskan bahwa DPR tetap menghargai aspirasi profesi gizi dan akan mempertahankan standar kompetensi dalam program unggulan Presiden Prabowo Subianto tersebut.
Meski sudah minta maaf, banyak pihak menilai insiden ini mencerminkan masih rendahnya pemahaman sebagian pejabat terhadap pentingnya tenaga profesional dalam program strategis nasional. Program Makan BergizI Gratis yang menargetkan puluhan juta anak sekolah kini diharapkan tidak mengorbankan kualitas hanya karena alasan kekurangan tenaga ahli gizi.

