Perspektif

Belajar Produktif Menulis Dari Kh. Hasyim Asy’ari

2 Mins read

Produktif Menulis – Siapa yang tidak kenal beliau KH. Hasyim Asy’ari, seorang ulama’ yang sangat terkenal dengan segala kelebihannya. Beliau adalah ulama’ pendiri Jam’iyah Nahdlatul Ulama’.

Sebuah wadah yang sampai saat ini dengan pengikut terbesar yang ada di negara tercinta Indonesia. Beliau adalah seorang ulama’ yang produktif dalam masalah menulis. Makanya,  kita perlu meneladani beliau dari segi produktifnya dalam masalah kepenulisan.

KH. Hasyim Asy’ari Produktif Menulis

Yang perlu kita teladani dari sosok KH. Hasyim Asy’ari ini adalah masalah beliau produktif dalam menulis, apalagi yang beliau tulis ini adalah sebuah kitab. Yang mana kitab-kitab tersebut sebagai jalan kita dalam mempelajari ilmu Agama hingga saat ini. Yakni di era modern.

Kebiasaan beliau adalah menulis kitab di waktu pagi hari. Di mana, beliau KH. Hasyim Asy’ari ini mempunyai waktu yang khusus, yakni di pagi hari. Di samping itu juga, beliau mengajar, berdakwah, dan berjuang.

Waktu beliau dalam menulis ini sekitar pukul 10.00 menjelang siang. Karena pada waktu itu,  beliau memang ada waktu yang kosong. Yang mana, beliau manfaatkan untuk menulis dan membaca, mempelajari kitab-kitab yang telah beliau tulis sebelumnya. Juga ada salah satu waktu juga yang beliau luangkan guna menerima tamu di waktu jam 10.00 pagi menjelang siang sampai waktu menjelang dzuhur tersebut.

Kebiasaan yang Terbentuk dari Proses yang Lama

Beliau KH. Hasyim Asy’ari ini mempunyai kebiasaan-kebiasaan tersebut di mulai dari saat beliau mengasuh di Pondok Pesantren Tebuireng yang berada di Kabupaten Jombang Jawa Timur.

Tulisan kitab karya atau yang beliau hasilkan ini adalah sebagai karya yang bermanfaat bagi masyarakat sekitar dan menyeluruh guna menjawab sebuah persoalan yang ada pada waktu itu.

Baca Juga  Nasehat Terbuka untuk Yahya Waloni

Misalkan, ada problematika di tengah-tengah masyarakat seperti adanya masalah umat Islam yang belum paham mengenai paham tauhid atau akidah, nantinya akan dijelaskan oleh karya KH. Hasyim Asy’ari dengan menyusun kitab masalah akidah.

Kitab Karya KH. Hasyim Asy’ari

Di antara kitab-kitab itu adalah Al-Qalaid Fi Bayani ma Yajib Min al-Aqaid, Ar-Risalah al-Tauhidiyah, Risalah Ahli Sunnah Wal Jama’ah, al-Risalah fi al-Tasawwuf, dan juga kitab-kitab yang lainnya.

Yang masih banyak beliau tulis sebagai penjawaban atau keterangan dari problem yang lagi ramainya atau problem yang belum bisa diatasi oleh masyarakat yang belum paham akan akidah pada waktu itu.

Kebiasaan ini adalah yang patut kita contoh sebagai pemuda di zaman modern ini. Beliau KH. Hasyim Asy’ari ini dari pagi sudah mulai mengajar santri senior, atau biasa disebut santri yang sudah dewasa.

Sehabis itu, beliau sekitar pukul 07.00 pagi itu beliau melaksanakan shalat Dhuha. Beliau shalat Dhuha ini sekitaran sampai jam 10.00 menjelang siang. Pada waktu itu lah beliau mulai produktif-produktifnya sebagai penulis buku-buku, kitab, sebagai karya yang memang gunanya untuk masyarakat.

Mengambil Hikmah Produktif Menulis dari KH. Hasyim Asy’ari

Fenomena seperti inilah yang harus kita angkat di era modern ini. Kita sudah ditinggali jejak yang sangat positif dari beliau. Sebagai anak pemuda di zaman sekarang ini, patutlah kita syukuri, dapat peninggalan sebuah inspirasi buku dari beliau.

Kita juga bisa membaca karya beliau, juga kita mempelajari bahwa memang aktivitas produktif dalam menulis. Membaca itu adalah akan menghasilkan sebuah karya yang sangat penting.

Yang mana, hasilnya itu akan bisa abadi dibaca orang lain di saat yang menulis nantinya akan meninggalkan dunia ini, yakni kembali pada Allah SWT.

Baca Juga  Menggagas Jurnalisme Mazhab Kritis

Dari sini, kita juga belajar banyak dari membaca karya beliau, seperti salah satunya itu yang sudah disebutkan di atas. Mengenai masalah karya yang bersangkutan sama penjelasan mengenai akidah. Karena perlulah di zaman sekarang, akidah kita itu di kuatkan sebagai upaya memperbaiki diri di zaman yang semakin banyak kemaksiatan ini.

Editor: Rozy

Ihwanun Nafi’
11 posts

About author
Mahasiswa Aqidah dan Filsafat Islam Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
Articles
Related posts
Perspektif

Kejumudan Beragama: Refleksi atas Bahtsul Masail Pesantren NU yang Kurang Relevan

3 Mins read
Bahtsul Masail, tradisi intelektual khas pesantren Nahdlatul Ulama (NU), adalah salah satu warisan berharga dalam khazanah keilmuan Islam di Indonesia. Forum ini…
Perspektif

Menjadi Guru Hebat!

3 Mins read
Peringatan Hari Guru Nasional (25 November) tahun ini mengangkat tema, “Guru Hebat, Indonesia Kuat”. Tema ini menarik untuk dielaborasi lebih jauh mengingat…
Perspektif

Mengapa Masih Ada Praktik Beragama yang Intoleran?

3 Mins read
Dalam masyarakat yang religius, kesalihan ritual sering dianggap sebagai indikator utama dari keimanan seseorang. Aktivitas ibadah seperti salat, puasa, dan zikir menjadi…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This will close in 0 seconds