Tafsir

Proses Pembentukan Janin Menurut Al-Qur’an

3 Mins read

Janin dalam Al-Qur’an | Ilmu biologi merupakan salah satu ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang makhluk hidup dan berbagai macam organisme. Biologi adalah kajian tentang kehidupan dan organisme hidup termasuk struktur, fungsi, pertumbuhan, evolusi, persebaran, dan taksonominya.

Biologi mempunyai banyak cabang ilmu, salah satunya adalah cabang ilmu embriologi. Embriologi adalah cabang biologi yang mempelajari tentang bagaimana sel tunggal membelah dan berubah selama perkembangan utuk membentuk organisme multiseluler.

Proses tersebut dinamakan embriogenesis. Embriogenesis adalah proses pembentukan dan perkembangan embrio. Dalam embriologi ini akan dibahas mengenai proses pertumbuhan dan perkembangan manusia. Materi pertumbuhan dan perkembangan manusia sudah diberikan sejak di bangku sekolah dasar (SD), namun tidak dibahas secara mendetail.

Proses Pembentukan Janin

Manusia dilahirkan dari rahim seorang ibu yang merupakan hasil pembuahan antara sel telur dan sel sperma. Proses terbentuknya janin memiliki beberapa tahapan, diantaranya:

Pertama, Fertilisasi

Fertilisasi adalah proses pembuahan di mana terjadi peleburan inti sel gamet laki-laki (sperma) dengan inti sel gamet perempuan (ovum) yang menghasilkan sel baru yang dinamakan zigot. Proses fertilisasi ini dijelaskan dalam surah al-Mu’minun ayat 13

ثُمَّ جَعَلْنٰهُ نُطْفَةً فِيْ قَرَارٍ مَّكِيْنٍ

Kemudian Kami menjadikannya air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kukuh (rahim) (QS. Al-Mu’minun: 13).

Ayat di atas menjelaskan bahwa tahap pertama pembentukan janin adalah nutfah. Nutfah adalah proses pencampuran antara sel sperma dan sel telur yang dalam ayat tersebut dinamakan air mani. Hal ini juga diperkuat oleh ayat-ayat lain, seperti QS. At-Thariq: 6, QS. Al-Qiyamah: 37, dan QS. Al-Mursalat: 20-21.

Selain dijelaskan dalam Al-Qur’an, proses fertilisasi ini juga dijelaskan dalam ilmu biologi. Ketika mengalami ovulasi, sel telur akan dilepaskan dan bergerak ke arah rahim melalui tuba fallopi.

Baca Juga  As-Samii

Kemudian, sel telur menetap di saluran tuba fallopi untuk siap dibuahi oleh sel sperma. Sel sperma hasil ejakulasi yang masuk dalam vagina akan diseleksi oleh serviks. Sel sperma yang tidak bagus tidak akan berhasil menembus serviks.

Sperma yang berhasil menembus serviks akan mengalami proses kapasitasi. Dalam proses kapasitasi, sel sperma akan bergerak lebih aktif karena ion kalsiumnya mengalami peningkatan.

Semakin dekat dengan sel telur, antigen yang terdapat dalam permukaan sel sperma akan menghilang. Hal inilah yang membuat sel telur terikat dengan sel sperma. Sel telur yang memiliki zona pellucida yang terlalu tebal membuat sel sperma kesulitan mengikatnya, bahkan bisa tidak dapat terjadi pembuahan.

Untuk membuahi sel telur, sel sperma membutuhkan PH30 yang disebut fertilin yang berfungsi untuk meleburkan kedua membran pada sel telur dan sel sperma. Sehingga menyebabkan masuknya sel sperma ke dalam sel telur.

Kedua, Morula

Sel sperma dan sel telur yang melebur akan membentuk zigot yang merupakan sebuah pertanda proses pembuahan telah selesai. Zigot hasil pembuahan akan terus membelah diri hingga menjadi 16 sel yang berbentuk bola padat yang disebut morula.

Hal ini disebut sebagai morula karena bentuknya memang menyerupai buah arbei yang bentuknya kecil-kecil serta tidak mempunyai rongga. Fase morula terjadi sekitar 1 minggu pasca ovulasi.

Pembelahan morula dimulai dari 2 sel menjadi 8 sel hingga 16 sel. Morula berkembang menjadi blastula yang selnya membentuk kelompok sel sebanyak 58 sel. Blastula menananmkan diri ke endometrium dan menggantung setelah beberapa hari sebelumnya berada di rongga rahim.

Blastula memperoleh makanan dari induknya dengan menempel pada endometrium. Fase ini dijelaskan firman Allah, yaitu:

Baca Juga  J.M.S Baljon: Tafsir Al-Qur’an Harus Bisa Digiring ke Corak Epistemologis Zaman

هُوَ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِّنْ تُرَابٍ ثُمَّ مِنْ نُّطْفَةٍ ثُمَّ مِنْ عَلَقَةٍ ثُمَّ يُخْرِجُكُمْ طِفْلًا ثُمَّ لِتَبْلُغُوْٓا اَشُدَّكُمْ ثُمَّ لِتَكُوْنُوْا شُيُوْخًاا

Dialah yang menciptakanmu dari tanah, kemudian dari setetes mani, lalu segumpal darah, kemudian kamu dilahirkan sebagai seorang anak, kemudian dibiarkan kamu sampai dewasa, lalu menjadi tua…..” (QS. Al-Ghafir: 67)

Ayat-ayat di atas menjelaskan bahwa calon janin yang ada di dalam rahim seorang ibu berbentuk segumpal darah yang menggantung dan bentuknya menyerupai seekor lintah.

Segumpal darah yang melekat kuat pada dinding rahim bagaikan akar yang kokoh menancap di tanah dengan serabutnya.

Ketiga, Blastula

Blatula adalah lanjutan dari morula yang terus mengalami perkembangan.

يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اِنْ كُنْتُمْ فِيْ رَيْبٍ مِّنَ الْبَعْثِ فَاِنَّا خَلَقْنٰكُمْ مِّنْ تُرَابٍ ثُمَّ مِنْ نُّطْفَةٍ ثُمَّ مِنْ عَلَقَةٍ ثُمَّ مِنْ مُّضْغَةٍ مُّخَلَّقَةٍ وَّغَيْرِ مُخَلَّقَةٍ لِّنُبَيِّنَ لَكُمْ

Wahai manusia! Jika kamu meragukan (hari) kebangkitan, maka sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dar setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna agar Kami jelaskan kepadamu……” (QS. Al-Hajj: 5)

Kejadian yang sempurna dan kejadian yang tidak sempurna yang dimaksud dalam ayat tersebut adalah terbentuknya janin dan plasenta. Kejadian ini mirip dengan fase blastula dimana blastula memiliki lapisan luar sel yang terdiri dari dua lapisan, yaitu lapisan luar dan lapisan dalam.

Lapisan luar berfungsi sebagai pengikis dinding rahim untuk membenamkan embrio. Sedangkan lapisan dalam membentuk plasenta dan ketuban dengan massa didalamnya sebagai bakal janin.

Keempat, Embrionik

Pada fase embrionik, tulang belulang dibentuk untuk memberikan struktur tubuh pada janin. Pada minggu ke-5 fase embrionik, tulang yang pertama kali terbentuk adalah tulang belakang. Pada fase ini, embrio memiliki tonjolan yang akan menjadi kepala. Pembentukan tulang dimulai pada minggu ke-5 sampai minggu ke-7.

Baca Juga  Tak Hanya Perusahaan, Islam Juga Punya Prinsip Etos Kerja!

Pada akhir minggu ke-7 sampai minggu ke-8 tulang belulang tersebut dibungkus oleh daging. Organ dalam dan anggota gerak embrio mulai terbentuk dan berfungsi. Fase embrionik ini dijelakan dalam firman Allah, yaitu:

ثُمَّ خَلَقْنَا النُّطْفَةَ عَلَقَةً فَخَلَقْنَا الْعَلَقَةَ مُضْغَةً فَخَلَقْنَا الْمُضْغَةَ عِظٰمًا فَكَسَوْنَا الْعِظٰمَ لَحْمًا ثُمَّ اَنْشَأْنٰهُ خَلْقًا اٰخَرَۗ فَتَبَارَكَ اللّٰهُ اَحْسَنُ الْخَالِقِيْنَۗ

Kemudian, air mani itu Kami jadikan sesuatu yang melekat, lalu sesuatu yang melekat itu Kami jadikan segumpal daging dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian, Kami menjadikannya makhluk yang (berbentuk) lain. Maha Suci Allah, Pencipta yang paling baik.” (QS. Al-Mu’minun: 14)

Kelima, Fetus

Fase fetus merupakan fase terakhir dalam proses pembentukan janin. Pada fase ini, anggota tubuh janin memiliki keiapan untuk melakukan fungsinya.

Pada fase ini, tumbuh makhluk baru mirip dengan manusia. Fase ini ditandai dengan ditiupkannya ruh yang membuat janin bisa bergerak dan bernafas, sebagaimana tercantum dalam firman Allah, yaitu:

ثُمَّ سَوّٰىهُ وَنَفَخَ فِيْهِ مِنْ رُّوْحِهٖ وَجَعَلَ لَكُمُ السَّمْعَ وَالْاَبْصَارَ وَالْاَفْـِٕدَةَۗ قَلِيْلًا مَّا تَشْكُرُوْنَ

Kemudian Dia menyempurnakannya dan meniupkan roh (ciptaan)-Nya ke dalam (tubuh)nya dan Dia menjadikan pendengaran, penglihatan, dan hati bagimu, (tetapi) sedikit sekali kamu bersyukur.” (QS. Sajdah: 9)

Editor: Yahya FR

Sindi Wulan Aprilia
27 posts

About author
Mahasiswi UIN Sunan Ampel Surabaya Peminat Kajian Tarikh
Articles
Related posts
Tafsir

Apakah Allah Bisa Tertawa?

4 Mins read
Sebagaimana menangis, tawa juga merupakan fitrah bagi manusia. Hal tersebut sesuai dengan firman Allah dalam QS. al-Najm [53]: 43 mengenai kehendak-Nya menjadikan…
Tafsir

Kontroversi Tafsir Ayat Pernikahan Anak dalam Qur’an

4 Mins read
Pernikahan, yang seharusnya menjadi lambang cinta dan komitmen, kerap kali terjebak dalam kontroversi. Salah satu kasus terbaru yang menarik perhatian publik adalah…
Tafsir

Sepintas Sejarah Gagasan Tafsir Modern di Indonesia

4 Mins read
Pada subbab yang ditulis oleh Abdullah Saeed berjudul “The Qur’an, Interpretation, and the Indonesian Context” merupakan bagian dari bukunya Saeed sendiri, yaitu…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This will close in 0 seconds