IBTimes.ID – Partai Solidaritas Indonesia (PSI) adalah partai muda di Indonesia yang berdiri 10 tahun silam pada 2014. Kini, partai berlogo gajah tersebut diketuai oleh putra sulung Joko Widodo sekaligus adik dari Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, Kaesang Pangarep. Tak hanya diketuai oleh anak Jokowi, PSI juga menjadikan Jokowi sebagai patron utama. Dalam berbagai kesempatan, Presiden Indonesia ketujuh tersebut kerap menegaskan bahwa dirinya sepenuhnya mendukung dan akan bekerja keras untuk PSI.
Ketika menghadiri rakorwil (rapat koordinasi wilayah) PSI di Sulawesi Tengah, Kaesang menargetkan agar partainya menang besar di provinsi tersebut melalui apa yang ia sebut dengan “isi tas”. Menurutnya, elektabilitas yang tinggi akan sia-sia.
“Percuma juga punya elektabilitas tinggi, tapi enggak punya isi tas. Loh iya dong, masa isi tas enggak punya? Kalau saya kan enggak bawa tas. Yang bawa Bendum semua. Kalau ada apa-apa terkhusus Sulawesi Tengah, masalah isi tas kita ke Ayahanda kita (Ahmad Ali) ya,” ujarnya sebagaimana dilansir dari Kompas.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Harian PSI Ahmad Ali meminta agar baliho PSI terpasang di seluruh kecamatan di Sulteng. Baliho tersebut harus berisi foto Jokowi, Kaesang, dan dirinya sendiri. Ia menyebut bahwa dirinya cukup terkenal di Sulteng sehingga wajahnya juga perlu dimasukkan ke dalam baliho.
“Foto standarnya Ketua Umum, Ketua Harian, dan Pak Jokowi. Minta maaf, pengurus lain, karena yang dikenal di Sulawesi Tengah ini, Ketua Umum dan Ketua Harian, Pak Jokowi. Karena ini kampung saya,” jelasnya.
Menurut Ali, Jokowi adalah sosok yang sangat penting bagi PSI. Menurutnya, presiden RI ketujuh tersebut merupakan patron PSI. Jokowi, sebutnya, adalah contoh hidup bagi rakyat jelata, harapan bagi para politisi yang tidak berasal dari keturunan pemilik partai. Ia menceritakan bagaimana bahwa Jokowi tidak berasal dari keluarga kaya dan meniti karir politik dari bawah. Anak-anak muda bisa melihat politik sebagai harapan karena berkaca pada Jokowi.
Sebagaimana diketahui, pada pemilu 2024, PSI di nasional gagal lolos ke parlemen karena hanya mendapatkan suara sebesar 2,8%, sementara parliamentary treshold atau ambang batas minimal agar bisa masuk ke Senayan adalah 4%. Kendati demikian, di beberapa daerah, partai tersebut berhasil mengantarkan sebagian kadernya ke legislatif.
(FI)

