Bengkulu.IBTimes.Id. Dalam surat Al-Ashr, semua orang akan rugi, akan kalah melawan waktu. Kecuali orang yang beriman, beramal sholeh, saling menasehati kebenaran dan kesabaran. Kalau empat ini kita lakukan, maka kita akan menang. Karena itulah, kita ambil peran dalam kehidupan. Demikian seperti yang disampaikan Gubernur Bengkulu Dr. Rohidin Mersyah dalam Pembukaan Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Majelis Pendidikan Kader (MPK) Pimpinan Pusat Muhammadiyah di Bengkulu, kemarin (7/2).
Berperan dalam Kehidupan
Selanjutnya Rohidin menjelaskan bahwa hakikat hidup sebenarnya hanya tiga hari, yaitu kemarin, hari ini, dan besok. Kemarin adalah cerita yang tidak mungkin bisa kita ulang lagi kalau sudah terjadi. Esok itu belum pasti. Yang ada adalah hari ini. “Maka hari ini sesungguhnya adalah kesempatan berperan, kesempatan berbuat, kesempatan mengambil bagian, dan menabung amal sebagaimana berjuang di Muhammadiyah,” paparnya.
Karena yang pasti atau yang ada adalah hari ini, kata Rohidin, maka kita akan melakukannya yang terbaik. Inilah sebenarnya yang menjadi pembeda antara orang yang menang dan orang yang kalah. Waktu berperan bagi semua orang sama. “Bedanya adalah waktu hari ini dimaknai dengan peran, tabungan amal, tanggung jawab, dan aktivitas. Waktu itu dimaknai sebagai produktivitas,” tegas Rohidin.
Empat Kata Kunci
Dalam kesempatan tersebut, Rohidin Mersyah mengungkap empat kunci bagaimana menjadi kader Muhammadiyah yang berkualitas. Mengutip Surat Al-‘Ashr, Rohidin menegaskan bahwa ada empat kata kunci agar kita dapat menjadi pemenang.
“Pertama, kunci iman adalah kepahaman,” tegas Rohidin. Menurutnya, tidak mungkin iman bisa lurus kalau kita tidak paham. Dan pemahaman itu datangnya dari “ilmu.” Dengan demikian, kalau orang berilmu, dia akan paham. Kalau orang paham, dia akan yakin. Keyakinan inilah yang akan menjadi dasar untuk mengambil peran dan tanggung jawab. Maka kunci tauhid dan iman adalah ilmu.
“Kedua, amal shaleh,” Rohidin melanjutkan. Katanya, amal dapat dikatakan sholeh jika dikerjakan dengan ikhlas dan benar. Dan untuk ke arah ini, kuncinya sama dengan iman, yaitu ilmu. “Tidak mungkin kita bisa melaksanakan amal dengan benar tanpa memiliki ilmu.”
“Ketiga, nasehat kebenaran,” lanjutnya. Rohidin menegaskan bahwa kita butuh membuka ruang hati dan pikiran. Untuk ke arah ini pun kuncinya sama dalam menerima dan menasehati orang, yaitu dengan ilmu. Jika tidak, maka ia akan hancur. Semakin banyak orang membaca dan menerima ilmu, maka seorang semakin terbuka. “Karena itu, orang dikatakan sombong adalah orang yang menolak nasehat kebenaran atau ilmu pengetahuan.”
“Keempat, nasehat kesabaran,” jelas Rohidin kembali melanjutkan. Menurutnya, sabar itu tidak bisa dimaknai tidak marah. Sabar juga jangan dimaknai berkata lemah lembut, tidak menangis. Ada tiga ciri sabar menurut Rohidin, yaitu mental stabil, tidak mengeluh, dan tidak putus asa.
Rakornas MPK PPM
Sebelumnya, Dr. Rohidin Mersyah selaku Gubernur Bengkulu menyucapkan selamat datang dan terimakasih atas kepercayaan MPK PPM memilih kota Bengkulu sebagai tuan rumah penyelenggaraan rakornas. Dalam acara tersebut, hadir pengurus MPK dari 29 Provinsi se-Indonesia. Rakornas yang digelar pada 7-9 Februari mengangkat tema: “Regenerasi Kepemimpinan Muhammadiyah untuk Indonesia Berkemajuan.”
“Di kota kecil inilah tempat menjadi kelahiran Ibu Negara Hajjah Fatmawati. Yang kini telah berdiri monumen sejarah Ibu Hajjah Fatmawati, sang penjahit bendera pusaka Merah Mutih,” Rohodin menambahkan.
Sosok Fatmawati adalah putri Hasan Din, salah seorang tokoh pendiri Muhammadiyah Bengkulu. Istri Hasan Din diketahui sebagai pengurus Aisyiyah setempat. Sedangkan Fatmawati sendiri tercatat sebagai aktivis Nasyiatul Aisyiyah, organisasi otonom Muhammadiyah.
Reporter: Azaki K
Editor: Arif