Saat ini bukan hal yang asing bagi kita mengetahui tentang rasisme yang banyak terjadi baik di Indonesia maupun di luar negeri. Tindakan rasisme merupakan tindakan yang tidak terpuji yang mengganggu kenyamanan orang lain. Rasisme dapat menyebabkan kericuhan dan merusak ketenangan dan kedamaian. Akibat dari hilangnya rasa kepedulian dan sikap menghargai terhadap sesama.
Perbedaan ras, suku, agama, dan lainnya bukan suatu permasalahan untuk dijadikan bahan cemooh dan saling menjatuhkan. Adanya perbedaan agar bisa saling mengenal, saling memahami, dan saling mengerti. Dalam agama juga diajarkan untuk dapat menghargai perbedaan.
Apa itu Rasisme?
Rasisme adalah perilaku dari suatu kelompok tertentu yang beranggapan bahwasannya kelompok mereka lebih tinggi atau superior dari pada kelompok lain. Anggapan inilah yang mengakibatkan munculnya tindakan rasis.
Rasisme mengarah pada perbedaan kondisi fisik seseorang, seperti warna kulit yang kemudian pula melahirkan adanya rasa unggul terhadap rasnya sendiri.
Rasisme juga dapat dimaknai sebagai sebuah paham di masyarakat yang memiliki anggapan superioritas dan senioritas atas dasar fisik atau kelainan lainnya secara biologis.
Rasisme mengakibatkan adanya dominasi terhadap ras yang dianggap tidak berdaya atau ras yang inferior. Ras yang superior yang menganggap dirinya sebagai golongan yang lebih unggul.
Paham tersebut dapat terjadi di suatu kelompok, institusional, budaya maupun individual. Seperti dominasi masyarakat kulit putih terhadap masyarakat kulit hitam yang pernah terjadi di Amerika.
Masyarakat kulit hitam dikucilkan dalam hubungan sosialnya bahkan mengakibatkan diskriminasi yang berat. Selain itu, masyarakat kulit putih memiliki kontrol yang lebih tinggi atas masyarakat kulit hitam. Mereka menggunakan dominasinya untuk duduk di kursi pemerintahan (Irab, 2007).
Dalam Islam, rasisme merupakan suatu tindakan kejahatan yang harus dihilangkan dan tidak bisa dibenarkan. Pasalnya, Allah Swt tidak membeda-bedakan hambanya berdasarkan ras, agama, suku, melainkan dari ketakwaannya. Sebagaimana firman Allah Swt dalam QS. Al-Hujurat ayat 13 yaitu:
Artinya: “Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu disisi Allah ialah orang yang paling bertakwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal”.
Indanya Kedamaian Tanpa Rasisme
Rasisme memiliki kecenderungan terhadap hal-hal yang buruk. Dalam pandangan Fredickson (2005) pada (Tirahwan, Melody, & Ahly, 2021) istilah rasisme sering dipakai sebagai sebuah tindakan yang menggambarkan permusuhan dan perasaan negatif antar individu atau masyarakat.
Sejalan dengan yang di ungkapkan oleh Adi (1997), rasisme memiliki bentuk bentuk diskriminasi yang terjadi dari ras. Dapat terlihat dari adanya tempat tinggal masyarakat Barat dan Timur yang dipisahkan. Begitupun dengan pergaulan (sopan santun) dan pemilihan jodoh maupun teman.
Rasisme bahkan seperti suatu kepercayaan masyarakat yang sudah melekat dengan ras manusia. Jika dibiarkan tindakan seperti ini dapat melunturkan nilai moral dan tidak menghormati satu sama lain.
Meminimalisir Prilaku Rasis
Adapun untuk meminimalisir tindakan rasis, maka perlu adanya kerja-kerja kedamaian. Kedamaian memiliki beberapa aspek dan indikator. Diantaranya indikator peduli, dimana tidak ada ketidaktakutan dan ada rasa cinta.
Aspek menghargai perbedaan individu termasuk menghargai diri sendiri serta saling menghargai satu sama lain. Aspek kesadaran yang termasuk rasa saling terbuka. Menghargai kebaikan orang lain, merasa nyaman dalam kehidupan, dan sikap aman terhadap orang lain (Supriyanto & Wahyudi, 2017).
Dari Aspek dan indikator kedamaian tersebut, bahwa jika tiap individu mampu memiliki kesadaran terhadap aspek dan indikator yang ada. Maka akan mampu mengatasi tindakan rasis. Setiap individu harus memiliki kesadaran untuk saling menghormati satu sama lain dan menghormati perbedaan.
Upaya saling menghormati akan berdampak positif pada kerukunan dan kemajuan bangsa kedepanya. Akibat dan dominasi yang terjadi antar ras yang memiliki anggapan superior dan inferior juga tidak ada.
Alat yang bisa digunakan dalam mewujudkan kedamaian salah satunya menggunakan media massa untuk tujuan kohesi sosial. Kohesi berarti penyatuan masyarakat untuk dapat bersatu kembali.
Media massa harus melakukan peliputan secara benar dan jujur. Pada realitasnya yang terjadi saat ini, media massa cenderung hanya menyampaikan informasi secara sepihak. Sehingga mengakibatkan masyarakat cenderung mendapatkan informasi yang tidak utuh.
Kecenderungan media yang seperti itu juga dapat mengakibatkan isu rasisme sulit terselesaikan. Diharapkan kedepannya media dapat dengan baik menciptakan narasi kedamaian untuk masyarakat yang saat ini didominasi oleh tindakan rasisme melalui informasi-informasi yang ada.
Kesimpulan
Adapun kesimpulannya, rasisme dapat terjadi kepada siapa saja dengan ciri dominasi antar individu maupun kelompok. Apalagi adanya perasaan superior antar individu atau kelompok yang berbeda.
Hal tersebut merupakan tindakan yang buruk sehingga diperlukan tindakan kesadaran pada individu ataupun kelompok. Tugas kita adalah menumbuhkan rasa dan sikap saling menghormati dan menghargai individu maupun kelompok yang berbeda. Sehingga terciptanya lingkungan dan masyarakat yang sehat dan damai.
Referensi:
Daniel Surya Andi Pratama. Representasi Rasisme Dalam Film Cadillac Records. Surabaya Jurnal E-Komunikasi. Vol 4, Nomor 1, T 2016
Irab, Y. (2007). Rasisme. Jurnal Jaffray, 50-58.
Supriyanto, A., & Wahyudi, A. (2017). Skala Karakter Toleransi: Konsep dan Operasional Aspek Kedamaian, Menghargai Perbedaan dan Kesadaran Individu. Jurnal Bimbingan Konseling, 61-70.
Tirahwan, J., Melody, B. A., & Ahly, M. N. (2021). Rasisme Terhadap Kulit Hitam dan Iklan H & M. Jurnal Audiens, 19-25.
Editor: Faizin