Perspektif

Resiprokal Diri dengan Cara Bermedsos

2 Mins read

Melalui tulisan sebelumnya, salah satu faktor yang disebutkan oleh penulis dari making of echo chamber adalah faktor manusianya. Selang satu hari tulisan itu rilis, muncul trending baru di jagat medsos yang menghebohkan banyak orang. Padahal, bermula dari chamber yang kecil—kurang lebih, bisa viral karena hal tersebut dianggap terlalu berlebihan dalam agama. Namun, di balik viralitas itu, ada hal menarik yang bisa ditemukan untuk pendewasaan kita dalam bermedsos, yakni resiprokal diri kita dengan cara bermedsos.

Faktor Manusia

Manusia sebagai makhluk yang tak lepas dari informasi, sebetulnya bisa tidak mudah terpancing viral dari sentilan ‘kecil’. Misalnya dari klepon kemarin.

Untuk mengubah cara kita bermedsos, kita bisa mulai dengan mencari tahu, apa yang dianugerahkan Tuhan dalam tubuh kita. Caranya adalah dengan mengaktifkan RAS atau Reticular Activating System. Tujuannya apa? Tidak lain, yakni agar kita fokus pada hal-hal yang lebih penting.

Allan Pease, dalam bukunya The Answer (2016), mengatakan bahwa dalam setiap detiknya, kita bisa mendapatkan lebih dari 400 juta bit informasi. Namun, yang dikelola dan disadari oleh otak kita kurang lebih hanya sekitar 2 ribu bit informasi saja.

Ini disebabkan karena RAS atau Reticular Activating System. Mesin pengelola informasi di dalam otak kita tersebut hanya menyadari informasi sesuai yang kita perintahkan untuk disadari saja. Dalam hal ini, bisa menyangkut tentang diri kita, hal-hal lain yang disenangi, atau preferensi kita pada satu topik tertentu.

Dari hal yang demikian, respons tubuh kita pun hanya akan mengolah dan melakukan informasi yang disadari saja. Sisanya, tubuh kita akan mengabaikan informasi lain yang tak disadari, yang bukan menjadi perhatiannya. Ketika suatu saat menerima informasi baru, maka akan timbul respons yang berbeda, bisa berupa penolakan, atau mungkin sekadar mengabaikan.

Baca Juga  Peganglah Fatwa Kolektif para Ulama Kredibel, Bukan Fatwa Medsos!

Namun, RAS atau Reticular Activating System yang kita miliki ini bisa diprogram atau diatur oleh diri kita sendiri untuk tujuan tertentu.

Dalam bukunya, Allan mengatakan bahwa RAS ini punya peran penting bila kita bisa memanfaatkan informasi yang tadinya lewat begitu saja. Informasi tersebut kemudian kita jadikan untuk kebutuhan meningkatkan kualitas diri kita. Agar nanti kita bisa mencapai “sukses” hidup versi kita. RAS kita—jika belum dimaksimalkan untuk kebutuhan diri, adalah gambaran dari cara kita bermedsos selama ini, yakni melewatkan hal-hal lain yang (mungkin) sama penting.

Ada pula faktor psikologis lain yang juga menjadi cermin dari cara kita bermedsos, yaitu kecenderungan ikut andil pada satu chamber. Biasanya, karena ada kesamaan emosi yang dirasakan. Dalam studi Jose, ini lebih cenderung ketika berkaitan pada viralitas informasi tertentu. Berita mudah viral karena adanya keterkaitan emosi dan perasaan yang sama. Contoh lebih luasnya, chamber bisa mudah terbentuk karena kesamaan emosi.

Konsep Resiprokal

Faktor alamiah tersebut punya hubungan resiprokal dalam kehidupan bermedsos pula. Hubungan resiprokal viralitas yang ada di jagat medsos dengan struktur alami manusia tersebut ditunjukkan dari cara kita memilih dan mengelola informasi. Ikut serta dalam chamber media sosial juga menjadi gambaran hubungan resiprokal tersebut.

Jika kita mengikuti banyak dan beragam chamber, hal itu akan berpengaruh pada pengelolaan informasi yang mungkin lebih beragam dan lebih menyegarkan cara berpikir kita. Sebaliknya, jika semakin kecil dan sedikit chamber yang kita ikuti, bukan tidak mungkin, konsumsi kita terhadap informasi itu akan berputar di tempat.

Kedewasaan bermedsos bisa diterapkan apabila kita mulai kritis dan mau menyadari hal-hal lain yang mungkin tak kalah penting dari sekadar preferensi emosi kita. Memang, viralitas atas sesuatu di jagat medsos masih didominasi oleh faktor emosi.

Baca Juga  Perbanyak Konten Perdamaian, Wahid Foundation Gelar SALAM Forum

Akan tetapi, kita bisa mulai bijak bermedsos dengan melebarkan sudut pandang kita. Sebagaimana kita mulai menyadari hal lain yang dikelola oleh RAS sebagai informasi penting yang tidak selalu datang dari preferensi medsos kita saja.

Editor: Lely N

Avatar
4 posts

About author
Everything goes. Mahasiswi di Universitas Negeri Yogyakarta dan kader Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah KH. Ahmad Badawi UNY
Articles
Related posts
Perspektif

Kejumudan Beragama: Refleksi atas Bahtsul Masail Pesantren NU yang Kurang Relevan

3 Mins read
Bahtsul Masail, tradisi intelektual khas pesantren Nahdlatul Ulama (NU), adalah salah satu warisan berharga dalam khazanah keilmuan Islam di Indonesia. Forum ini…
Perspektif

Menjadi Guru Hebat!

3 Mins read
Peringatan Hari Guru Nasional (25 November) tahun ini mengangkat tema, “Guru Hebat, Indonesia Kuat”. Tema ini menarik untuk dielaborasi lebih jauh mengingat…
Perspektif

Mengapa Masih Ada Praktik Beragama yang Intoleran?

3 Mins read
Dalam masyarakat yang religius, kesalihan ritual sering dianggap sebagai indikator utama dari keimanan seseorang. Aktivitas ibadah seperti salat, puasa, dan zikir menjadi…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This will close in 0 seconds