News

Resmi! Muhammadiyah Dirikan UMAM, Kampus Indonesia Pertama di Luar Negeri, Begini Kisah Perjuangannya!

3 Mins read

IBTimes.ID – Muhammadiyah resmi dirikan kampus Indonesia pertama di luar negeri. Kampus yang akan langsung beroperasi pada tahun 2021 tersebut disebut Universiti Muhammadiyah Malaysia (UMAM).

Kampus ini menjadi Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM) ke 164 yang didirikan oleh Muhammadiyah, sekaligus PTM pertama yang dibangun di luar negeri. Dalam rilisnya, Haedar Nashir, Ketua Umum PP Muhammadiyah menyebut bahwa pihaknya telah mendapatkan izin dari Pemerintah Malaysia tertanggal 5 Agustus 2021.

“Ahamdulillah PP Muhammadiyah telah mendapatkan izin resmi untuk mendirikan UMAM dari pemerintah Malaysia tertanggal 5 Agustus 2021. Pendirian UMAM ini telah melalui proses, perjuangan dan usaha yang tiada henti sejak awal 2017 melalui tim yang dibentuk oleh PP Muhammadiyah,” ujar Haedar.

Pendirian UMAM, imbuhnya, merupakan wujud dari program internasionalisasi Muhammadiyah yang diamanatkan oleh Muktamar Muhammadiyah 2015. Untuk sampai pada memperoleh izin resmi, ada beberapa tahapan yang dilakukan seccara sungguh-sungguh, serius, dan melalui tahapan, prosedur, resmi dan berlaku, baik di Indonesia maupun di Malaysia. Muhammadiyah biasa bekerja dengan menjunjung tinggi hukum yang berlaku, tidak biasa dengan menerabas dan instan.

Usaha mendirikan Universitas Muhammadiyah di Malaysia sesuai ketentuan yang berlaku dimulai dengan pendirian perseroan terbatas di Malaysia pada tanggal 8 Februari 2017, dengan nama UCMM Konsortium, dengan Lembaga Pengarah Syarikat atas nama Haedar Nashir, Mohd Noh Bin Dalimin, Ahmad Dahlan Rais, dan Marpuji Ali Muanam.

Usaha pengajuan kelulusan diawali dengan penyiapan semua dokumen persyaratan sesuai ketentuan yang berlaku di Malaysia. Hal ini ditempuh dalam proses bertahap dan waktu yang panjang selama lebih tiga tahun di bawah koordinator Prof. Dr. H. Bambang Setiaji bersama Tim yang dibentuk Pimpinan Pusat Muhammadiyah.

Baca Juga  Nalar Kritis dan Tantangan Media di Era Digital

“Pimpinan Pusat Muhammadiyah bersama delegasi dan tim bertemu resmi dengan Menteri Pendidikan Malaysia Dr. Maszlee Malik, setelah itu bertemu dan bersilaturahmi kepada Tuanku Raja Perlis serta Majelis Agama Islam dan Adat Istiadat Melayu Perlis, dilanjutkan pertemuan-pertemuan lainnya kepada berbagai pihak oleh Tim UMAM,” imbuh Haedar.

Usaha pendirian UMAM tersebut memperoleh dukungan dan persetujuan dari Pemerintah Indonesia melalui Rekomendasi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia yang ditandatangani Menteri Nadiem Anwar Makarim tanggal 7 September 2020.

Dari Malaysia, menurut keterangan Haedar, usaha pendirian UMAM mendapatkan dukungan penuh dari Kerajaan Perlis melalui Raja Perlis DYTM Tuanku Syed Faizuddin Putra Ibni Tuanku Syed Sirajuddin Jamalullail, dari Majelis Agama Islam dan Adat Istiadat Melayu Perlis Khususnya Mufti Negeri Perlis Sahibus Samahah Dato’ Arif Perkasa Prof. Madya Dr. Mohd Asri bin Zainul Abidin, para pejabat dan institusi pada Kementerian Pengajian Tinggi Malaysia (khususnya Dr. Maszlee Malik, Dr. DS. Noor Aini, dan Prof. Dato’ Dr. Husaini Bin Omar), serta mitra Muhammadiyah di Malaysia terutama Prof. Dato’ Dr. Mohd Noh Bin Dalimin bersama para Guru Besar yang berkhidmat mendukung dan membantu pendirian UMAM.

Setelah semua dokumen dan persyaratan terpenuhi dengan proposal khusus pendirian Universitas Muhammadiyah yang berada di Negeri Perlis, pada proses terakhir tanggal 2 Juni 2021 dilaksanakan presentasi di Kementerian Pendidikan Tinggi Malaysia oleh Tim di bawah koordinasi Dr. Waluyo Adi Siswanto didampingi Ketua Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) Malaysia Assoc. Prof. Dr. Sonny Zulhuda, LL.B (Hons), MCL, serta anggota tim UMAM lainnya.

Pada tanggal 10 Agustus 2021 bertepatan 1 Muharam 1443 H oleh Ketua Pengarah Jabatan Pendidikan Tinggi Malaysia, Prof. Dato Dr. Husaini Bin Omar, dibacakan surat izin kelulusan dan persetujuan pendirian UMAM. Surat tersebut dibacakan dalam pertemuan resmi secara virtual antara Raja Perlis DYTM Tuanku Syed Faizuddin Putra Ibni Tuanku Syed Sirajuddin Jamalullail dengan Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Majelis Agama Islam dan Adat Istiadat Melayu Perlis (MAIPS), dan Tim Pendirian UMAM.

Baca Juga  Mambangkik Batang Tarandam: 85 Tahun Buya Syafii Maarif

Menurut Haedar, pengumuman tersebut bersifat monumental dan bermakna di saat Muhammadiyah dan kaum muslimin merayakan Tahun Baru 1443 Hijriah. Pada tanggal 11 Agustus 2021, Pimpinan Pusat Muhammadiyah menerima salinan resmi Surat Kelulusan UMAM, bahwa universitas yang diusulkan oleh syarikat UCMM Konsortium yaitu Universiti Muhammadiyah Malaysia (UMAM) dinyatakan LULUS sebagai Institusi Pendidikan Tinggi Swasta (IPTS) Malaysia.

UMAM mendapatkan izin dengan 15 program studi yang terdiri dari 5 program studi PhD, 5 Program Studi Master dan 5 Program Studi Bachelor. Surat Kelulusan UMAM bernomor JPT/BPP(U)1000-801/172 Jld.(6) tanggal 5 Agustus 2021. Selanjutnya Universiti Muhammadiyah Malaysia (UMAM) memulai proses persiapan pendirian, pendaftaran di kementrian dan mulai operasional pada program studi yang sudah disetujui sesegera mungkin. Dalam operasional UMAM bersifat terbuka untuk semua negara dan kebangsaan sebagai wujud pendidikan inklusif bagi semua di ranah global.

“Pimpinan Pusat Muhammadiyah didukung UCMM Konsorsium, Majelis Pendidikan Tinggi Penelitaian dan Pengembangan (Diktilitbang) Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Badan Pembina dan Pengelola UMAM, serta Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah (PTMA) akan bekerja sama dengan Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta maupun berbagai pihak di Indonesia dan Malaysia dalam pengembangan UMAM sebagai pendidikan tinggi yang unggul untuk menjawab tantangan pendidikan di era globalisasi dan dunia modern abad ke-21,” imbuh Haedar.

Kampus tersebut, menurut Haedar, akan membuka diri kepada seluruh warga dunia. Di 3 tahun pertama, UMAM akan membuka program Master dan Doktor terlebih dahulu. Setelah itu, UMAM akan membuka program S-1. Prof. Dr. Waluyo Adi Siswanto diamanahkan oleh PP Muhammadiyah untuk menjadi Rektor pertama kampus tersebut.

Haedar Nashir mewakili PP Muhammadiyah menyampaikan terima kasih sebesar-besarnya kepada semua pihak di Indonesia dan Malaysia. “Semoga Alah melimpahkan nikmat dan karunianya sehingga pergerakan Muhammadiyah dalam menjalankan dakwah memperoleh kemudahan,” tutupnya.

Baca Juga  Jonathan Benthall: Film Dokumenter Muhammadiyah untuk Audiens dari Barat

Reporter: Yusuf

Avatar
1420 posts

About author
IBTimes.ID - Rujukan Muslim Modern. Media Islam yang membawa risalah pencerahan untuk masyarakat modern.
Articles
Related posts
News

Isu Kepemimpinan Perempuan dalam Politik Kini Menurun

2 Mins read
IBTimes.ID – Direktur Amnesty International dan aktivis Usman Hamid menilai, isu kepemimpinan perempuan dalam politik Islam belakangan menurun. Bahkan, kata dia, jika…
News

Teladan Sumpah Pemuda Masih Relevan Hingga Kini

2 Mins read
IBTimes.ID, Jakarta (26/10/24) – Tantangan di era digital semakin besar karena informasi sangat mudah disebarluaskan dan diterima sebagai sebuah kebenaran. Itulah sebabnya,…
News

Hari Santri Nasional 2024, Santri Pondok Pesantren Afkaaruna Yogyakarta Diharapkan Jadi Ahlul Ilmi dan Ahlul Khidmah

1 Mins read
IBTimes.ID – Pondok Pesantren Afkaaruna Yogyakarta gelar Upacara Peringatan Hari Santri Nasional 2024 pada Selasa, 22 Oktober di lapangan Afkaaruna Secondary, Harjobinangun,…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This will close in 0 seconds