IBTimes.ID – Kawula17 menyelenggarakan National Kawula Survey Q2 2024. Survei ini dilakukan pada 12-21 Juli 2024. Survei ini melibatkan 408 responden berusia 17-44 tahun yang tersebar di wilayah Jawa, Sumatra, Sulawesi, Nusa Tenggara, dan Papua. Survei yang berfokus pada isu penting di kalangan generasi muda ini menyorot beberapa hal yang akan sangat penting untuk menyambut Pilkada 2024 pada November mendatang.
Survei membahas tentang 5 aspek utama, yaitu: Antusiasme Masyarakat dalam Pilkada November 2024, Pantauan Kinerja Pemerintah, Isu/topik yang dianggap penting oleh masyarakat, Ekspektasi/harapan terhadap pemerintahan selanjutnya, serta Tingkat Aktivisme Masyarakat.
Isu Prioritas Masyarakat
Pendidikan tetap menjadi perhatian utama, dengan 40% masyarakat menganggapnya sebagai isu paling penting. Baik di tingkat daerah maupun nasional, kualitas pendidikan Indonesia terus disorot dari waktu ke waktu. Isu pendidikan umumnya terkait dengan akses, regulasi, sampai pemerataan kualitas pendidikan.
Selanjutnya pendidikan, isu korupsi, ekonomi, kemiskinan, dan pekerjaan juga disorot oleh masyarakat sebagai isu prioritas. Isu korupsi membuat harapan masyarakat akan kinerja pemerintah juga diiringi dengan kecemasan. Hal ini terjadi karena seringkali isu korupsi menjadi penghalang dalam pelaksanaan program dan kebijakan. Sementara itu permasalahan ekonomi, kemiskinan, dan pekerjaan menjadi tiga isu yang ada dalam lingkup serupa terkait dengan kesejahteraan.
Sayangnya, pemerintah dinilai menampilkan kinerja buruk dalam isu-isu prioritas tersebut. Bahkan masyarakat menilai pemerintah bekerja sangat buruk pada isu korupsi (78%), kemiskinan (65%), dan pekerjaan (49%). Ketiga isu tersebut diharapkan dapat menjadi perhatian khusus pasca Pemilu 2024 dan menjelang Pilkada Serentak 2024.
Permasalahan-permasalahan menjadi masalah yang disorot oleh masyarakat. Di bidang lingkungan, polusi udara menempati posisi sebagai isu paling penting. Beberapa fenomena dalam isu lingkungan lain yang dianggap penting adalah pengelolaan sampah plastik, banjir, limbah industri, dan pemanasan global. Beberapa daerah di Indonesia lekat dengan isu-isu lingkungan ini. Misalnya di Jogja terjadi permasalahan sampah yang cukup mengganggu, sementara di Denpasar sempat terjadi kebakaran TPA Suwung Denpasar yang mengganggu pengelolaan sampah.
Masalah Terkini dan Mendesak
Riset ini juga menguak persepsi masyarakat khususnya anak muda bahwa performa pemerintah buruk dalam menangani masalah-masalah yang terjadi belakangan ini. Masyarakat menganggap pemerintah perlu segera menyelesaikan kenaikan harga bahan pokok (32%), kualitas pendidikan yang tidak merata (31%), judi online (29%), kekerasan seksual (21%), dan politik dinasti (21%).
Kenaikan harga bahan pokok terjadi pada awal hingga pertengahan 2024. Tren ini terus berlanjut sejak 2023 karena situasi di dalam maupun luar negeri. Sementara itu, kualitas pendidikan menjadi isu yang cukup banyak disorot pada tahun 2024 khususnya terkait dengan kenaikan Uang Kuliah Tunggal (UKT).
Selanjutnya, permasalahan yang banyak dibahas belakangan adalah judi online. Terdapat permasalahan judi online sebagai sebuah tindak kriminal maupun masalah-masalah turunan yang muncul mulai dari permasalahan ekonomi keluarga, kekerasan, hingga pembunuhan. Pemerintah telah menindaklanjuti permasalahan ini dengan adanya Satuan Tugas Pemberantasan Perjudian Daring (Satgas Judi Online), meski begitu belum ada hasil yang terasa dari kerja Satgas ini.
Selain harga bahan pokok, pendidikan, dan judi online terdapat masalah kekerasan seksual serta politik dinasti dan nepotisme. Saat ini perhatian masyarakat maupun pemerintah telah cukup terasa dalam isu kekerasan seksual dengan adanya UU Nomor 12 Tahun 2022 tentang Tindak Pidana Kekerasan Seksual dengan berbagai peraturan turunannya. Meski begitu, permasalahan kekerasan seksual terus bermunculan sehingga menjadi perhatian masyarakat.
Sementara itu perhatian tentang politik dinasti dan nepotisme menjadi bahasan utama setelah Pemilu 2024 yang melibatkan judicial review di Mahkamah Konstitusi (MK). Meski begitu kejadian-kejadian politik dinasti telah terjadi di berbagai daerah pada waktu-waktu sebelumnya. Dengan adanya kejadian terkait Pemilu 2024, isu politik dinasti dan nepotisme menjadi sorotan secara nasional.
Aktivisme yang Rendah
Survei ini menunjukkan bahwa masyarakat tertarik dengan isu politik. Khusus terkait dengan Pilkada Serentak 2024, 9 dari 10 masyarakat mengetahui akan diselenggarakannya Pilkada yang berarti tingkat kesadaran masyarakat sangat tinggi. Kesadaran ini juga berlanjut menjadi ketertarikan untuk ambil bagian dalam Pilkada.
Meski begitu, keaktifan masyarakat dalam politik tidak sampai menjadi aktivis melainkan terbatas pada spectator atau partisipan. Kelompok terbesar adalah spectator (40%), yang mengikuti politik secara pasif dengan menonton berita atau membaca artikel tanpa terlibat langsung. Hanya sedikit yang berada di kelompok aktivis (13%) dan gladiator (2%), yang aktif dalam partai politik, pemilu, atau organisasi politik.
Dalam menentukan tingkat aktivisme masyarakat dapat diukur dengan sikap masyarakat dalam peristiwa demokrasi maupun ketika terdapat kebijakan yang merugikan masyarakat. Ketika Pemilu, sebagian masyarakat kadang-kadang mencari informasi tentang kandidat atau isu. Sebanyak masyarakat sering atau selalu mencari informasi terkait Pemilu. Di sisi lain, ketika kebijakan pemerintah merugikan masyarakat, sebagian besar masyarakat hanya berdiskusi dengan kelompoknya. Hanya sebagian kecil yang menghubungi pejabat terkait dan melakukan aksi protes.
Dalam membangun demokrasi yang sehat, diperlukan Pemilu/Pilkada yang baik dan melahirkan pemimpin yang dapat mendengarkan keluhan dan keresahan masyarakat terhadap isu di sekitarnya. Survei ini memberikan gambaran isu-isu penting untuk diatasi dengan program jangka pendek dan jangka panjang. Selain itu, partisipasi masyarakat yang baik juga perlu didukung oleh aktivisme yang kuat agar keluhan masyarakat dapat tersampaikan ke Pemerintah dan diwujudkan dalam berbagai program.
Unduh laporan selengkapnya di sini https://kawula17.id/publikasi/
Reporter: Nabhan