Muqaddimah
Dalam jagat organisasi modern, ada sosok-sosok yang bekerja dalam senyap, namun ketekunannya menegakkan sendi-sendi kelembagaan yang kokoh. Salah satunya adalah Rosyad Saleh—seorang Aparatur Sipil Negara Muhammadiyah yang dikenal tekun, sabar, dan organisatoris.
Karier panjangnya yang ditempa dari akar gerakan mahasiswa hingga struktur tertinggi Muhammadiyah membentuk pribadi yang disiplin, sistematis, dan penuh dedikasi.
Ia pernah menjabat sebagai Ketua Umum DPP Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), Ketua Pemuda Muhammadiyah, hingga Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Ini menjadikannya figur sentral dalam sejarah panjang kaderisasi dan tata kelola organisasi ini.
Bagi Rosyad Saleh, ketertiban bukan sekadar administrasi, tetapi manifestasi spiritual dari nilai amanah. Ia kerap menegaskan bahwa “Menjaga tertib organisasi berarti menjaga marwah dan masa depan Muhammadiyah.”
Dalam pandangannya, organisasi yang modern bukanlah yang besar secara jumlah, tetapi yang teratur dalam sistem, disiplin dalam tata kelola, dan solid dalam pengabdian.
Di tangan figur seperti inilah, Muhammadiyah tumbuh bukan sekadar sebagai gerakan dakwah, tetapi juga sebagai institusi rasional yang beradab dan berperadaban.
Aktivis yang Organisatoris
Rosyad Saleh tumbuh dari tradisi aktivisme yang berakar kuat pada etika kader Muhammadiyah. Di masa mudanya, ia bukan sekadar aktivis jalanan atau orator panggung, tetapi seorang pemikir gerakan yang menempatkan organisasi sebagai laboratorium pembentukan watak.
Baginya, aktivisme harus selalu diiringi dengan kesadaran struktural dan disiplin administratif. Ia memandang bahwa organisasi tanpa tertib ibarat tubuh tanpa tulang—mudah goyah, mudah retak, dan kehilangan arah.
Dalam setiap jabatan yang diembannya, Rosyad tidak pernah menonjolkan diri sebagai pemimpin yang gemar tampil. Ia lebih memilih peran “organisatoris sunyi”—yang menata dokumen, menyiapkan rapat, memeriksa notulen, dan memastikan bahwa setiap keputusan berjalan dalam koridor AD/ART.
Di balik kesederhanaannya, tersimpan keyakinan kuat bahwa tertib administrasi adalah ruh keberlangsungan organisasi. Ia tidak pernah lelah mengingatkan generasi penerus bahwa keberhasilan organisasi bukan hanya ditentukan oleh karisma pemimpin, tetapi oleh keteraturan sistem dan konsistensi pelaksanaannya.
Penjaga Administrasi Organisasi yang Handal
Ketekunan Rosyad Saleh dalam mengelola administrasi organisasi telah menjadi teladan dalam sejarah birokrasi Muhammadiyah. Ia memahami bahwa administrasi bukan sekadar dokumen, melainkan arsitektur memori organisasi—yang menampung gagasan, keputusan, dan arah kebijakan.
Ia memperlakukan setiap surat, notulen, dan arsip dengan penghormatan yang hampir seremonial. Di tangannya, administrasi menjadi seni menjaga kesinambungan gerakan.
Sebagai Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, ia dikenal sangat cermat dan perfeksionis. Tidak ada surat keluar tanpa verifikasi. Tidak ada keputusan tanpa catatan. Ia menjadikan sistem administrasi bukan hanya instrumen teknis, tetapi alat kontrol moral dan etika organisasi.
Dalam setiap tanda tangannya, ia meyakini ada tanggung jawab historis yang melekat: “Setiap keputusan adalah bagian dari sejarah yang kelak dipertanggungjawabkan, bukan hanya di forum, tapi juga di hadapan Allah.”
AD/ART Selalu Menjadi Pedomannya
Salah satu keistimewaan Rosyad Saleh adalah komitmen absolutnya terhadap Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART). Ia hafal pasal demi pasal, dan sering menjadi rujukan dalam forum ketika muncul tafsir yang beragam terhadap aturan organisasi.
Dalam pandangannya, AD/ART bukanlah sekadar dokumen statis, tetapi konstitusi moral yang menjaga keutuhan gerakan.
Ia sering mengingatkan bahwa pelanggaran terhadap AD/ART, sekecil apa pun, adalah bentuk pengkhianatan terhadap amanah jam’iyyah. Ketika sebagian orang menganggap regulasi sebagai penghambat inovasi, Rosyad menegaskan bahwa disiplin terhadap aturan justru membuka ruang bagi inovasi yang beradab dan terarah.
Dengan demikian, ia berhasil menempatkan hukum organisasi bukan sebagai “pengikat” kreativitas, tetapi sebagai rambu-rambu etis dalam berkhidmat kepada umat dan bangsa.
Ruh Organisasi dalam Tertib Berorganisasi
Rosyad memahami bahwa ruh organisasi tidak akan hidup tanpa tertib dalam sistem dan kepatuhan terhadap mekanisme. Dalam pandangannya, tertib bukanlah formalitas administratif, melainkan spiritualitas kerja kolektif.
Ia sering menuturkan bahwa “keteraturan adalah tanda kematangan spiritual.” Baginya, ketidakteraturan adalah bentuk kekacauan batin, dan administrasi yang amburadul adalah tanda lemahnya niat dan tanggung jawab.
Ruh organisasi, dalam konsepsi Rosyad, tumbuh dari disiplin bersama, kebersamaan dalam tujuan, dan ketaatan terhadap keputusan kolektif. Ia tidak menyukai improvisasi yang serampangan atau keputusan yang emosional. Semua harus disusun, dicatat, dan dikawal dengan niat tulus untuk kemajuan bersama.
Karena itu, banyak kader muda yang menjulukinya sebagai “penjaga moral organisasi”, sosok yang mengajarkan ketertiban bukan dengan ceramah, tetapi dengan keteladanan hidup sehari-hari.
Kearsipan dan Dokumentasi Keorganisasian
Di antara kontribusi terbesarnya adalah pembenahan sistem kearsipan dan dokumentasi Muhammadiyah. Rosyad memahami bahwa sejarah adalah guru terbaik bagi masa depan, dan bahwa setiap keputusan organisasi harus dapat dilacak dan diverifikasi.
Ia mendorong digitalisasi dokumen, penataan arsip pusat, serta pencatatan terstandar bagi seluruh amal usaha Muhammadiyah.
Melalui tangannya, arsip bukan lagi tumpukan kertas usang, tetapi warisan intelektual dan spiritual Muhammadiyah. Ia sering menyebut dokumen organisasi sebagai “cermin kejujuran kolektif.” Dari catatan rapat hingga piagam kerja sama, semua tersusun rapi, menandakan bukan hanya ketertiban fisik, tetapi juga integritas moral lembaga.
Berkat kerja sunyi Rosyad Saleh bersama para wakil sekretaris PP Muhammadiyah dan tim, sejarah Muhammadiyah terselamatkan dalam bentuk data yang rapi dan autentik.
Akhirul Kalam
Sesepuh Muhammadiyah ini telah kapundhut mendahului kita. Namun, ajaran tertib organisasinya abadi dalam gerakan Muhammadiyah.
Ajaran itu abadi membersamai para kader Muhammadiyah dalam menjaga tertib organisasi, ilmu yang diwariskan kepada Sekretaris Umum PP Muhammadiyah saat ini, Prof. Abdul Mu’ti, Mas Kiai Menteri, dan telah dijalankan dengan sangat baik.
Rosyad Saleh adalah simbol keheningan yang bekerja. Ia bukan tokoh yang mencari sorotan, melainkan penjaga kesunyian organisasi yang memastikan mesin besar bernama Muhammadiyah tetap berputar dengan stabil.
Di tengah derasnya arus digitalisasi, ia adalah pengingat bahwa esensi kemajuan bukan hanya inovasi, tetapi keteraturan dan amanah.
Dalam dunia yang semakin cepat, Rosyad menghadirkan ketelatenan yang lambat namun pasti. Dalam zaman yang haus popularitas, ia menghadirkan ketulusan yang tidak terukur.
Ia ibarat penjaga lentera organisasi—yang mungkin tidak tampak di panggung besar, tetapi sinarnya menuntun langkah banyak orang dalam gelapnya perjalanan gerakan.
Ketika sejarah Muhammadiyah ditulis dengan tinta keikhlasan, nama Rosyad Saleh akan tercatat bukan sebagai pejabat, melainkan sebagai penjaga ruh ketertiban organisasi—sebuah peran yang mungkin sunyi, tapi sangat berarti.
Editor: Soleh

