Ibadah

Salat Tarawih: Sejarah, Hukum, dan Keutamaannya

3 Mins read

Secara bahasa, Salat Tarawih berasal dari kata ترويحة (tarwīḥah), yang berarti waktu untuk beristirahat. Kata ini berasal dari kata kerja رَوَّحَ – يُرَوِّحُ – تَرْوِيحًا (rawwaḥa – yurawwiḥu – tarwīḥan), yang bermakna memberi istirahat atau bersantai.

Dalam istilah syariat, Aalat Tarawih adalah qiyamul lail yang dikerjakan secara berjamaah pada bulan Ramadan setelah salat Isya. Ibadah ini disebut Tarawih karena pada zaman dahulu, umat Islam memperpanjang waktu qiyamul lail atau malam dan beristirahat setelah setiap empat rakaat.

Perintah dan Sejarah

Dalam Al Qur’an disebutkan beberapa dalil tentang perintah mengerjakan Salat Tarawih. Sebagaimana contoh dalam surat Al Isra’ ayat 79:

وَمِنَ ٱلَّيۡلِ فَتَهَجَّدۡ بِهِۦ نَافِلَةً لَّكَ عَسَىٰٓ أَن يَبۡعَثَكَ رَبُّكَ مَقَامًا مَّحۡمُودًا

Artinya: “Dan pada sebagian malam, lakukanlah sholat tahajud (sebagai suatu ibadah) tambahan bagimu: mudah-mudahan Tuhanmu mengangkatmu ke tempat yang terpuji.

Menurut Mausu’ah Fiqhiyyah Kuwaitiyyah, istilah At-Tarwihah pada awalnya digunakan untuk menyebut duduk beristirahat setelah empat rakaat dalam salat malam. Kemudian, salat malam pada bulan Ramadan secara keseluruhan dikenal dengan nama Tarawih karena kebiasaan beristirahat ini.

Salat Tarawih pertama kali dilakukan oleh Rasulullah SAW secara berjamaah, tetapi beliau tidak melaksanakannya secara terus-menerus agar tidak dianggap wajib oleh umatnya. Pada masa Khalifah Umar bin Khattab, salat ini kembali dihidupkan dan dilaksanakan secara berjamaah dengan jumlah rakaat tertentu.

Waktu Salat Tarawih

Salat Tarawih dapat dilaksanakan pada waktu yang sama dengan Salat Tahajud, yaitu di sepertiga malam setelah tidur. Namun, salat ini juga boleh dikerjakan langsung setelah salat Isya. Hal ini sejalan dengan pendapat para ulama dan keterangan dalam Tafsir Al-Qur’an Al-Azhim karya Ibnu Katsir Rahimahullah, yang menjelaskan tafsiran Surat Al-Isra ayat 79:

Baca Juga  Ayah, Buka Puasalah Denganku

Allah memerintahkan Rasulullah SAW, untuk melaksanakan salat malam (Qiyamullail) setelah salat wajib (maktubah). Sesungguhnya Tahajjud itu dilakukan setelah tidur.
(Alqamah, Ibrahim An-Nakha’i, dan Al-Aswad).

Selain itu, berdasarkan hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas, Aisyah, dan beberapa sahabat lainnya, Rasulullah SAW terbiasa melaksanakan Tahajud setelah bangun tidur.

Hasan Al-Basri juga menjelaskan bahwa Tahajud dapat dilakukan setelah salat Isya, maupun setelah tidur, sebagaimana disebutkan dalam Tafsir Al-Qur’an Al-Azhim karya Ibnu Katsir.

Dengan demikian, waktu pelaksanaannya cukup fleksibel, baik langsung setelah Isya maupun di sepertiga malam terakhir, sesuai dengan kebiasaan dan kemampuan masing-masing individu.

Hukum Salat Tarawih

Nabi Muhammad SAW memiliki keistimewaan yang tidak dimiliki oleh umatnya, salah satunya adalah kewajiban melaksanakan salat Tahajjud. Dalam Tafsir Ibnu Katsir, dijelaskan bahwa firman Allah “Nāfilatan Laka” bermakna bahwa Qiyamullail diwajibkan hanya bagi Nabi Muhammad SAW, sedangkan bagi umatnya tidak.

Oleh karena itu, salat Tarawih bagi umat Islam dihukumi Sunnah Muakkadah, sebagaimana disepakati oleh tiga mazhab (Hanafi, Syafi’i, dan Hanbali), sementara Mazhab Maliki menganggapnya sebagai Nadab atau anjuran ringan (Al-Fiqhu ‘Ala Mazahib Al-Arba’ah, Al-Jaziri, Hlm. 267).

Terkait pelaksanaannya, ulama berbeda pendapat mengenai keutamaan salat Tarawih secara berjamaah atau sendiri di rumah. Imam Asy-Syafi’i, mayoritas ulama Syafi’iyyah, Abu Hanifah, Imam Ahmad, dan sebagian Malikiyyah menyatakan bahwa lebih utama berjamaah di masjid, mengikuti tindakan Umar bin Khattab yang menghidupkan kembali qiyamul lain saat ramadan secara berjamaah.

Meskipun ada perbedaan pendapat, mayoritas ulama lebih menganjurkan Salat Tarawih berjamaah karena dianggap sebagai syiar Islam yang menyerupai salat Id dan menjadi tradisi yang diwarisi sejak masa sahabat. Namun, bagi mereka yang lebih nyaman melakukannya di rumah dengan penuh kekhusyukan, hal itu juga tetap dianjurkan dan sah sesuai dengan pendapat ulama.

Baca Juga  Keutamaan Sepuluh Hari Pertama di Bulan Zulhijah

Jumlah Rakaat

Terdapat beberapa pendapat mengenai jumlah rakaat Salat Tarawih, di antaranya:

  1. Delapan rakaat – berdasarkan hadis dari Aisyah radhiallahu ‘anha bahwa Rasulullah SAW tidak pernah salat malam lebih dari 11 rakaat, termasuk witir.
  2. Dua puluh rakaat – pendapat mayoritas ulama, termasuk Mazhab Hanafi, Maliki, dan Syafi’i.
  3. Tiga puluh enam rakaat – dilakukan oleh penduduk Madinah pada masa Khalifah Umar bin Abdul Aziz.

Keutamaan Salat Tarawih

Salat Tarawih memiliki keutamaan besar, di antaranya:

  • Merupakan amalan sunnah yang dianjurkan pada bulan Ramadan.
  • Rasulullah SAW bersabda: “Barang siapa yang melaksanakan salat malam di bulan Ramadan dengan iman dan mengharap pahala dari Allah, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (HR. Bukhari dan Muslim)
  • Meningkatkan kedekatan diri kepada Allah dan meraih keberkahan malam Ramadan.

Nilai Spiritual

Salat Tarawih merupakan bagian penting dari ibadah di bulan Ramadan yang memiliki nilai spiritual tinggi bagi umat Islam. Ibadah ini menjadi salah satu momen istimewa yang hanya dapat dilakukan di bulan penuh berkah ini, sebagai bentuk penghambaan kepada Allah dan sarana untuk meraih pahala berlipat ganda.

Bagi sebagian orang, Salat Tarawih juga menjadi sarana untuk meningkatkan ketakwaan dan membangun kebiasaan beribadah secara konsisten. Dengan melaksanakan salat ini secara berjamaah di masjid, kaum Muslim tidak hanya memperoleh keutamaan ibadah yang lebih besar, tetapi juga mempererat ukhuwah Islamiyah di antara sesama jamaah. Suasana masjid yang penuh dengan doa, lantunan ayat suci Al-Qur’an, serta semangat kebersamaan semakin menambah kekhusyukan dalam beribadah.

Editor: Assalimi

Aeger Kemal Mubarok
17 posts

About author
Pendidikan Ulama Tarjih Muhammadiyah
Articles
Related posts
Ibadah

Puasa Membebaskan Manusia dari Perbudakan Hawa Nafsu

4 Mins read
Islam hadir sebagai agama rahmatan lil ‘alamin yang membawa misi pembebasan manusia dari segala bentuk perbudakan, baik fisik maupun jiwa. Melalui ajaran-ajarannya…
Ibadah

Manfaat Sujud Shalat Tarawih Perspektif Fisika

2 Mins read
Shalat Tarawih merupakan ibadah sunnah khas bulan Ramadhan yang dilakukan setelah shalat Isya. Umat Islam melaksanakannya dengan jumlah rakaat yang beragam, ada…
Ibadah

Mengapa Kita Tidak Bisa Khusyuk Saat Salat?

3 Mins read
Salat merupakan ibadah wajib bagi umat Islam. Di dalam Islam, salat termasuk sebagai rukun Islam yang kedua. Sebab, tanpa terlebih dahulu mengimani…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *